Maknai Hari Kartini, Ayu Kristi Arya Wibawa: Perempuan Bali Harus Bangga Jadi Luh Luwih yang Tangguh

ketua puspa
Ketua FK PUSPA Kota Denpasar Ny Ayu Kristi Arya Wibawa. (ist)

DENPASAR | patrolipost.com – Memaknai semangat Hari Kartini 2022, perempuan Bali harus bangga akan jati diri yang dimiliki menjadi seorang Luh Luwih yang tangguh di dalam maupun diluar rumah. Dalam Bahasa Bali, Luh (perempuan) sering diperibahasakan sebagai Luh Luwih dan Luh Luhu.

Hal ini disampaikan Ketua Forum Komunikasi Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (FK PUSPA) Kota Denpasar yang juga istri Wakil Walikota Denpasar Ny Ayu Kristi Arya Wibawa, Selasa (19/4/2022).

Bacaan Lainnya

Ayu Kristi Arya Wibawa mengatakan Luh Luwih merupakan wanita mulia sebagai dambaan setiap orang yang dapat menjadikan dirinya sebagai guru reka terhormat dihormati dan masyhur. Sedangkan Luh Luhu artinya sampah sehingga perempuan disebut berperilaku kurang baik ibaratnya sampah masyarakat.

“Perempuan Bali sejatinya orang tangguh yang bisa mengambil semua kerjaan, peranan perempuan dalam budaya Bali sendiri sesungguhnya sangatlah kompleks,” katanya.

Lebih lanjut Ayu Kristi Arya Wibawa memberikan tips masyarakat sebagai perempuan Bali untuk membagi waktu  secara bijak dan berimbang. Terlebih untuk semua urusan baik di kantor, keluarga dan bermasyarakat. Terutama dengan melakukan pekerjaan secara tenang dan ikhlas, sehingga pekerjaan itu tidak menjadi beban. Menurutnya, perempuan juga diibaratkan pisau yang bermata 2 yang dapat menjadi Luh Luwih maupun Luh Luhu.

“Yang terpenting tetap memposisikan waktu sebagai kodrat perempuan yang cerdas dan bertanggung jawab. Jangan biarkan waktu mengatur kita tapi kita yang membagi waktu secara bijak, tetap keluarga sebagai prioritas utama,” tuturnya.

Ny Ayu Kristi Arya Wibawa menjelaskan FK PUSPA merupakan mitra pemerintah dalam memfasilitasi masyarakat khususnya dalam pemberdayaan kaum perempuan dan perlindungan kepada anak serta pemenuhan hak hak yang mereka miliki.

Dalam program-programnya bermuara pada three ends yaitu end violence against women and children (akhiri kekerasan pada perempuan dan anak) end human trafficking (akhiri perdagangan manusia) dan End Barriers to Economic Justice (akhir kesenjangan ekonomi).

Memaknai semangat Hari Kartini, Ny Ayu Kristi Arya Wibawa berharap seharusnya tidak hanya terbatas pada 21 April, namun spiritnya harus bisa ditetapkan dan diimplementasikan setiap harinya.

“Apa yang diperjuangkan Kartini dulu masih harus terus dilanjutkan meskipun begitu banyak perkembangan dalam persamaan hak, kebebasan, otonomi, serta kesetaraan yang sudah didapatkan oleh kaum perempuan kini. Terlebih bagi perempuan Bali kita harus bangga akan jati diri yang kita miliki menjadi seorang “Luh Luwih di dalam maupun di luar rumah,” tambahnya. (030)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.