Pelaku Usaha Pariwisata Manggarai Barat Berkeluh Kesah kepada Menparekraf Sandiaga Uno

Pelaku usaha Pariwisata Lokal Perwakilan Forum Penyelamat Pariwisata Manggarai Barat (Formapp), Rafael Todo Wela bersama Menparekraf, Sandiaga Uno, Kamis (7/1/2021).

LABUAN BAJO | patrolipost.com – Kunjungan kerja Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno ke Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT Kamis (7/1/2021) dimanfaatkan pelaku usaha pariwisata mengadukan berbagai persoalan. Mulai dari kesulitan modal usaha, peran BUMN dan koorporasi sampai kepada harapan agar meninjau ulang pembangunan sarana dan prasarana (Sarpas) pendukung pariwisata di Pulau Rinca.

Dialog antara Menparekraf dengan pelaku usaha pariwisata berlangsung di Inaya Bay Hotel, bertujuan menyerap aspirasi sekaligus mencari solusi membangkitkan perekonomian di sektor pariwista dan ekonomi kreatif akibat Covid-19. Salah satu harapan para pelaku usaha pariwisata Labuan Bajo yakni Kementerian Pariwisata dapat memberikan bantuan modal usaha bagi pelaku pariwisata Lokal yang usahanya selama ini merugi sebagai akibat dari pandemi Covid-19.

Bacaan Lainnya

Hal ini disampaikan oleh Perwakilan Forum Penyelamat Pariwisata Manggarai Barat (Formapp), Rafael Todo Wela. Menurut Rafael, pandemi Covid-19 telah menimbulkan beberapa persoalan bagi pariwisata Labuan Bajo yang dinilai sangat mengancam keberlangsungan pariwisata Labuan Bajo maupun para pelaku usaha pariwisatanya.

“Dari aspek ekonomi, kenyataannya masyarakat Labuan Bajo tidak diberdayakan, sebaliknya dipersempit ruang pencarian nafkahnya sebab harus bersaing dengan perusahaan BUMN dan koorporasi raksasa. Alhasil peran masyarakat lokal terpental dari persaingan industri wisata,” ujar Rafael.

Menurut Rafael, kondisi ini tentu sangat merugikan para pelaku pariwisata. Kemampuan ekonomi pelaku usaha pariwisata lokal tentu tidak akan mampu bersaing dengan pemodal besar. Untuk itu Rafael berharap Sandiaga Uno harus mampu melihat kondisi ini  dan menyelamatkan keberadaan para pelaku usaha lokal dengan bantuan modal usaha.

“Bahwa pelaku pariwisata lokal kekurangan modal usaha untuk membuat home stay, membuat kapal wisata sendiri, membuka tourist informasi sendiri dan resto serta souvenir sendiri. Sehingga kelihatanya bahwa masyarakat Labuan Bajo, tidak mendapatkan manfaat yang maksimal daripada geliat kota super premium ini. Usulan kami agar supaya diberikan dukungan modal usaha untuk pelaku usaha lokal,” pintanya.

Selain itu, Rafael juga berharap Menparekraf mau mengevaluasi kembali proyek pembangunan sarana prasarana (Sarpras) di Pulau Rinca yang dalam pembangunannya tidak melalui kajian ilmiah, baik kajian ekologis, Kosmologis dan Sosiologis. Hal ini dinilai berpotensi merusak ekosistem kawasan dan satwa Komodo.

“Kami usulkan agar dievaluasi kembali terkait pembangunan sarpras di Pulau Rinca dan biarkan bentangan alam asli menjadi identitas atau daya tarik tersendiri di kawasan Taman Nasional Komodo khususnya Pulau Rinca. Sehingga kita mengusung pariwisata Komodo sebagai pariwisata berbasis alam bukan sebaliknya berbasis massif yang penuh artifisial atau buatan tangan manusia,” tutur Rafael.

Rafael juga berharap agar Sandiaga Uno mau mengevaluasi kinerja Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) yang dinilai tidak membawa manfaat yang signifikan baik dalam sektor pendidikan, pelatihan dan pemberdayaan pelaku usaha pariwista lokal.

“Kehadiran BOP tidak membawa manfaat yang signifikan dalam pendidikan, pelatihan dan pemberdayaan pelaku usaha lokal, justru sebaliknya menjadi pesaing masyarakat di dalam pasar produk penjualan paket wisata. Mohon dievaluasi BOP Labuan Bajo, dan kiranya posisi direktur BOP diserahkan kepada putra daerah yang paham akan karakter dan kebijakan yang akan diambil, agar tidak terjadi benturan di tengah masyarakat,” ujarnya di hadapan Sandiaga Uno. (334)

Pos terkait