Pertemuan Menteri Perdagangan G20 di Bali Hasilkan Rumusan Strategi Kebijakan Investasi

pertemuan mendag
Konferensi pers pertemuan The 3rd Trade Investment and Industry Working Group ( TIIWG) dan The Trade Investment and Industry Ministerial Meeting (TIIMM) di Nusa Dua, Bali, Jumat (23/9/2022). (maha)

NUSA DUA | patrolipost.com – Pertemuan tingkat Menteri Perdagangan anggota negara G20 menghasilkan Konsensus Bali Compendium. Menteri Investasi Indonesia/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengatakan, konsensus itu menjadi rumusan strategi kebijakan investasi dan promosi untuk masing-masing negara.

“Mereka membuat strategi dengan keunggulan masing-masing negara, nah ini kita sepakati. Menurut saya, ini sebuah langkah maju yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mendorong investasi berkelanjutan dan inklusif,” kata Bahlil di Nusa Dua, Bali, Jumat (23/9/2022).

Bacaan Lainnya

Dalam pertemuan itu ada 5 poin yang diperjuangkan oleh Indonesia. Bahlil mengungkapkan, hilirisasi menjadi wujud untuk menciptakan nilai tambah. Menurutnya, industrialisasi menjadi cara penciptaan lapangan kerja. Hal itu, dapat dilakukan melalui arus investasi berkelanjutan. Selain itu, Indonesia mengakomodir pemangkasan birokrasi panjang dan tidak transparan.

“Kita menyetujui dan memberikan contoh dari apa yang dilakukan Indonesia dalam membuat UU Cipta Kerja, ini bentuk dari proses transformasi yang kita lakukan terkait dengan penyederhanaan,” kata Bahlil.

Disampaikan, dalam hal kemitraan, investasi yang masuk disepakati harus berkolaborasi dengan pengusaha lokal atau UMKM. Bahlil mengatakan, konsensus itu bertujuan untuk menjadikan pengusaha UMKM menjadi tuan di negerinya sendiri.

“80 persen penyebaran investasi tidak merata, karena hanya dikuasai oleh sejumlah negara. Kita menyepakati juga pentingnya pemetaan investasi,” ujarnya.

Di sela rangkaian pertemuan G20, Indonesia mengadakan pertemuan dengan 13 negara mitra yakni, Australia, Afrika Selatan, USA, Arab Saudi, India, Inggris, Kanada, Korea, Korea Selatan, Selandia Baru, Singapura, Spanyol Uni Emirat dan Uni Eropa.

Selain itu, juga ada pertemuan dengan organisasi Internasional United Nation Economic and Social Commition for Asia and Pasific. (pp03)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.