Kawasan Wisata Bedugul Lahirkan “World Tourism Harmony”

(Tengah) Ketua Pembina Yayasan Sosial Al Hidayah Bedugul, Abdurrahman bersama Ketua ISMI Provinsi Bali, H Masrur Makmur (kiri).

 

Bacaan Lainnya

 

 

TABANAN | patrolipost.com – Masyarakat Muslim dan Hindu di objek wisata Bedugul hidup saling berdampingan rukun dalam harmoni, sehingga tak heran jika Bedugul dijuluki “World Tourism Harmony”. Tidak hanya itu, berkali-kali Bedugul menerima mahasiswa nasional maupun internasional untuk melakukan studi banding harmonisasi kehidupan beragama di tengah objek wisata.

Objek wisata Bedugul yang terletak di Kabupaten Tabanan Bali ini, kurang lebih berjarak 50 km dari Kota Denpasar. Masyarakatnya yang didominasi pemeluk agama Islam dan Hindu sangat toleran. Dengan adanya tempat wisata Masjid Besar Al-Hidayah disebelah barat Danau Beratan yang bersebrangan dengan Pura Luhur Ulun Danu Beratan memberi kesan masyarakat yang bertahun-tahun hidup berdampingan tetap harmonis.

“Komunitas kami Hindu-Islam hidup harmonis dari zaman dulu, bahkan pura dan masjid berdampingan. Mati pun kami berdampingan, setra dan kuburan berdampingan menjadi satu. Ini uniknya kami disini, mungkin didunia ini terunik,” kata Ketua Pembina Yayasan Sosial Al Hidayah Bedugul, Abdurrahman yang ditemui disela-sela kunjungan Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI), Sabtu (21/11/2020).

Dijelaskan Abdurrahman, sudah banyak menerima mahasiswa nasional maupun internasional yang melakukan studi banding. Rata-rata studinya tentang keagamaan, toleransi, dan keharmonisan antar umat beragama.

“Bedugul sudah menjadi contoh nasional keharmonisan kami, ini menjadi kebanggaan kami sebagai muslim Bali asli Bedugul,” terangnya.

Abdurrahman juga mengungkapkan bahwa selama pandemi Covid-19 sangat berdampak akan pariwisata dan ekonomi masyarakat Bedugul yang notabene mengandalkan sektor pariwisata.

“Kami disini sudah menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang telah ditentukan pemerintah dan menyambut dengan konsep new normal. Kami juga dipantau langsung oleh pihak satgas,” imbuhnya.

Menurutnya, wisata Bedugul mempunyai banyak daya tarik dan potensi bisnis untuk ditawarkan terutama di desa Candikuning Bedugul yang merupakan salah satu kantong masyarakat Muslim di Bali, sehingga tepat untuk dijadikan lokasi kunjungan Silaturahmi Bisnis ke-11 (SILABIS) ISMI sebagai ajang momen sharing kreatif para saudagar dalam menyambut geliatnya pariwisata Bali.

“Ini kunjungan kali pertama dari SILABIS ke-11 yang melibatkan sekitar 250 peserta dari 25 Korwil ISMI seluruh Indonesia. Tentunya harapan kami dari kegiatan ini memberikan manfaat bagi potensi wisata Bedugul,” kata Abdulrahman.

Sementara itu Masjid Besar Al-Hidayah Bedugul terlihat berarsitektur ukiran relief khas Bali. Seluruh bangunan dihiasi ukiran perpaduan tiga warna yang didasari hitam, putih, dan emas. Dengan megahnya masjid seluas 600 meterpersegi ini berdiri menghadap ke arah timur, menyambut sunrise dan menatap anggun Danau Beratan. Masjid di ketinggian kurang lebih 1.300 meter di atas permukaan laut ini kerap melibatkan warganya dalam berbagai kegiatan, sehingga seluruh warga mempunyai rasa memiliki terhadap masjid.

Kemudian Pura Ulun Danu Bratan Bedugul juga memiliki keunikan arsitektur, suasana asri, udara sejuk dan lingkungan bersih. Pura Ulun Danu Bedugul ini terlihat seakan mengapung di atas permukaan air danau serta diselimuti kabut tipis terlihat menutupi permukaan Danau Beratan dan area perbukitan. Hal ini jadi daya tarik utama pura yang lokasinya ditepi danau.

Mesti diakui, selain keindahan panorama alam yang disuguhkan, kerukunan beragama juga menjadi daya tarik para wisatawan yang datang ke objek wisata Bedugul. Semangat “menyama braya” selalu tertanam di benak masyarakat Bedugul lantas muncullah harmonisasi kehidupan masyarakat. (cr02)

 

 

 

Pos terkait