Kabar Duka! Seorang PMI Asal Badung Meninggal di Amerika Serikat

Keluarga almarhum I Putu Sugiartha saat berkumpul di rumah duka di Desa Sading, Kecamatan Mengwi, Badung, Selasa (21/4/2020). (ana)

MANGUPURA | patrolipost.com – Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Badung I Putu Sugiartha (42) dinyatakan telah meninggal dunia. Kabar duka ini, diterima keluarga Senin (20/4) malam melalui sambungan video call (VC) dari dokter yang merawat di RS Fort Lauderdale Amerika Serikat (AS).

Pria yang beralamat di Banjar Puseh Pengalasan, Desa Adat Sading, Kelurahan Sading, Kecamatan Mengwi ini meninggal dunia di rumah sakit Fort Lauderdale Amerika Serikat Minggu (19/5/2020)  pukul  08.00 waktu setempat, atau Senin (20/4/2020)  pukul 21.00 Wita. Almarhum adalah ABK di Kapal Pesiar Oasis of The Sea.

Kepergian I Putu Sugiartha untuk selama-lamanya di tengah wabah virus Corona ini sontak membuat kaget dan duka yang mendalam bagi keluarga dan kerabatnya yang tinggal di Badung.

“Saya tidak kuat (mendengar kabar duka, red),” ungkap Ni Gusti Nyoman Pramesti, istri almarhum saat ditemui di rumah duka, Selasa (21/4/2020).

Kabar duka ini, diterima keluarga Senin (20/4) malam melalui sambungan video call (VC) dari dokter yang merawat.

“Tadi malam tumben saya mendapatkan VC (video call) dari dokter yang merawat, setelah saya buka saya ditunjukkan suami saya sudah meninggal,” sambungnya.

Menurut Pramesti, almarhum  sudah 15 tahun bekerja  sebagai ABK, terakhir berangkat pada 29 November 2020. Suaminya telah sakit sejak tanggal 22 Maret 2020.

“Waktu itu suami saya menelepon mengaku sakit setelah selesai main voli sama teman-temanya,” kata ibu dua anak ini.

Pramesti mengaku dapat kontak terakhir dengan almarhum tanggal 31 Maret 2020. Saat itu almarhum mengaku sudah masuk rumah sakit. “Suami menghubungi saya lagi tanggal 31 Maret 2020 bahwa ia sudah masuk rumah sakit. Itu terakhir saya kontak dengan suami,” kenangnya.

Kemudian, tanggal 4 April pihak dokter yang merawatnya menghubunginya bahwa suaminya dalam kondisi kritis. Saat itu pihak dokter meminta persetujuan memasang alat di paru-paru. Keluarga langsung memberikan persetujuan.

Sebelum dinyatakan meninggal, Pramesti dan keluarganya bahkan sempat menerima kabar baik pada Sabtu (18/4/2020). Dimana kondisi suaminya mulai membaik. Namun, tak berselang lama, pihak keluarga kembali menerima kabar. Dan kabar yang diterima istri dan keluarganya justru bukan kabar baik, namun kabar duka.

“Kami sempat dihubungi kalau kondisinya kritis dan harus cuci darah.  Dan tadi malam (Senin malam, red) saya diinformasikan suami saya sudah meninggal dunia,” katanya sembari menyebut dokter tidak menyebut sakit suaminya, namun dari salah satu perawat yang kebetulan Warga Negara Indonesia, suaminya dinyatakan terjangkit Covid-19.

Sementara mengenai jenazah almarhum, I Nyoman Nasib selaku paman almarhum mengaku pihak keluarga akan menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah. ”Kami mengerti dengan kondisi ini, jadi kami tidak ada menuntut apa-apa. Kami sepenuhnya mengikuti kebijakan negara,” ujarnya.

Sementara Bendesa Adat Sading I Ketut Sudiarsa didampingi Kepala Lingkungan Puseh Pengalasan Sading I Made Puja mengaku sudah sempat berkoordinasi dengan Pemprov Bali, yang saat ini sedang berkoordinasi dengan Kemenlu dan Dubes setempat. Pada intinya pihaknya selaku Desa Adat juga menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah.  (634)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.