PMI Gandeng Wianta Foundation Gelar Donor Darah di Wantilan DPRD Bali

Suasana donor darah kerjasama Wianta Fundation dengan PMI Bali di Wantilan DPRD Bali, Kawasan Renon, Denpasar, Sabtu (27/2/2021).

DENPASAR | patrolipost.com – Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Bali bekerjasama dengan Wianta Fundation menggelar donor darah yang diikuti 250 pendonor di Wantilan DPRD Bali, Kawasan Renon, Denpasar, Sabtu (27/2/2021). Dimana, sejak pandemi Covid-19 jumlah pendonor darah terus menurun hingga 30% pada kurun waktu Maret – Desember 2020.

“Sebelum pandemi pemenuhan kebutuhan darah se-Bali mencapai angka 95% dari permintaan, karena terjadi penurunan 30% jumlah pendonor, PMI hanya bisa memenuhi 70% dari permintaan,” ujar Kepala UTD PMI Provinsi Bali dr I Gede Wiryana Patra Jaya, di sela acara yang menerapkan disiplin Protokol Kesehatan (Prokes) melalui 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak aman).

Bacaan Lainnya

Ketika pemerintah memberlakukan kehidupan normal baru (new normal life) sekitar Juli-Agustus 2020, peminat donor darah sempat naik dan PMI bisa memenuhi 80% permintaan transfusi darah. Namun, kondisi menurun lagiketika diberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) pada November-Desember 2020 lalu, sehingga minat pendonor pun turun lagi dan membuat stok darah kurang bagus hingga saat ini.

Setiap hari katanya, dibutuhkan sekitar 120 kantong darah, karena terjadi, penurunan jumlah pendonor hanya terpenuhi 70%, yakni 90 kantong. Ia mengajak masyarakat untuk tidak takut mendonorkan darah saat pandemi, selain dijamin aman juga diberlakukan prokes dengan ketat, petugas telah divaksin, peralatan steril, dan diterapkan pengaturan giliran pendonor agar tak terjadi penumpukan.

PMI melakukan rutinitas pengambilan darah, mengolah, menyimpan, dan mendistribusikan, sedangkan untuk mencari pendonor memerlukan kerja sama dengan banyak mitra. Sehingga, dr I Gede Wiryana Patra Jaya mengapresiasi dan menyebut inisiatif Wianta Foundation ini sangat baik, apalagi memberikan tali kasih berupa paket sembako kepada para pendonor darah.

Selama ini, pihak PMI juga bersinergi dengan Pemprov Bali, Kodam IX/Udayana, Polda Bali, dan sejumlah BUMN. Bahkan Pemprov Bali pada 28 Januari 2021 mengeluarkan surat edaran tentang gerakan gotong royong donor darah untuk kemanusiaan.

Perwakilan Wianta Foundation, Made Beratha mengatakan, kegiatan sosial ini digelar dalam rangka memperingati 100 hari wafatnya maestro seni rupa Made Wianta. Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk melanjutkan kepedulian pelukis asal Tabanantersebut terhadap kegiatan sosial dan kemanusiaan semasa hidupnya.

“Sebagai seniman, kepedulian Pak Wianta terhadap masalah sosial kemasyarakatan dan lingkungan dilakukan secara nyata, juga dalam karya, seni instalasi, dan seni pertunjukan,” kata Beratha.

Mendiang Wianta sempat ikut donor darah dan menyambangi keluarga korban “Tragedi Bom Bali 2002” untuk memberikan santunan. Hal itu menginspirasi Wianta untuk melahirkan karya seni instalasi “Dreamland’ yang dipamerkan di Biennale Venezia (2003).

Sebelumnya, pada 1999 lalu, Wianta merespons kekerasan yang terjadi di berbagai wilayah melalui happening art “Art & Peace” di Pantai Padanggalak, Sanur yang melibatkan 2 helikopter dan 2.000 penari yang membawa kain sepanjang 2.000 meter, berisikan pesan perdamaian para tokoh dari berbagai negara.

Wianta juga pernah berpameran di California, AS, bertajuk “Art for AIDS” (1992) yang seluruh hasil penjualan karyanya disumbangkan untuk penelitian HIV-AIDS. Kemudian, bersama sejumlah seniman ia menggelar “Art for Flores”, pengumpulan dana bagi korban bencana di Flores, NTT.

“Wianta juga kerap membantu pembangunan pura, pameran amal untuk gereja, dan menyumbang ke masjid. Selain menikmati karya-karya Pak Wianta, kami juga mengenang dan ingin melanjutkan kepeduliannya terhadap lingkungan dan kemanusiaan yang akan diwujudkan Wianta Foundatian bersama para sahabat Forum Art & Peace,” ujar Made Beratha. (246)

Pos terkait