Karya Pujawali di Pura Ulun Danu Batur, Pemedek Takil Bergiliran Menghaturkan Penganyar

pasang penjor
Menjelang karya, dilakukan pemasangan penjor di areal Pura Ulun Danu Batur, Desa Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli. (sam)

BANGLI | patrolipost.com – Karya Pujawali di Pura Ulun Danu Batur pada Purnama Kadasa, Kamis (17/3/2022) nanti. Pada pelaksanaanya nanti, masing-masing kabupaten di Bali mendapat giliran untuk menghaturkan bhakti penganyar. Pemedek yang akan takil untuk sembahyang dapat mengikuti jadwal atau giliran dari kabupatennya.

Dane Jero Gede Batur Duhuran menyebutkan dalam situasi pandemi Covid-19 karya pujawali di Pura Ulun Danu Batur berjalan seperti biasa. Menurutnya tidak ada mengurangi susunan upacara atau bhakti yang dihaturkan.

Bacaan Lainnya

“Sudah tiga kali karya dilaksanakan dalam situasi pandemi,” ujarnya, Minggu (13/3/2022).

Menurut Jero Gede Batur pihaknya juga telah mempersiapkan fasilitas untuk penerapan Protokol Kesehatan, termasuk juga mengatur tempat sembahyang bagi pemedek. Dalam pelaksanaan karya pujawali ini setiap kabupaten/kota di Bali dijadwalkan untuk menghaturkan bhakti penganyar. Bhakti penganyar dihaturkan mulai 20 Maret. Kemudian pemedek/umat yang mau sembahyang dipersilakan. Memang diharapkan umat ini mengikuti jadwal dari kabupatennya.

“Diharapkan tangkil bersamaan di hari kabupatennya menghaturkan bhakti penganyar. Kalau pun tidak bisa agar mengatur waktu untuk tangkil,” harapnya.

Jero Gede Batur menjelaskan, ritual pujawali yang dilaksanakan juga memohon keselamatan, kerahayuan seluruh umat. Selain itu berharap pandemi Covid-19 cepat berakhir.

Disinggung terkait persiapan karya, Jero Gede Batur mengatakan  persiapan sudah mulai dilaksanakn sejak  2 Maret lalu yang diawali nanceb rompok, ngeker dewasa, naceb sunari, mapangalang, ngingsah, netegang, nyuci, nunas tirta serta nunas beras catur.

Pada Buda Umanis Dukut, Rabu (16/3/2022) dilangsungkan upacara mainoman disusul dengan Ida Bhatara Bhatari katuran bhakti pengodal, ngangsih, katuran nyejer, katuran pasucian, ngadegang bagia pulakerti, melaspas bagia, dan mepada wewalungan.

“Mepepada  wewalungan ini untuk penyucian hewan yang menjadi sarana upacara seperti kerbau, kambing, bebek” jelasnya. (750)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.