Perupa Sedulur Papat Painters Group Hadir dalam Pameran Bertajuk Sandiya di Galeri Zen1

pameran sandiya
Gallery Zen1 menghadirkan 4 perupa dalam pameran 'Sandiya’. (maha)

DENPASAR | patrolipost.com – Gallery Zen1 menghadirkan 4 perupa dalam pameran ‘Sandiya’. Empat perupa itu yakni, Hani Santana, Klowor Waldiyono, Masdibyo dan Nanang Widjaya dari Sedulur Papat Painters Group.

Direktur Gallery Zen1 Nicolaus F Kuswanto mengatakan, dengan menampilkan empat perupa sekaligus, harapannya karya fenomenal empat perupa itu akan dikoleksi oleh para kolektor. Sebagai pemilik galeri, Nico akan selalu mengundang para seniman lukis dengan karya yang telah terkurasi dengan baik.

Bacaan Lainnya

“Namanya galeri, kita harus kasih kesempatan tapi tetap terkurasi, karya yang sekarang dipamerkan ini, senimannya juga saya kenal dengan baik, untuk Masdibyo memang saya sudah ngefans,” kata Nico, Minggu (16/10/2022) malam.

Ada 30 karya lukisan dalam pameran Sandiya di Gallery Zen1 Kesiman. Setiap karya memiliki karakter yang unik. Hani Santana mengusung tema ‘Nyekar’. Karya Hani lebih dominan menampilkan bunga.

Sedangkan, Masdibyo mengambil konsep Melody Line. Karya Masdibyo yang diboyong di Gallery Zen1 itu, baru kali pertama ditampilkan di publik.

“Untuk di Indonesia, baru di sini saya pamerkan. Sebelumnya, di Korea Selatan,” kata Masdibyo.

Satu karya yang jadi ‘pusaka’ berjudul ‘Victoria Virus’. Karya pelukis asal Pacitan, Jawa Timur itu untuk menjawab keresahan dirinya sepanjang pandemi Covid-19.

‘Virus Victoria’ yang diciptakan Masdibyo adalah penangkal dari Covid-19. Tidak mematikan tapi justru memberikan semangat untuk kembali bangkit.

“Kita harus menang melawan Covid-19, itu keresahan saya selama pandemi dan akhirnya terciptalah Victoria Virus atau virus kemenangan,” ujarnya.

Sementara, Nanang Widjaya mengungkapkan, pameran yang diikutinya pasca pandemi ini diyakini jadi awal yang baik.

“Ke depan saya sendiri berharap Zen1 bisa menampilkan lebih banyak karya pelukis Indonesia,” ujarnya.

Berpameran di Bali, menurut Nanang, memberikan getaran yang berbeda. Unsur artistik dan objek yang ada di Bali tidak pernah habis untuk digali.

Nanang mengatakan, berpameran di Bali berbeda dengan berpameran di daerah lain. Pecinta seni di Bali cukup apresiatif memandang karya seni.

“Di Bali ini kami mendapatkan banyak apresiasi disamping bertemu dengan teman-teman lama,” kata Nanang. (pp03)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.