Pilkades Golo Wune Periode 2023-2029, Pesan Damai hingga Sentil Politik Uang

hasil seleksi
Pengumuman hasil seleksi dan verifikasi berkas Pilkades Golo Wune. (rob)

BORONG | patrolipost.com – Sebagai perhelatan politik paling bawah, Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) merupakan suatu perhelatan yang cukup rawan dengan hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini terungkap saat Panitia Pilkades Golo Wune, Kecamatan Lambaleda Selatan, Manggarai Timur menggelar kegiatan pengumuman hasil seleksi dan verifikasi berkas calon kades di Heso, Golo Wune, Manggarai Timur, Sabtu (25/3/2023).

Keempat bakal Calon Kades Golo Wune yang sudah mendaftar dinyatakan lolos verifikasi berkas. Pada kesempatan tersebut, keempat Calon Kades sepakat menyampaikan pesan agar perhelatan Pilkades berjalan damai.

Bacaan Lainnya

“Kami harapkan perhelatan pemilihan Kepala Desa Golo Wune Periode 2023-2029 berjalan aman, damai, jujur dan adil. Kami empat calon kades menjalin hubungan baik satu sama lain. Oleh karena itu, harapannya, para pendukung pun tidak saling menjelekkan. Saling menjaga agar perhelatan demokrasi ini tetap aman,” kata Albert Haryanto, salah satu calon Kades Golo Wune.

Hal senada disampaikan ketiga calon lainnya. Mereka sepakat agar perhelatan Pilkades yang akan datang bukan untuk memecah belah warga seperti perhelatan Pilkades sebelumnya, melainkan menjadi sarana mempererat tali persaudaraan.

Ketua Panitia Pilkades, Ferdinandus Ramli pada kesempatan tersebut pun menjelaskan jalur pengaduan jika menemukan indikasi politik uang dalam upaya memenangkan Pilkades.

“Wewenang kami terbatas hanya pada urusan daftar pemilih. Jika ada keluhan mengenai politik uang, bisa langsung diteruskan ke pihak kabupaten, pada instansi terkait,” jelas Ramli.

Sementara itu, salah satu tokoh Pemuda, Emad Gareth mengharapkan para calon kades tidak memanfaatkan situasi masyarakat yang sedang sulit dengan membagi-bagi uang untuk ‘membeli’ suara.

“Menjadi Kepala Desa adalah impian. Menuju ke sana tentunya ada bentuk perjuangan yang dilakukan. Berjuanglah dengan jalan yang benar, bukan dengan politik uang. Ini hanya sebagai langkah antisipasi sebelum hal itu terjadi. Sebab, jika ada praktek bagi-bagi uang demi dapatkan suara dari masyarakat maka perhelatan Pilkades yang bersih akan tercoreng. Pilihan rakyat bukan lagi berdasarkan nurani melainkan karena godaan uang,” paparnya.

Politik uang bisa dijabarkan dalam bentuk lain seperti bantuan berupa barang kebutuhan, misalkan bagi beras gratis, bagi material bangunan, dan sikap kedermawanan yang bersifat dadakan. (pp04)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.