Hari Ibu ke-94, FK Puspa Bagikan Sembako Sasar Ibu dan Anak Tukang Suun di Pasar Badung

fk puspa
Ketua Umum FK Puspa Kota Denpasar Ayu Kristi Arya Wibawa saat menyerahkan bantuan berupa sembako di Wantilan DPRD Provinsi Bali.  (ist)

DENPASAR | patrolipost.com – Memperingati Hari Ibu ke-94, Forum Komunikasi Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (FK Puspa) Kota Denpasar dan Yayasan Lentera Anak Bali menggelar aksi sosial membagikan bantuan berupa sembako di Wantilan DPRD Provinsi Bali, Jumat (23/12/2022). Adapun kegiatan ini menyasar ibu-ibu muda dan anak-anak tukang suun (pekerja angkat barang) di Pasar Badung. Selain itu, juga digelar talkshow  tentang kesehatan reproduksi oleh PKBI Bali dan lomba janur.

Ketua Umum FK Puspa Kota Denpasar Ayu Kristi Arya Wibawa mengatakan anak-anak tukang suun ini seharusnya masih menempuh pendidikan di sekolah, namun ternyata ada yang telah menikah dan telah memiliki bayi.  Sebagai seorang ibu miris melihat seperti ini, untuk itu kedepannya diharapkan  hal ini tidak terjadi lagi.

Bacaan Lainnya

“Kami sebagai organisasi FK-Puspa berharap kita semua bisa meminimal kejadian-kejadian seperti  ini.  Sebagai orangtua agar bisa mendidik anak supaya bisa mengontrol agar tidak seperti ini, ini hanya contoh agar ke depan tidak seperti itu,” harap Ayu Kristi.

Sementara Ketua Pelaksana Yayasan Lentera Anak Bali dr Anak Ayu Sri Wahyuni SpKJ menambahkan dalam peringatan Hari Ibu ke-94 ini juga diharapkan ibu yang terlibat perkawinan muda agar merasakan, bahwa pernikahan dan perkawinan tidak sekadar dijadikan simbol diri sudah terikat status resmi. Namun harus memahami tugas berat untuk mendidik anak agar bisa memiliki masa depan yang lebih baik.

“Lebih baik diantaranya dari segi pendidikan mental, etika dan tidak mengajak mereka ke jalan seperti mereka dulu waktu anak-anak,” ucap Sri Wahyuni.

Menurutnya, saat ini banyak yang melakukan pernikahan dini merasa dirinya telah menjadi dewasa karena sudah menikah dan melahirkan.  Namun pada kenyataan tak bisa dipungkiri bahwa jiwa dan sifat serta pola pikir masih senada dengan usianya yakni di bawah umur.

“Perkawinan yang telah dilakukan pada beberapa anak di bawah umur tidak tercatat di catatan sipil. Sehingga tidak memiliki akta kelahiran dan akta perkawinan,” terangnya.

Cintra, salah satu tukang suun mengaku menikah muda karena pengaruh lingkungannya. Dimana pihaknya berterima kasih kepada Pemkot Denpasar karena telah memerhatikan keadaan serta kondisi ibu-ibu dan anak-anak tukang suun yang ada di Pasar Badung.

“Meskipun kami bukan warga Kota Denpasar namun telah diperhatikan dengan baik dan anak-anak kami diberikan pendidikan,” tandasnya. (030)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.