Ritual Nyaagang Ngeluarang Bertepatan Hari Raya Kuningan, Dimaknai Sebagai Mengantar Roh Leluhur ke Alam Nirwana

umat 222222
Umat Hindu bertepatan dengan Hari Raya Kuningan menggelar acara Nyaagang di depan pintu pekarangan rumah. (ist)

SEMARAPURA | patrolipost.com – Ritual “ Nyaagang Ngeluarang” bertepatan dengan Hari Raya Kuningan, Sabtu (14/1/2023) bagi umat Hindu utamanya yang ada di wewengkon Desa Adat Gelgel, Klungkung sudah merupakan tradisi leluhur yang berjalan dari dulu kala secara turun menurun hingga saat ini. Dimana dipuncak perayaan hari kemenangan Dharma melawan Adharma, Hari Galungan dan Kuningan, dimana bertepatan dengan Hari Raya Kuningan warga umat di masing-masing rumah tangga menyelenggarakan ritual dan upacara Nyaagang Ngeluarang di gang atau di depan pintu rumah warga dengan menghaturkan sesajen penganan lengkap.

Acara ritual ini oleh tokoh masyarakat setempat dimaknai sebagai ritual mengantar roh leluhur ke alam keabadian dengan memberikan bekal terakhir mereka selama mereka dimaknai menunggui keturunannya selama Hari Raya Galungan dan Kuningan ini.

Bendesa adat Gelgel Jro Bendesa Putu Gede Arimbawa ST dihubungi, Minggu (15/1/2023) menyebutkan tradisi “Nyaagang” dalam pelaksanaan serangkaian Hari Raya Galungan dan Kuningan, sebagai bentuk upacara ritual penghormatan kepada leluhur, sekaligus mohonkan keselamatan keluarga yang masih ada di dunia nyata ini.

“Nyaangan merupakan rangkaian terakhir ritual terakhir dari tradisi Hari Raya Galungan dan Kuningan. Di Desa Adat Gelgel, ritual Nyagang pada Hari Kuningan yang populer dengan istilah ngeluarang, yang dimaknai sebagai upacara ritual untuk mengantar roh leluhur ketempat keabadian dengan dibekali bekal penganan secara simbolis,” ungkap Jro Bendesa Putu Gede Arimbawa ST.

Menurut warga kebanyakan menyebutkan pula tradisi Nyaagang merupakan runutan upakara selama Hari Raya Galungan dan Kuningan. Sebelumnya sehari sebelum Hari Raya Galungan pada Selasa (3/1/2023) umat Hindu melaksanakan gelaran mepatung bertepatan dengan Hari Penampahan Galungan dan mebat ulam babi (daging babi-red). Kemudian tepat pada dengan Rabu (4/1/2023) yaitu Bude Kliwon Dunggulan warga merayakan Hari Raya Galungan. Dimanadi hari suci ini warga merayakan sebagai hari kemenangan Dharma melawan A Dharma.

Seluruh umat Hindu pada hari ini mengadakan persembahyangan yang diawali di merajan rumah tangga masing masing kemudian di merajan rumah keluarga leluhur yang lain. Kemudian umat melaksanakan persembahyangan di Pura Samuan Tiga yang ada di masing-masing Desa Pekraman seperti Pura Puseh, Dalem dan Bale Agung.

Untuk di wewengkon Desa Pekraman Gelgel dilaksankan persembahyangan di Pura Puseh dan Bale Agung di wengkon Pura Dasar Buana dilanjutkan di Pura Dalem di Gede dan selanjutnya munjung di kuburan di setra Bugbugan. Ritual persembahyan khusus ini selalu dilaksanakan saat Hari Raya Galungan. Namun jika umat masih punya waktu luang umat bakal lanjutkan pesembahyangan di Pura Watu Klotok maupun di Pura Goalawah. Sementara bagi para pedagang bakal melanjutkan ritual persembahyangan di Pura Melanting yang ada di Pasar Galiran maupun di Pasar Kota Semarapura.

Menurut Klian Banjar Jelantik Kuribatu, Desa Tojan, Desa Adat Gelgel, Kadek Yogi Suarjana menyebutkan pelaksanaan Hari Raya Galungan dan Kuningan bagi umat Hindu disamping dimaknai sebagai hari kemenangan Dharma melawan A Dharma dimana umat dengan suka cita menyongsong datangnya hari besar bagi umat Hindu ini yang datangnya 6 bulan sekali kalender icaka.

Namun ada makna yang sangat spesifik bagi kebanyakan umat Hindu khususnya di Bali utamanya di Klungkung dimana dipercaya saat datangnya Hari Raya Galungan para roh leluhur datang mengunjungi masing masing rumah tangga keluarga mereka yang masih hidup dengan niatan secara bersama sama ikut bergembira dengan datangnya Hari Raya Galungan yang disucikan ini.

“Untuk itu seluruh keluarga menyiapkan penganan suci yang dipersiapkan di sanggah merajan maupun di Balai dangin masing masing rumah tangga untuk menyambut kedatangan roh suci keluarga leluhur yang datang berkunjung selama Hari Raya Galungan sampai Kuningan ini,” ungkapnya.

Lebih lanjut menurutnya sejatinya roh leluhur yang dipercaya datang mengunjungi keluarga mereka yang masih hidup dimulai sejak datangnya hari sugian Jawa dan akan kembali ke nirwana bertepatan dengan Hari Raya Kuningan yang jatuh pada Sabtu saniscara wuku Kuningan, Sabtu (14/1/2023).

“Saat pelepasan atau perpisahan kembalinya roh leluhur ke Nirwana digelar dengan upacara ritual Nyaagang atau Ngeluarang,” pungkasnya.

Bertepatan dengan upacara ritual Nyaagang inilah dipercaya oleh sebagian umat Hindu khususnya yang ada di Desa Adat Gelgel Klungkung, sebagai pemungkas ritual peringatan maupun pelaksanaan Hari Raya Galungan dan Kuningan ini. (855)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.