KRI Nanggala Hilang Kontak Sebelum Otorisasi Peluncuran Torpedo

Inilah KRI Nanggala 402 yang pernah terlibat dalam latihan gabungan TNI AL-US Navy, CARAT-8/02 yang diadakan pada 27 Mei - 3 Juni 2002. Latihan CARAT ini berlangsung di perairan Laut Jawa, Selat Bali dan Situbondo. (ist/dok)

JAKARTA | patrolipost.com – Kapuspen TNI Mayjen TNI Achmad Riad memberikan keterangan pers kepada awak media di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Bali terkait kronologis hilang kontak kapal selam KRI Nanggala 402 , Kamis (22/4/2021).

“Saya menyampaikan dengan lebih jelas, benar memang ada lost contacts KRI Nanggala 402 kurang lebih 60 mile Utara perairan Bali,” ujar Achmad Riad.

Achmad Riad lalu menceritakan kronologis awal mula bagaimana kapal selam KRI Nanggala 402 hilang kontak.

“Pukul 03.46 KRI Nanggala 402 melakukan penyelaman, kemudian pukul 04.40 melaksanakan penggenangan peluncur torpedo nomor 8 (bukan rudal),” kata Achmad Riad.

Achmad Riad mengungkapkan saat akan dilaksanakan otorisasi peluncuran torpedo barulah KRI Nanggala 402 hilang kontak.

“Yang merupakan komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala 04.25 saat Komandan Gugus Tugas Latihan akan memberikan otorisasi penembakan torpedo, di situlah komunikasi dengan Nanggala terputus,” kata Ahmad Riad.

TNI Luruskan Faktanya
TNI meluruskan simpang siur informasi terkait proses pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan Bali. TNI menegaskan sampai saat ini kabar yang menyebutkan KRI Nanggala-402 ditemukan tidak bisa dijadikan dasar.

Salah satunya terkait laporan yang menyebutkan bahwa telah terdeteksi pergerakan di bawah air. Hal itu disebut telah dideteksi oleh KRI Raden Eddy Martadinata (KRI) Raden Eddy Martadinata (331).

“Selanjutnya dari temuan tersebut juga ada laporan di samping temuan minyak KRI REM 331 melaporkan telah terdeteksi pergerakan di bawah air dengan kecepatan 2,5 knot kontak tersebut kemudian hilang sehingga masih tidak cukup untuk mengidentifikasi kontak dimaksud sebagai kapal selam,” kata Achmad Riad.

Achmad Riad menegaskan kabar tersebut tak bisa jadi rujukan. Berita yang menyebutkan KRI Nanggala-402 sudah ditemukan tidak benar.

“Jadi saya tegaskan kembali berbagai berita yang disampaikan sudah ditemukan 21 jam itu sebenarnya belum bisa digunakan sebagai dasar. Oleh karena itu saya berharap kepada rekan-rekan media untuk tidak membuat analisa, tidak memberitakan yang mungkin belum dipastikan kebenarannya sehingga memberikan ketenangan kepada masyarakat khususnya informasi ini,” tutur Achmad Riad.

Berdasarkan keterangan tertulis Biro Humas Kemhan, KRI Nanggala-402 meminta izin menyelam pada pukul 03.00 WIB, Rabu (21/4) kemarin. Setelah diberi izin, KRI Nanggala-402 hilang kontak.

Proses pencarian pun dilanjutkan pagi ini. Sejumlah kapal milik TNI dikerahkan.

“KRI Rigel, Kapal khusus dari Singapura, sekarang tambah kapal Markas Bapak KSAL On Board, KRI Dr Soeharso,” ujar Kadispenal Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono, kepada wartawan, Kamis (22/4/2021).

Dugaan sementara KRI Nanggala-402 mengalami black out sehingga kapal tidak terkendali dan tidak bisa melaksanakan prosedur kedaruratan. Tangki BBM kapal selam itu juga diduga rusak.

Per pukul 07.36 WIB hari ini, KRI Nanggala-402 belum juga ditemukan. Namun area kapal selam hilang sudah ditemukan berdasarkan tumpahan minyak yang ditemukan kemarin.

Seperti diketahui, dalam kapal selam KRI Nanggala-402 tersebut ada 53 orang. Diagendakan, kapal selam itu seharusnya melakukan latihan penembakan torpedo. (305/snc/dtc)

 

Pos terkait