Sandiaga Uno: Desa WIisata Simbol Kebangkitan Ekonomi Nasional

Sandiaga Uno saat berada di Desa Mas, Ubud, Gianyar. (ist)

GIANYAR | patrolipost.com – Anugerah Desa Wisata Indonesia 202 (ADWI) merupakan salah satu program pengembangan kepariwisataan Indonesia yang sedang digalakkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Bertemakan “Indonesia Bangkit”, program ini diharapkan mampu mewujudkan visi “Indonesia sebagai Negara Tujuan Pariwisata Berkelas Dunia, Berdaya Saing, Berkelanjutan dan Mampu Mendorong Pembangunan Daerah dan Kesejahteraan Rakyat”.

Pihak Kemenparekraf menyelenggarakan acara sosialisasii ADWI (22 Mei sampai 25 Juni 2021) di Desa Mas, Kampung Wisata Banjar Tarukan, Ubud, Gianyar, Rabu (26/5/2021), yang merupakan perkampungan seniman Ubud yang memiliki potensi besar dalam bidang seni dan budaya yang menjadi salah satu daya tarik wisatawan dalam dan luar negeri.

Bacaan Lainnya

Banjar dengan sebutan ‘Tarukan Tourism Village’ dipersiapkan sebagai objek wisata dengan penataan lingkungan yang sedemikian rupa. Bangunan balai banjar dihiasi dengan ukuran relief yang sangat indah, model satu-satunya di Bali.

Masyarakat setempat sejak tahun 1970 mampu menampilkan seni drama yang pentas hingga ke Jakarta sebagai Duta Bali. Desa Mas memiliki pemandangan persawahan dan kegiatan wisata alam yang didukung oleh wisatawan mancanegara.

Sebuah acara yang menggabungkan kekuatan sosial media dan media mainstream, diisi dengan kunjungan menjelajah desa wisata yang berkembang maupun berkelanjutan di daerah regional dan dilaksanakan dengan mengikuti Protokol Kesehatan (Prokes). Desa Mas dipilih dalam kegiatan sosialisasi ini, karena dikenal sebagai desa pemahat tertua sejak tahun 1930 dan terkenal di pasar Eropa.

Hal ini merupakan salah satu daya tarik wisata bagi wisatawan internasional. Selain kriya berupa karya seni pahat, di Desa Mas juga memiliki daya tarik dibidang produk kreatif lainnya seperti, batik dan karya seni lainnya.

Desa ini secara digital juga berkembang, karena memiliki website dan youtube mengenai informasi kegiatan di desa wisata, sehingga bisa menjadi preferensi bagi wisatawan yang ingin berkunjung. Juga banyak tersedia homestay, yang sering kali digunakan bagi volunteer kemanusiaan seluruh dunia, dari Eropa hingga Amerika.

Menparekraf RI Sandiaga Salahudin Uno mengatakan, ajang ini merupakan upaya untuk mendorong desa-desa wisata berbenah dan turut serta untuk mengikuti ADWI 2021 yang bertujuan untuk membangkitkan perekonomian sektor wisata di Indonesia. ADWI sebagai program unggulan dan program andalan masyarakat untuk pelaku wisata di Indonesia.

“Desa wisata menjadi cerminan kebangkitan ekonomi di tengah hantaman pandemi Covid-19 yang juga berimbas pada ekonomi dan wisata,” ujar Sandiaga Uno.

Tujuan acara ini untuk menyosialisasikan dan mengampanyekan program ADWI 2021 agar dari 57.000 desa di seluruh Indonesia yang memiliki daya tarik wisata tergerak untuk mendaftarkan desanya ke dalam program ini melalui www.jadesta.com/adwi2021. Dari agenda 9 desa yang dikunjungi Menparekraf dan public figure memiliki tujuan memberikan acuan contoh dan motivasi desa lainnya yang ada di seluruh Indonesia untuk ikut serta mendaftarkan dan berkompetisi untuk menjadikan desa mereka sebagai pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan dan mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat.

Kegiatan ini bisa membangun motivasi bagi pengembangan desa dan menjadi penggerak ekonomi tingkat desa melalui desa wisata. Calon desa pendaftar tidak hanya bagi desa yang baru, melainkan desa wisata rintisan, berkembang dan maju yang belum mendaftarkan desanya juga bisa mengikuti program ini. Diharapkan target tahun 2021 dengan adanya “ADWI 2021” Kemenparekraf dapat mencatat setidaknya lebih dari 700 desa wisata yang masuk ke dalam data Desa Wisata Indonesia.

Acara promosi ini dilakukan langsung oleh Sandiaga Salahuddin Uno, bersama Baim Wong selaku public figure, sekaligus content creator, serta Yudist Ardhana selaku Key Opinion Leader. Acara ADWI 2021 mengusung 7 kategori penilaian bagi desa wisata pendaftar, diantaranya CHSE, desa digital, souvenir (kuliner, fesyen, kriya), daya tarik wisata (alam, budaya, buatan), konten kreatif, homestay dan toilet.

Kategori tersebut diharapkan mampu mendorong berkembangnya desa wisata menjadi wisata berkelanjutan dan sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas yang dapat diikuti oleh semua desa di Indonesia. Proses pelaksanaan kegiatan (30 April – 25 Juni 2021), registrasi online (7 Mei 2021 – 26 Juni 2021), dimana semua desa di Indonesia harus melengkapi data-data yang ditentukan.

Promosi regional (20 Mei – 24 Juni 2021), kurasi (28 Juni – 2 Juli 2021), pembekalan/workshop (5 – 16 Juli 2021) secara online dan kegiatan ini dilakukan untuk mempertajam pemahaman mengenai syarat dan ketentuan kategori dan juga sarana edukasi CHSE.

Penetuan 50 desa terbaik (16 – 20 Agustus 2021), dimana para dewan juri akan menentukan 500 desa sebagai nominasi, dan akan dipilih 50 desa terbaik, yang nantinya akan dilakukan visitasi/verifikasi oleh Menparekraf dan perwakilan dari dewan juri. Visit (23 Agustus – 12 November 2021), pada saat visit masing-masing dari 50 desa akan mempresentasikan keunggulan desa masing-maisng, sesuai dengan kategori penilaian dan akan dilakulan penilaian langsung oleh Menparekraf dan perwakilan juri.

Penentuan 10 besar (15 – 19 November 2021), dilakukan berdasarkan skor penilaian yang didapat setelah visitasi/verifikasi. Penentuan 4 besar (22 November- 3 Desember 2021), dilakukan penilaian kembali oleh dewan juri untuk memilih 4 desa terbaik dan juga voting oleh masyarakat untuk memilih 1 desa terfavorit lewat media sosial.

Serta “Malam Puncak Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021” akan dilakukan pada 7 Desember 2021, sekigus pengumuman 4 desa terbaik dan 1 desa terfavorit. (246)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.