Inilah Sosok Ari Askhara, Dirut Garuda Indonesia yang Dipecat Erick Thohir

Ari Akshara, Dirut Garuda Indonesia yang dipecat Menteri BUMN Erick Thohir.

JAKARTA | patrolipost.com – Kelakuan Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara berdampak buruk kepada jajaran direksi. Dewan Komisaris Garuda Indonesia memberhentikan sementara para direksi yang terindikasi terlibat dalam penyelundupan Harley-Davidson dan 2 sepeda Brompton yang dilakukan Ari Askhara.

Keputusan itu diambil seusai pertemuan Dewan Komisaris dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir di Kementerian BUMN. Terhitung 5 Desember lalu Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara diberhentikan sementara. Sebagai gantinya Dewan Komisaris menunjuk Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Fuad Rizal menduduki posisi Plt Dirut Garuda Indonesia.

Bacaan Lainnya

Pemberhentian sementara berlaku hingga dilaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar biasa yang akan dilakukan setelah 45 hari pengajuan kepada Otoritas Jasa Keuangan terhitung mulai Senin (9/12/2019) esok.

Menteri BUMN Erick Thohir memecat Ari Askhara setelah terbukti menyelundupkan komponen motor Harley Davidson dan dua buah sepeda Brompton menggunakan pesawat Garuda Indonesia. Akibat masuknya barang selundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton, negara mengalami kerugian sebesar Rp 532 juta sampai Rp1,5 miliar.

Ari Askhara bukanlah orang baru di perusahaan plat merah, Ia pernah menduduki posisi strategis di BUMN. Berikut ini karier Ari Ashkara yang disebut-sebut ‘sangat berkuasa’ semasa menjabat Dirut Garuda Indonesia.

Ari Askhara lahir di Jakarta, 13 Oktober 1971. Ia menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1) di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada dan pendidikan Pascasarjana (S2) Administrasi Bisnis Jurusan International Finance di Universitas Indonesia.

Perjalanan karier Ari dimulai di industri perbankan pada 1994. Saat itu ia bergabung bersama Bank Ekspor Impor Indonesia (Eksim) yang kini telah berganti nama menjadi Bank Mandiri. Selama 11 tahun berkarir hingga tahun 2005, ia pernah menduduki posisi sebagai AVP atau Assistant Vice President di perusahaan perbankan milik negara tersebut.

Di antara 2005 hingga 2014, ia berpindah ke perusahaan multinasional, di antaranya bergabung di Deutsche Bank (Vice President), Barclays Investment Bank (Director), PetroSand Indonesia (Finance Director) dan ANZ Bank (Head of Natural Resources Indonesia).

Karier Ari Ashkara di perusahaan plat merah terbilang cemerlang. Ia menduduki posisi sebagai Direktur Keuangan Pelindo III pada Mei 2014. Pada tahun 2016 ia juga pernah ditunjuk sebagai menjadi Direktur Human Capital dan Pengembangan Sistem PT Wijaya Karya.

Pada 4 Mei 2017 ia diangkat oleh Menteri BUMN Rini Soemarno sebagai Direktur Utama PT Pelindo III. Pelindo III adalah perusahaan yang mengelola dan membawahi 43 pelabuhan umum di 7 wilayah provinsi Indonesia.

Kemudian Ari Askhara ditunjuk menjadi Direktur Utama Garuda Indonesia menggantikan Pahala N Mansury. Penunjukkan ini berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 12 September 2018.

Di Garuda Indonesia, Ari bukanlah orang baru. Sebelum ditunjuk menjadi Dirut Garuda, ia pernah menduduki jabatan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko di maskapai nasional tersebut pada Desember 2014 hingga April 2016.

Karier Ari Askhara menjadi bos Garuda Indonesia berakhir, setelah dirinya dipecat oleh Menteri BUMN, Erick Thohir karena tersandung kasus penyelundupan onderdil Harley Davidson keluaran 1970-an yang didatangkan dari Prancis. Pemecatan tersebut usai Ari Askhara mengaku merupakan pemilik barang selundupan tersebut.

“Saya sebagai Kementerian BUMN akan memberhentikan saudara Direktur Utama Garuda Indonesia,” ujar Erick di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (5/12) lalu.

Punya Kekayaan Rp 37,5 Miliar

Berdasarkan laman laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) yang diakses Liputan6.com, Ari Ashkara yang menyelundupkan onderdil Harley Davidson memiliki harta senilai Rp 37,5 miliar.

Harta Ari Askhara terdiri dari harta bergerak dan tidak bergerak. Untuk harta tidak bergerak, Ari Askhara tercatat memiliki 8 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di daerah Bogor, Bekasi, Buleleng, Denpasar, Gianyar, dan Jakarta Timur dengan nilai Rp 23.275.000.000.

Untuk harta bergerak, Ari Askhara tercatat memiliki mobil Mitsubishi Pajero Sport Jeep, Mazda 6, dan Lexus dengan nilai total Rp 1.370.000.000. Harta bergerak lainnya yang dia laporkan senilai Rp 95 juta.

Ari Askhara tak tercatat memiliki surat berharga, namun dia memiliki kas atau setara kas lainnya senilai Rp10.441.339.665. Harta lainnya yang dia miliki tercatat senilai Rp 2.380.000.000.

Ari Askhara tak tercatat memiliki utang. Jadi total harta kekayaan miliknya sebesar Rp 37.561.339.665. Harta tersebut berdasarkan laporan pada 28 Maret 2019 untuk periodik 2018. (807)

Pos terkait