Kinerja Buruk, 11 Yowana Gema Santi di Klungkung Dijatuhi SP 2

suteja =1111
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, I Wayan Suteja. (ist)

SEMARAPURA | patrolipost.com – Pemda Klungkung tidak ingin sia sia dalam merekrut Yowana Gema Santi, dengan harapan kinerja para yowana bisa berkembang dengan baik. Karena itulah kinerja Yowana Gema Santi di Kabupaten Klungkung terus dipantau. Setelah sebelumnya 18 orang diberi surat peringatan (SP).

Namun rupanya tetap tidak berubah, untuk itu Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta kembali menjatuhkan sanksi SP kepada 14 orang yowana lagi. Tiga orang disanksi SP 1 dan 11 orang lainnya SP 2. Penyebabnya sama, Yowana Gema Santi yang direkrut melalui sistem kontrak tersebut rupanya berkinerja buruk dan ‘malas’, sehingga pengimputan data kondisi masyarakat tidak mencapai target.

Menyikapi realita tersebut Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, I Wayan Suteja, menjelaskan, sesuai target seharusnya di bulan Oktober ini penginputan data kondisi masyarakat di masing-masing desa tempat Yowana Gema Santi bertugas sudah mencapai angka 80 persen. Namun, kenyataannya justru ada yang progres pendataan masih di bawah 70 persen dari jumlah kepala keluarga (KK) di desa. Melihat kinerja yang tak optimal tersebut, akhirnya Bupati Suwirta memberi arahan agar Yowana Gema Santi yang kinerjanya di bawah target harus dikenai sanksi. Yakni berupa surat peringatan (SP).

Nah, setelah dilakukan evaluasi, Suteja mengatakan ada 14 orang Yowana Gema Santi yang kinerjanya dinilai tak optimal. Terlihat dari capaian penginputan data yang di bawah 70 persen. Sehingga, 14 orang yang tersebar di Kecamatan Banjarangkan 2 orang, Klungkung 2 orang, dan terbanyak di Nusa Penida yakni 10 orang diberikan SP. Tiga orang diantaranya diberi SP 1 dan 11 orang lainnya yang kinerjanya tidak membaik dari evaluasi sebelumnya dijatuhi SP 2.

“Yang input data di bawah 70 persen, Pak Bupati sudah arahkan untuk berikan SP 1. atau SP 2. Bahkan yang kena SP 2 ada yang input datanya masih di bawah 50 persen,” ungkapnya, Kamis (7/10).

Suteja menegaskan, kini pihaknya tidak ada kompromi lagi. Bahkan, selama menjatuhkan SP, ia tidak memberikan kesempatan tanya jawab lagi kepada yang bersangkutan. Menurut Suteja, persoalan ini terjadi murni karena faktor SDM. Jika para Yowana Gema Santi beralasan karena persoalan aplikasi, Suteja menegaskan aplikasi tidak pernah menjadi kendala. Terbukti dengan penginputan data di desa-desa lain yang bisa mencapai 80 hingga 90 persen. Demikian juga jika sinyal di Nusa Penida dikatakan sebagai penghambat, Suteja justru mempertanyakan mengapa sistem keuangan desa (Siskudes) yang juga berbasis online bisa berjalan dengan baik di Nusa Penida.

“Saya sudah simpulkan ini masalah SDM. Kita tidak berikan tanyab jawab. Kesimpulan sudah jelas ini masalah SDM yang tidak input data dengan optimal. Kalau bilang di Nusa KKnya besar-besar, di Klungkung daratan kan banyak yang KKnya besar juga,” imbuhnya.

Lebih lanjut disampaikan, dengan adanya beberapa Yowana Gema Santi yang tak bekerja dengan optimal, maka menyebabkan ketimpangan data. Yang mana seharusnya, pemerintah sudah memiliki data real kondisi masyarakat sesuai target, kini justru molor. “Sebenarnya ini target bupati agar kita punya data real di seluruh Kabupaten Klungkung. Berapa sih realnya?sehingga bisa digunakan sebagai pembanding data di lapangan dan bisa digunakan oleh semua orang. Data real ini juga nanti bisa dipakai acuan pengambilan kebijakan secara umum oleh bupati,” jelasnya seraya mengatakan penginputan data pada Oktober ini ditaget harus sudah 80 persen dan pada November harus sudah 100 persen.

Untuk diketahui, sejak tahun 2018 lalu, Pemerintah Kabupaten Klungkung telah menempatkan masing-masing satu orang Yowana Gema Santi di setiap desa/kelurahan.

“Sejatinya keberadaan para Yowana Gema Santi ini tujuannya untuk memberikan pendampingan terkait permasalahan ekonomi dan sosial di desa. Namun, semenjak adanya pandemi Covid-19, tugas para Yowana Gema Santi dialihkan untuk melakukan pendataan kondisi warga di desa tempat mereka ditugaskan. Selanjutnya data tersebut diinput secara online melalui aplikasi yang sudah diarahkan,” ujar Wayan Suteja. (855)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.