KONI Bangli Jadikan Hasil Tes Kebugaraan Acuan Keikutsertaan Atlet di Porprov

atlet bangli
Suasana pelaksanaan tes kebugaran atlet yang akan tanding di Porprov, bertempat di aula  SMAN 1 Susut. (sam)

BANGLI | patrolipost.com – Memastikan kesiapan fisik atlet yang nantinya akan terjun pada ajang Pekan Olahraga Provinsi  (Porprov) Bali XV, KONI Bangli laksanakan tes kebugaran. Tes kebugaran yang diikuti sebanyak 193 atlet  berlangsung di aula  SMAN 1 Susut, Minggu (21/8/2022). Tes keburagaran melibatkan tim dari Ganesha Sport Center (GSC). Hasil tes akan dijadikan tolok ukur keikutsertaan atlet pada Poprov.

Ketua Kontingen Bangli, I Dewa Gede Agung Adi Oka mengatakan ada 193 orang atlet yang mengikuti tes kebugaran. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kondisi para atlet. Hal-hal yang masih kurang nantinya bisa dimantapkan dalam pelatihan.

Bacaan Lainnya

“Hasil tes akan disampaikan kepada para pelatih, dengan begitu treament yang diberikan bisa sesuai,” jelasnya.

Kata Agung Adi Oka, tes akan dilakukan dua tahap, jika atlet tidak ada perkembangan dari hasil tes pertama maka hal tersebut menjadi bahan pertimbangan untuk tidak menampilkan atlet tersebut. “Kalau ada hal yang fatal maka perlu dipertimbangkan atlet tersebut bisa turun dalam Porprov,” tegas Agung Oka yang didampingi Sekretaris Kontigen Bangli, Achmad Agus Tahar.

Disampaikan pula, paling tidak dalam waktu sepekan hasil tes pertama ini dapat disampaikan kepada para pelatih.

“Kami harap semua berlatih sungguh-sungguh. Tentu harapan prestasi Bangli dapat meningkat seperti tagline Atlet Bangli Menuju Emas,” harap mantan atlet pencak silat ini.

Sementara itu, Ketua Tim GSC, I Gede Suwiwa menjelaskan tujuan dilakukan tes ini untuk meneropong atau melihat kondisi awal para atlet yang disiapkan KONI Bangli untuk mengikuti Porprov pada November mendatang.

Tim melihat komponen kebugaran jasmani/fisik para atlet. Komponen yang dimaksud seperti kecepatan, kekuatan, daya tahan, keseimbangan termasuk juga antropometri. “Dilihat antara tinggi dan berat badan para atlet,” ungkap pria asal Desa Kutuh, Kintamani ini

Memang dalam tes ini, tidak disamaratakan tetapi disesuaikan dengan pradominan. “Dasar pembeda tentu sesuai teori kepelatihan. Melihat mana yang dominan. Tentu tidak bisa disama antara atlet panahan dengan cabor yang lain,” ungkapnya.

Sebutnya untuk hasil tes maksimal keluar satu minggu. Nantinya hasil tes akan dipersentasikan kepada pelatih sehingga dapat dilakukan perbaikan pada bagian yang masih perlu dibenahi. Kata mantan atlet silat ini masih ada waktu dua bulan untuk meningkatkan kemampuan atlet, tentunya dengan latihan yang terprogram.

“Diharapkan terjadi peningkatan fisik. Salah satu yang menentukan prestasi adalah fisik. Kemudian didukung teknik yang mumpuni dan diatur oleh taktik dan strategi yang matang dari sang pelatih,” sebutnya. (750)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.