Jadi Korban Semburan Belerang, Pembudidaya Ikan Danau Batur Dapat Paket Sembako

Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar saat menyerahkan paket sembako bagi perwakilan pembudidaya ikan danau yang terdampak semburan belerang, bertempat di RJ Bupati Bangli. (ist) 

BANGLI | patrolipost.com – Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar menyerahkan paket sembako kepada perwakilan pembudidaya ikan Danau Batur yang terdampak semburan belerang, bertempat di RJ Bupati Bangli, Senin (26/7/2021).

Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar mengatakan, sembako ini adalah hasil gotong-royong para ASN Pemkab Bangli. Bantuan paket sembako ini tujuannya mengurangi beban masyarakat yang terdampak pandemi serta pembudidaya ikan keramba di Danau Batur karena musibah semburan belerang.

Bacaan Lainnya

“Musibah semburan belerang menyebabkan ikan yang di keramba itu mati.  Menurut laporan sudah lebih 70 ton ikan di Danau Batur mati,” ungkapnya.

Maka itu Pemerintah Kabupaten Bangli memberikan paket sembako ini untuk meringankan beban mereka para pembudi daya ikan ini melalui bantuan sembako. “Mudah-mudahan paket sembako ini bisa meringankan beban mereka paling tidak 7 hari ke depan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas PKP Kabupaten Bangli I Wayan Sarma mengatakan jumlah warga pembudidaya ikan yang terdampak semburan belerang di kawasan Danau Batur berjumlah 331 orang.

Di Danau Batur sering terjadi musibah semburan belerang, yang banyak memakan korban kematian ikan-ikan di KJA. Kemudian situasi pandemi saat ini ditambah dengan semburan belerang sehingga kesulitan masyarakat ini menjadi bertumpuk-tumpuk. “Kami mengusulkan kepada Bapak Bupati Bangli dan Wakil Bupati Bangli agar ada sekadar sentuhan kepada mereka yang terdampak semburan belerang. Dengan bantuan sembako ini mudah-mudahan bisa sedikit meringankan beban rekan-rekan di pinggir danau yang selama ini mereka melakukan usaha pembudidaya keramba jaring apung (KJA),” ungkap Wayan Sarma.

Beberapa hari lalu, semburan belerang kembali terjadi melanda kawasan Danau Batur. Semburan belerang masih terjadi di seputaran semburan semula di antaranya Seked, Kedisan dan Buahan. “Angin kencang, permukaan air berwarna keputihan, ada bau belerang yang menyengat,” jelasnya.

Terkait dampak yang ditimbulkan, sejauh ini belum dapat dipastikan. Pasalnya, masih ada semburan belerang. “Dalam kondisi seperti ini, petani juga belum berani mendekati keramba,” kata pejabat asal Tembuku ini.

Akibat semburan belerang sebelumnya, sudah dievakuasi bangkai ikan mencapai 25,9 ton.“Fenomena yang terjadi secara beruntun ini, tumben terjadi. Sebab, sebelumnya sudah sempat berhenti tanggal 23 Juli lalu. Tapi tiba-tiba kembali lagi terjadi semburan,” bebernya. (750)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.