PN Singaraja Vonis Suami Bunuh Istri Sedang Hamil 13 Tahun Penjara

bunuh istri
Putu Ardika (41) sesaat akan menjalani sidang putusan di PN Singaraja. (cha)

SINGARAJA | patrolipost.com – Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Singaraja memvonis Putu Ardika (41) dengan hukuman 13 tahun penjara. Hukuman yang diterima pelaku pembunuhan terhadap istrinya sendiri Luh Suteni (40) yang dalam kondisi hamil delapan bulan divonis lebih ringan 2 tahun dari tuntutan 15 tahun yang diajukan oleh jaksa penuntut umum (JPU).

Vonis tersebut disampaikan Majelis Hakim dengan ketua I Made Bagiarta, dengan anggota Wayan Eka Satria Utama dan Pulung Yustisia Dewi dalam sidang pembacaan putusan, Senin (10/4) di Ruang Sidang Kartika PN Singaraja.

Oleh Majelis Hakim terdakwa Putu Ardika dinyatakan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan berencana seperti diatur pada  Pasal 340 KUHP sebagaimana dalam dakwaan primair JPU. Menurut Majelis Hakim, terdakwa tak terbukti melakukan pembunuhan berencana karena peristiwa itu terjadi seketika.

Menurut Majelis Hakim terdakwa Putu Ardika terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan sebagaimana diatur pada Pasal 338 KUHP seperti dalam dakwaan subsidair JPU.

“Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 13 tahun,” tegas Hakim Bagiarta.

Selain itu Hakim Bagiarta menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. “Dan menetapkan agar terdakwa tetap dalam tahanan,” tambahnya.

Sementara hal yang memberatkan perbuatan terdakwa Putu Ardika, dianggap sangat tidak berperikemanusiaan karena dilakukan terhadap istri dan janin yang ada dalam kandungan istrinya sendiri. Sedang yang meringankan, terdakwa berterus terang dan menyesali perbuatannya serta merupakan tulang punggung keluarga.

Atas putusan tersebut terdakwa Putu Ardika langsung menyatakan menerima. Ia juga menyampaikan permohonan maaf di hadapan Majelis Hakim. “Saya terima putusannya, Yang Mulia. Saya mohon maaf kepada masyarakat umum, negara juga atas kesalahan yang saya lakukan,” ujarnya.

Hal yang sama juga dinyatakan JPU Gusti Putu Karmawan yang tidak mengajukan upaya banding.

Untuk diketahui, terdakwa Putu Ardika nekat menghabisi nyawa istrinya sendiri Luh Suteni (40), yang dalam kondisi hamil delapan bulan, pada 28 Oktober 2022 dinihari lalu di rumahnya di Desa Tirtasari, Kecamatan Banjar, Buleleng. Sebelum kejadian itu, hubungan rumah tanggga keduanya sering terjadi cekcok.

“Terdakwa sejak lama mencurigai korban mempunyai selingkuhan. Namun saat itu korban tidak merespon apa yang dikatakan dan ditanyakan. Tidak mendapat jawaban yang memuaskan, terdakwa  merasa gelisah,” beber JPU Gusti Karmawan.

Puncaknya, terdakwa Putu Ardika yang sedang terjaga pada dini hari itu, emosi saat melihat istrinya tidur. Ia lalu mendekap mulut dan hidung, serta mencekik leher korban sampai lemas. Selanjutnya, ia mengambil alu (alat penumbuk padi) dan memukul wajah korban 3 kali dengan alu tersebut hingga korban bersimbah darah.

Tak hanya itu  terdakwa Putu Ardika kembali ke gudang dan mengambil sebilah golok dan menggorok leher istrinya yang sedang mengandung janin laki-laki berusia 36 minggu dan dinyatakan meninggal dunia.

Mengetahui korban sudah tak bernyawa, golok tersebut ditinggalkan terdakwa di atas kasur kemudian terdakwa menuju rumah pamannya di Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, Buleleng. (625)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.