PSR Sosialiasi Program Integrasi Ekosistem Ultra Mikro Kumpulkan 100 Pelaku Usaha

Sosialiasi program integrasi ekosistem ultra mikro oleh Puti Supadma Rudana (PSR).

 

Bacaan Lainnya

 

DENPASAR | patrolipost.com – Putu Supadma Rudana (PSR) yang merupakan Anggota Komisi VI DPR RI dapil Bali  yang membidangi perindustrian, perdagangan, UMKM, koperasi, investasi dan BUMN, mengumpulkan 100 pelaku usaha ultra mikro, mulai pedagang asongan, pedagang klepon, tipat cantok, pedagang canang, di Hotel Sindhu Beach Sanur, Selasa (1/6/2021) dalam sosialiasi program integrasi ekosistem ultra mikro.

Aksi Supadma Rudana ini, bergerak cepat sebagai fasilitator, membuka akses permodalan untuk membangkitkan ekonomi masyarakat kecil yang terdampak Pandemi Covid-19 karena ambruknya pariwisata Bali ini, dengan menggandeng BRI, Pegadaian, PNM (Permodalan Nasional Madani). Program integrasi ekosistem ultra mikro merupakan kegiatan literasi keuangan, mengerti pengelolaan kredit usaha, berhak memperoleh akses kredit dengan syarat tergabung dalam asosiasi pedagang.

Kegiatan yang dihadiri  perwakilan dari BRI, Pegadaian, PNM ini, Anggota Fraksi Demokrat DPR RI Supadma Rudana memberikan literasi pengelolaan keuangan, modal usaha, kredit usaha ultra mikro dengan konsep maju bersama, “sagilik saguluk salunglung sabayantaka paras paros sarpanaya, saling asah asih asuh”.

Kata Supadma Rudana ada 57 juta pelaku ultra mikro yang selama ini bermodalkan usaha antara Rp 1 juta sampai Rp 10 juta di Indonesia. Namun baru sekitar 20 persen yang tersentuh akses lembaga keuangan formal. Dengan program integrasi ekosistem ultra mikro modal usaha diberikan tanpa agunan dengan bunga ringan.

“Saya untuk di Bali mengajak para pelaku usaha ultra mikro ini bangkit di tengah Pandemi Covid-19, yang belum bisa diprediksi kapan akan berakhirnya dengan memahami pola pengelolaan modal usaha, memahami literasi keuangan, mengerti mana modal , mana profit, dalam manajemen usaha kecil. Tujuannya, ketika pelaku usaha ultra mikro ini dapat modal usaha paham cara mengelola, sehingga bisa memajukan usahanya,” ungkap Supadma Rudana.

 

Tidak sekedar berteori, Supadma Rudana  selaku anggota Komisi VI DPR RI meminta pihak BRI, Pegadaian, PNM yang selama ini menjadi lembaga keuangan papan atas di bawah BUMN, supaya menyalurkan kredit usaha dengan pola birokrasi dan persyaratan yang lebih mudah.

“Kita minta kepada BRI, Pegadaian, PNM supaya memberikan akses kredit usaha kepada ultra mikro dengan akses cepat, mudah, murah dan aman. Cepat dan mudah dengan persyaratan yang simple, murah dalam arti suku bunga yang terjangkau, dan aman dalam arti pinjaman yang sah memenuhi prinsip-prinsip perbankkan,” ujar Wakil Ketua Badan Kerjsama Antar Parlemen ini.

Selama ini katanya, kita miris mendengar masyarakat kecil di kejar-kejar pinjaman online (pinjol), dan praktek pinjam meminjam ilegal yang sampai melibatkan debt colector.

“Program integrasi ekosistem ultra mikro ini akan terus kita gelar di Bali. Kita mempercepat kebangkitan ekonomi masyarakat kecil yang terdampak Pandemi Covid-19, status legal dan aman,” tegasnya.

Supadma Rudana dihadapan pelaku usaha ultra mikro yang sebagian besar berjualan di pasar tradisional ini meminta, ketika nanti akses permodalan bisa diperoleh dari BRI supaya digunakan dan dikelola dengan disiplin.

“Saya berpesan, bahwa kunci keberhasilan dalam mengelola keuangan dan modal usaha adalah disiplin. Tahu mana modal usaha, mana keuntungan. Tidak berperilaku konsumtif membelanjakan modal untuk barang yang tidak bernilai ekonomi. Jangan utak atik modal usaha untuk hal konsumtif. Tapi kembangkan modal usaha, sehingga kawan-kawan yang awalnya kelompok ultra mikro naik menjadi usaha mikro,” ajak Supadma Rudana.

Supadma Rudana berpesan seperti itu ada alasannya. Sebab, dirinya sebelum menjadi pengusaha, praktisi pariwisata dan meniti karir di politik sebagai anggota wakil rakyat, lahir di tengah -tengah keluarga yang bersahaja.

“Saya sangat lekat dengan usaha ultra mikro, UMKM ini. Keluarga kami mengawali usaha dari ultra mikro, pedagang kecil yang ngasong di Kawasan Pariwisata Sanur. Jadi saya merasakan bagaimana perjuangan pelaku usaha ultra mikro ini. Punya modal usaha dari pinjaman bank tidak diutak-atik, tapi disiplin dikelola. Dari sedikit menjadi banyak,” ujar Supadma Rudana.

Supadma Rudana mendorong dan memotivasi juga pelaku ultra mikro untuk menggunakan kemajuan teknologi digital dalam memasarkan produknya, di tengah kompetisi ketat usaha dan pemasaran produk saat ini.

“Perkembangan teknologi tidak bisa ditolak. Harus diikuti. Walaupun pedagang kelepon, pedagang tipat cantok, bisa juga memasarkan produknya dengan online, memanfaatkan teknologi digital,” pungkasnya. (wie)

 

 

Pos terkait