Harga Beras Kian Meroket, Mendagri Ajak Warga Kurangi Konsumsi Beras

beras
Ilustrasi beras yang harganya kian tinggi. (rob)

JAKARTA | patrolipost.com – Harga beras yang kian meroket menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan bahan makanan pokok tersebut. Sementara itu, masyarakat sudah terbiasa memposisikan beras sebagai bahan makanan utama, sedangkan sumber karbohidrat lainnya dianggap bukan sebagai bahan makanan pokok.

Melansir liputan6.com, kenaikan harga beras turut menjadi perhatian Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian.  Tito pun mengajak masyarakat untuk beralih ke sumber pangan karbohidrat selain beras.

Bacaan Lainnya

“Tolong ditekankan betul, diversifikasi pangan, jadi tidak hanya mengandalkan beras sebagai makanan pokok,” ujar Tito kepada awak media di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (3/10/2023).

Lebih lanjut, Mendagri Tito mengungkapkan dampak mengonsumsi beras bagi kesehatan. Menurut Tito, konsumsi beras berlebih bisa mengakibatkan penyakit diabetes karena kandungan gula dalam beras tersebut.

Sementara itu, masyarakat di Manggarai Timur juga menyampaikan keluhan yang sama. Seorang warga berinisial BP (56) mengakui cukup kewalahan mendapatkan beras karena harganya yang melonjak naik.

“Kisaran harga beras 1 potong (setara 40 kg) berkisar 750 ribu rupiah saat ini. Harga ini diperkirakan akan terus merangkak naik pada minggu-minggu yang akan datang,” jelasnya kepada patrolipost.com, Rabu (4/10/2023).

Sementara itu kata BP, sumber makanan lain pun cukup sulit didapatkan akibat kekeringan yang berkepanjangan.

“Jagung yang ditanam tidak tumbuh karena kekeringan. Pisang masih tidak bisa dikonsumsi karena terkena penyakit darah. Harapkan ubi dan talas juga sama, persediaannya tidak ada karena sudah terlanjur bergantung pada beras,” keluhnya.

BP pun mengaku tetap membeli beras meski dengan harga tinggi.

“Mau tidak mau tetap bergantung pada beras meskipun harganya semakin mahal,” pungkasnya. (pp04)

Pos terkait