Segera Dibentuk, AEKI NTT Siap Perjuangkan Kesejahteraan Petani Kopi di NTT

aeki ntt
Pengurus BPD AEKI NTT. (ist)

LABUAN BAJO | patrolipost.com – Upaya meningkatkan kesejahteraan para petani kopi di Nusa Tenggara Timur tengah menjadi perhatian serius para eksportir kopi di Indonesia, Khususnya di NTT. Salah satu upaya awal yang dilakukan yakni dengan membentuk wadah Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) NTT.

Rapat Umum Anggota dan Pendiri AEKI NTT Pelantikan Anggota Badan Pengurus Daerah (BPD) AEKI NTT direncanakan akan dilakukan Kamis, 4 November 2022 di Labuan Bajo.

Bacaan Lainnya

Salah seorang pengusaha kopi asal NTT, Handrianus Yovin Karwayu menyampaikan pembentukan AEKI NTT dilakukan guna mendukung para petani kopi di NTT agar lebih optimal dalam memproduksi kopi yang berkualitas dan bernilai jual tinggi.

Berdasarkan Data Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, NTT masuk dalam 10 besar provinsi penghasil kopi di Indonesia. Handrianus menyampaikan rata – rata produksi Kopi NTT mencapai 24 ribu ton per tahun. Namun, kondisi ini dirasakan belum memberikan dampak positif bagi petani kopi di NTT.

“Sebagai penggerak usaha kopi, saya melihat 70 persen kopi kita belum diolah secara maksimal sehingga masih dijual secara komersial dengan harga yang jauh di bawah,” ujarnya.

Handrianus menjelaskan, harga biji kopi yang dijual murah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya kualitas biji kopi yang tidak sesuai dengan standar ekspor yang berlaku.

Untuk itu, kehadiran AEKI NTT yang merupakan asosiasi pengusaha kopi diharapkan mampu memberikan pendampingan, pelatihan serta mengakomodir hasil kopi petani di NTT sehingga turut berdampak pada kesejahteraan para petani kopi di NTT.

“Untuk sekarang karena industri kopi di Indonesia mulai meningkat sehingga AEKI bertransformasi bukan hanya eksportir tapi industrinya. Industri itu artinya mulai dari petani hingga ke konsumen yang menjadi hilirnya. Ekosistemnya itu ekosistem kopi, Kalau dulu AEKI sebatas trading, export dan import. Kalau sekarang AEKI itu masuk juga dalam industri, yang termasuk Industri kopi adalah mulai dari kebun, petani, prosesnya, pasca panen, roasting, retail, hingga ke konsumen,” ujarnya.

Momen hadirnya AEKI NTT diharapkan mampu melahirkan kolaborasi yang apik dari semua pihak sehingga upaya untuk memperkenalkan Kopi NTT ke khalayak luas dapat tercapai. Selain  terkait kesejahteraan para petani kopi, hadirnya AEKI NTT juga bertujuan mengenalkan kopi dari setiap daerah di NTT yang belum dikenal secara luas seperti Kopi Timor, Alor, Lembata dan Sumba.

“Menurut saya Ini momen yang baik untuk bekerjasama dan berkolaborasi. Kami punya misi ingin hastag bangga kopi NTT. Kita ingin kopi NTT dikenal lebih luas lagi. Harusnya orang juga mengenal kopi dari Timor, Sumba Alor dan Lembata kita ingin mempublikasikan kopi dari NTT,” ungkapnya.

Ekspor biji kopi NTT, khususnya Flores ke sejumlah negara seperti Amerika, Eropa, dan Asia, selama ini dilakukan melalui Surabaya. Panjangnya alur distribusi ekspor biji kopi ini dinilai menjadi salah satu alasan harga kopi di tingkat petani kurang menjanjikan. Untuk itu, Handrianus menyebutkan hal lain yang akan dilakukan AEKI NTT yakni untuk memastikan produk ekspor Kopi Flores yang dikirimkan melalui Surabaya dikenal sebagai Kopi asal Flores maupun NTT.

“Bagi kami pemain kopi, kita berkepentingan dengan buyer, kami sudah ekspor tapi kalau belum dicatat yang datang itu kopi dari tempat lain. Kita sebagai pemain kopi dirugikan sehingga kami berkepentingan untuk itu. Ini sangat penting selama ini Pemda kita kurang paham. Asal barang ini apakah dicatat atau tidak. Kebanyakan ekspor kita lepas dari Flores, portnya di Surabaya, kemungkinan besar orang mencatat itu asal Surabaya bukan Flores sehingga misi kami ingin memastikan kita sama sama soal ini,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelantikan Pengurus BPD AEKI NTT, Alvredo Sebastianus Soi Puli menyampaikan, pelantikan BPD AEKI NTT sendiri akan dihadiri oleh Wakil Gubernur NTT, Yosef Nai Soi serta sejumlah eksportir yang tersebar di Indonesia. Selain itu pihaknya turut menghadirkan pihak  terkait yang akan berhubungan dengan kegiatan ekspor kopi NTT nantinya.

“Pak Wagup NTT akan hadir, selain itu kita juga mengundang Dinas Kehutanan NTT dan Mabar, selain itu ada beberapa senior kita yang telah bergerak di industri kopi. Dari pusat ada Bapak Abdul Latif pembina kami. Ketum kami eksportir besar di Indonesia, pihak perbankan, bea cukai juga kita hadirkan. Momentum pelantikan ini bisa memberikan semangat baru untuk perkembangan Kopi di NTT,” terangnya.

Saat ini kopi NTT menempati urutan ke 5 sebagai produsen kopi yang memiliki serapan terbesar di Indonesia, di bawah Gayo (Aceh), Toraja (Sulawesi) Sidikalang (Sumatra Utara) dan Bali. Upaya untuk mengembangkan serta mempublikasikan kekhasan serta keunikan kopi NTT tentu merupakan kerja bersama demi kemajuan kopi NTT. (334)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.