Harga Holtikultura dan Angkutan Udara Pengaruhi Landainya Infllasi Maret 2020

Kepala KPw BI Bali, Trisno Nugroho. (ist)

 

Bacaan Lainnya

 

DENPASAR | patrolipost.com – KPwBI Provinsi Bali mencatat tekanan inflasi pada bulan Maret 2020 melandai sebesar 0,12% (mtm). Turunnya harga tanaman hortikulturan dan harga angkutan udara menjadi penyebab melandainya tekanan inflasi Provinsi Bali.

Turunnya harga bawang putih dan cabai menjadi cermin penurunan harga tanaman hortikultura. Kondisi tersebut terjadi karena tibanya kiriman bawang putih dari Tiongkok dan India. Sedangkan pasokan cabai terpantau masuk dari provinsi tetangga NTB dan dari Jawa Timur.

Sementara itu turunnya harga angkutan udara disebabkan oleh penurunan harga tiket sebesar 50% sebagaimana hasil dari koordinasi antara pemerintah dan industri penerbangan. Sebelumnya program ini diadakan dalam rangka menggalakkan pariwisata khususnya bagi wisatawan domestik untuk mengkompensasi turunnya arus wisatawan mancanegara.

“Tapi, sebelum program ini berjalan secara efektif, perkembangan dunia pariwisata dan penerbangan terkendala karena penyebaran Covid-19 ke Indonesia meluas,” ungkap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho melalui keterangan tertulisnya, Rabu (1/4/2020).

BI mencatat pada Maret 2020, Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 0,12% (mtm), melandai dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,44% (mtm). Komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi Maret 2020 adalah terutama canang sari (0,09%), emas perhiasan (0,05%), mangga (0,03%), telur ayam ras (0,03%) dan kue kering berminyak (0,02%),”

Perkembangan inflasi Bali bulan Maret ini tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi Nasional yang tercatat sebesar 0,10% (mtm). Sementara itu secara tahunan, inflasi Bali tercatat sebesar 3,04% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan Nasional yang sebesar 2,96% (yoy). Dengan demikian, inflasi Bali pada Maret 2020 masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional sebesar 3,0%±1% (yoy).

“Inflasi Provinsi Bali tersebut merupakan kombinasi inflasi pada dua kota sampel IHK yaitu kota Denpasar yang tercatat sebesar 0,11% (mtm) dan kota Singaraja dengan inflasi sebesar 0,15% (mtm),” kata Trisno

Perkiraan akan tibanya pasokan gula pasir ke dalam negeri, termasuk ke Bali, tekanan harga bahan-bahan pokok diperkirakan akan menurun. Penurunan tersebut akan menjadi lebih besar seiring dengan perkiraan rendahnya permintaan akibat penurunan kedatangan wisman ke Bali.

Dengan demikian harga bahan-bahan pokok dirperkirakan akan tetap rendah dan terkendali. Meskipun demikian, wabah Covid-19 yang menuntut adanya pembatasan sosial yang berkonsekuensi terhadap perlambatan beberapa kegiatan produksi dan distribusi harus tetap diwaspadai terhadap tekanan inflasi kedepan.

Menghadapi potensi tantangan tersebut, Bank Indonesia Provinsi Bali bersama dengan Pemerintah Daerah baik di tingkat Provinsi maupun tingkat Kabupaten/Kota melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) mengawal inflasi Bali agar tetap dalam level yang rendah dan stabil. Dalam upaya menjamin ketersediaan pasokan bahan kebutuhan pokok, Bank Indonesia senantiasa mendorong Pemerintah Daerah untuk melakukan kerjasama antar daerah. (Cr01)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.