Sabha Yowana Banjar Sampalan Bangkitan Kesenian Prembon

yowana 22222
Sabha Yowana Banjar Sampalan Nusa Penida bina kesenian Prembon. (ist)

SEMARAPURA | patrolipost.com – Prembon merupakan kesenian dramatari yang memadukan seni tari, metembang dan bertutur. Meski tingkat kesulitan yang rumit, Sabha Yowana (SY) Yowana Banjar Sampalan, Desa Adat Dalem Setra Batununggul mampu menyuguhkan drama tari tersebut.

Penampilan perdana tersebut merupakan rangkaian upacara Ngadegang selama 11 hari. Pembina Tari, I Dewa Gede Ardha Kencana saat dikonfirmasi, Sabtu (8/1/2022) menyampaikan dramatari Prembon di luar expektasi respon dari masyakarat yang menonton. Antusias warga yang menonton dibuat kagum.

Meski begitu, kata Dewa Ardha dalam latihan lebih memberikan explorasi kepada para penari, porsi latihan hanya memberikan pakem saja selebihnya mereka (penari,red) mengimprovisasi.

“Ketika memilih dramatari Prembon sajian saat upacara Ngadegang saya bergairah melatih. Porsi latihan pada pakem dan tentunya berguru pada para senior di kanal YouTube, “ ujar Dewa Ardha.

Ia tetap monitoring perkembangan mereka (penari,red) saat latihan tiada henti memberikan motivasi dan kepercayaan tinggi agar tetap optimisme ada saat sampai pada puncak performance.

Diluar dugaan dramatari Prembon mendapat tempat di hati warga, walaupun penampilan perdana bisa dimaksimalkan dengan baik.

Kelian Banjar Sampalan, I Dewa Made Suarjana memberikan acongan jempol kepada penari. Kesenian ini jarang dan bahkan tidak ada yang mementaskan sudah lama. Ketika kesenian ini dipentaskan kerinduan warga akan kesenian ini sangat tinggi.

Khusus bagi para orangtua mereka diajak nostalgia, dan bagi pemuda ini adalah awal membangkitkan kesenian yang selama ini sudah tidak dipentaskan.

“Kami sebagai pekelih Banjar atau dituakan sangat bangga. Prembon kembali bangkit poin pertamanya, selanjutnya meningkatkan kemampuan tampil untuk berikutnya, “ imbuh Dewa Suarjana.

Dalam latihan, kata Penari I Putu Suditha memanfaatkan porsi latihan dan arahan dari pembina baik kemampuan olah tari, bertutur sesuai pakem dan terus meningkatkan kemampuan belajar di YouTube.

“keterbatasan tidak menjadi penghalang kita, optimismelah penyemangat kita menampilkan yang terbaik, alhasil saat performance bisa masiksimal, “ ujar Putu Suditha. (855)

Pos terkait