HAB ke-77, Semangat yang Dibangun Kemenag Manggarai Raya: Moderasi dan Toleransi

hari amal bakti
Atraksi tari pembukaan bersama HAB ke-77 di pelataran Gereja Katedral Ruteng. (ist)

RUTENG | patrolipost.com – Hari Amal Bakti (HAB) ke-77 Kementerian Agama Republik Indonesia tingkat Manggarai Raya diikuti oleh Kantor Kementerian Agama di Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur. Pembukaan bersama dilaksanakan di pelataran Gereja Katedral Ruteng, Manggarai, Kamis (20/10/2022).

Kepala Kantor Kementerian Agama Manggarai Nikolaus Nama Payon SAg menyampaikan ucapan selamat datang kepada Bupati Manggarai Heribertus GL Nabit SE MA beserta rombongannya, dirinya menjelaskan ada dua semangat yang juga ingin dibangun oleh Kantor Kemenag Manggarai Raya adalah moderasi dan toleransi beragama.

Bacaan Lainnya

Senada dengan Nikolaus, Bupati Manggarai dalam sambutannya menyampaikan bahwa semangat ini menunjukkan kesadaran bersama bahwa secara budaya Manggarai masih satu, sekalipun secara administratif sudah dibagi. Bupati Manggarai menyampaikan apresiasi kepada Kanwil Kementerian Agama Manggarai Raya, karena dapat menyepakati dan menggerakkan pelaksanaan event Hari Amal Bakti (HAB) 2022 di satu titik, yakni Kota Ruteng.

Tahun ini Kabupaten Manggarai telah meluncurkan slogan “Manggarai Land of Harmony” yang baginya mengandung semangat keselarasan dan toleransi, antara golongan masyarakat, antar agama, dan antar manusia dengan alam. Dan semangat itu sepadan dengan semangat yang ingin dibangun Kanwil Kemenag wilayah Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur. Baginya, keselarasan di Manggarai bukan keselarasan yang sedang mencari bentuk, bukan keselarasan yang baru dimulai, tapi telah ada dalam denyut nadi dan darah orang Manggarai.

“Hari ini, generasi kita bertugas melanjutkan, menguatkan, dan pada beberapa titik – sekiranya ada yang terputus— merajut  kembali. Kita berada dalam generasi penting untuk mempertahankan harmoni itu dan melanjutkan kepada generasi berikutnya,” tuturnya.

Dalam perayaan yang dilaksanakan di Pelataran Gereja Katedral Ruteng itu, Bupati Manggarai menceritakan kembali tentang salah satu uskup Manggarai yang berjasa dalam penetapan Bahasa Manggarai dalam perayaan Ekaristi yaitu Mgr Wilhelmus Van Bekkum.

Dirinya menjelaskan bahwa Manggarai merupakan salah satu bahasa lokal pertama yang dipakai dalam tradisi gereja Katolik untuk perayaan misa, lagu-lagu, dan doa-doa. Karenanya, untuk menghormati sejarah dan tradisi itu, Manggarai mengusung Budaya dan Religi sebagai penggerak kepariwisataan.

“Kita berasal dari satu akar yang sama, dan tidak tercerai-berai nilai-nilai budayanya. Karena itu kami mengapresiasi Kementerian Agama RI karena dapat melaksanakan kegiatan ini, mempertemukan kembali 3 Manggarai dalam satu titik,” ucapnya.

Bupati Hery juga menyampaikan perihal Perlindungan Anak, menjaga anak-anak agar aman dari kekerasan, penelantaran dan eksploitasi. Karenanya Bupati Manggarai berpesan kepada segenap hadirin yang sebagian besarnya juga bergerak di bidang pendidikan untuk dapat membina, membimbing, mendidik, dan melindungi jiwa dan raga anak-anak Manggarai.

Dalam beberapa tahun terakhir banyak masalah kemanusiaan khususnya terkait pelecehan terhadap anak perempuan yang bahkan dilakukan oleh orang dekatnya. Dirinya meminta para hadirin untuk mengambil bagian melindungi anak-anak yang kita dengar atau kita lihat menjadi korban kekerasan atau pelecehan.

“Saya merupakan orang yang tidak pernah setuju dengan upaya-upaya damai dalam kasus pelecehan terhadap anak,” tegasnya. Tambahnya,  trauma yang anak bawa tidak akan pernah hilang sampai seumur hidupnya.

“Karena itu dalam kesempatan ini, kepada semua pendidik, kami titip anak-anak kami, laki-laki dan perempuan.”

Selain itu  Bupati Manggarai juga menyampaikan pesan tentang perubahan cuaca yang tidak menentu. Karena itu, dirinya mengimbau masyarakat, khususnya di daerah rawan bencana untuk tetap waspada akan potensi terjadinya bencana. Di sisi lain dirinya mengajak Kementerian Agama dalam kaitannya dengan HAB 2022 dapat melakukan aksi sosial yang berkaitan dengan pelestarian alam, menjaga keselarasan manusia dengan alam.

“Kami berharap supaya hari yang berbakti Kementerian Agama Republik Indonesia ini juga bisa digunakan, dimanfaatkan untuk mewujudkan keselarasan dengan alam, mitigasi bencana, dan penanganan bencana,” tuturnya.

Di akhir acara dengan izin Pemerintah 3 Kabupaten Manggarai Raya Bupati Hery membuka secara resmi Hari Amal Bakti ke-77 Kementerian Agama Republik Indonesia. Dalam acara tersebut Bupati Manggarai menerima piala penghargaan untuk Juara 1 Lomba Bertutur Kitab Suci serta Juara 3 Lomba Paduan Suara Dewasa Campuran Pesparani II Provinsi NTT yang diserahkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Manggarai selaku Ketua Kontingen Manggarai dalam kompetisi tersebut.

Bupati beserta tamu undangan juga berkesempatan menyaksikan hiburan atraksi tari serta mencicipi bermacam pangan lokal yang disiapkan penyelenggara. (pp04)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.