Kasus Perebutan Hak Asuh Anak Mendominasi Selama Pandemi Covid-19

Ketua Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Bali Anak Agung Sagung Anie Asmoro S S,M Si.

 

Bacaan Lainnya

 

DENPASAR | patrolipost.com – Selama covid-19 menjadi pandemi, anak rentan menjadi korban. Tak jarang anak mengalami berbagai kasus yang disebabkan orangtuanya.

Selama pandemi covid-19, lebih dari lima kasus perebutan hak asuh anak yang ditangani Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Bali.

Adanya perebutan hak asuh anak merupakan bentuk-bentuk kekerasan orangtua terhadap anak. Kondisi ini sangat mempengaruhi masa tumbuh kembang anak.

Ketua Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Bali Anak Agung Sagung Anie Asmoro S S,M Si mengungkapkan banyaknya kasus perebutan hak asuh anak yang terjadi di Bali selama masa pandemi.

“Di mana orangtua yang bermasalah tetapi anak menjadi korban dan banyak sekali hak asuhnya diperebutkan,” kata Anak Agung Sagung Anie Asmoro, Kamis (23/7/2020).

Selaku orangtua, diharapkan mempertimbangkan soal anak sebelum memutuskan bercerai. Sebagai orangtua mestinya tidak egois karena akan berdampak fatal terhadap psikologis anak pasca orangtua bercerai.

Pihak orangtua yang memperebutkan hak asuh anak terdiri dari pernikahan warga negara asing (WNA) dan warga negara Indonesia (WNI) atau dari kedua orangtua WNI.

“Perebutan hak asuh ini kita melakukan mediasi dengan memanggil kedua belah pihak dan anak kita beri pedampingan psikolog untuk mengetahui hubungan anak dengan orang tuanya selama ini. Apakah anak tertekan atau tidak,” paparnya.

Selain itu, pengasuhan yang baik dan aman di tengah pandemi covid-19 semakin berat. Tak dapat dipungkiri bahwa masih ada saja kasus kekerasan yang menimpa anak dilakukan oleh orang tuanya. Namun, kekerasan anak di setiap daerah atau masing-masing kabupaten di Bali memiliki tingkat kasus yang berbeda-beda.

“Masih adanya kekerasan terhadap anak di masa pandemi covid-19 yang terjadi di beberapa tempat. Faktornya mungkin selama dirumah saja orang tua mengalami tekanan dan stress dengan perekonomian, jadi anak menjadi korban kekerasan di rumah,” terangnya.

Selanjutnya, Anak Agung Sagung Anie Asmoro menyampaikan bahwa semua anak harus bergembira meskipun Hari Anak Nasional di tahun 2020 berada di tengah pandemi covid-19. Sesuai dengan tema yang diusung anak terlindungi, Indonesia maju, ia berharap seluruh anak Indonesia khususnya di Bali mendapat perlindungan dan terpenuhi akan hak-haknya.

“Meskipun di rumah tapi semua hak-hak anak terpenuhi mulai dari pendidikan, perlindungan, bermainnya, serta peran orangtua sangat penting dan kita sebagai orang tua harus melindungi anak kita selama pandemi ini,” pungkasnya. (cr02)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.