Kain Endek dan Kerajinan Perak Bali Jadi Buah Tangan Delegasi KTT G20

endek perak
Kain endek dan perak hasil UKM lokal Bali. (maha)

NUSA DUA | patrolipost.com – Kain Endek jadi buah tangan para delegasi Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting (TIIMM) di Nusa Dua, Bali. Kerajinan kayu yang dikombinasikan dengan perak Bali juga akan menjadi cenderamata.

“Cenderamata ini unik dan khas karena buatan tangan. Sehingga, motifnya akan berbeda satu sama lain. Dalam setiap kemasan kita selipkan teks yang menceritakan makna dan sejarah singkat kain endek,” jelas Sekretaris Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional Ari Satria, Kamis (22/9/2022).

Bacaan Lainnya

Kain Endek menjadi bagian keseharian masyarakat Bali sejak mulai abad ke-16. Endek berasal dari Gendekan atau Ngendek yang bermakna diam atau tetap. Bahan kain endek sendiri tidak berubah warna.

Kain Endek yang dijadikan suvenir itu karya kelompok perajin dari komunitas Kampung Usaha Kecil Menengah (UKM) Desa Tenganan Pegringsingan, Karangasem, Bali. Masyarakat Desa Tenganan sejak lama telah mengembangkan teknik tenun songket yang dikenal dengan kain endek.

Selain endek, karya perajin perak Bali juga cukup dikenal hingga mancanegara. Dalam side event TIMM G20, juga memasukkan unsur perak ke dalam cenderamata resmi yang akan dibagikan yakni, kotak kayu untuk tempat kartu nama.

Cenderamata asli Bali ini karya usaha kecil dan menengah (UKM) lokal Suardana Silver Bali yang di Desa Celuk, Sukawati, Gianyar.

Pengelola Suardana Silver Bali Ni Wayan Ita Puspita menceritakan, kerajinan karya UKM-nya khusus dibuat oleh 5 orang perajin untuk acara G20 TIIMM. Bahan bakunya dari kayu jati hasil budidaya. Kotak kayu itu dikombinasikan dengan tulisan dan tatahan ukiran perak Patra Bali buatan tangan yang diproses secara tradisional.

“Material perak yang kami gunakan tentunya berstandar internasional sterling silver 925,” kata Ita.

Selain karya UKM Bali, pabrikan rumah tas ransel Palazo asal Bandung juga menjadi cenderamata. UKM itu jadi binaan Kementerian Perdagangan.

Menurut Ari Satria, para delegasi selevel menteri dan kepala delegasi akan diberikan seragam batik untuk dikenakan dalam beberapa program acara dengan tujuan menonjolkan nilai-nilai keindonesiaan. (pp03)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.