Gunung Agung Erupsi Lagi, Warga 3 Desa Takut ke Luar Rumah

AMLAPURA | patrolipost.com – Setelah sepekan tenang, Gunung Agung, Jumat (31/5) siang, kembali erupsi dengan semburan kolom abu setinggi 2.000 meter di atas permukaan kawah. Erupsi yang terjadi sekitar pukul 11.42 Wita
ini juga disertai suara gemuruh dan dentuman yang terdengar
hingga di radius 12 Kilometer dari kawah Gunung Agung.

Erupsi ini juga terekam oleh seismogram di Pos Pengamatan Gunung Api Agung dengan Amplitudo maksimum 30 Milimeter, berdurasi 8 menit dan 4 detik. Dari visual yang terekam oleh CCTV Volcano YT, erupsi bisa terlihat dari wilayah Kecamatan Kubu. Sementara dari daerah lainnya seperti Kota Amlapura, Kecamatan Selat dan Kecamatan Rendang, erupsi ini tidak bisa terlihat secara visual karena hampir seluruhnya tertutup awan atau kabut yang cukup tebal.

Pasca erupsi ini pihak PVMBG di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Karangasem, terus melakukan pengamatan secara intensif selama 24 jam penuh terkait perubahan aktifitas vulkanik di kawah Gunung Agung.

Terkait potensi erupsi yang bisa terjadi kapan saja, pihak PVMBG Kementerian ESDM mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aktifitas di dalam areal berbahaya zona merah radius 4 kilometer dari kawah Gunung Agung.

Penanggungjawab Gunung Api wilayah Bali dan Nusa Tenggara Barat, Oktori Prambada, di Pos Pengamatan Gunung Agung, mengatakan, ke depannya pola letusan seperti ini potensinya masih ada. “Kalau erupsi nantinya ya seperti-seperti ini. Jadi untuk radius bahayanya masih di radius 4 kilometer dari kawah Gunung Agung,” tegasnya.

Sementara itu, selang beberapa jam setelah terjadinya erupsi, sejumlah daerah di Karangasem utamanya di wilayah timur Gunung Agung terpapar hujan abu lebat. Diantaranya di tiga kecamatan yakni Kecamatan Bebandem masing-masing di Desa Butus, Tanah Aron dan Umaanyar, Kecamatan Abang, masing-masing di Desa Datah, Nawakerti dan beberapa desa lainnya, dan di Kecamatan Karangasem, diantaranya di Desa Bukit dan di Kota Amlapura.
Ketiga kecamatan ini berada di wilayah timur laut dan timur, sehingga terkena paparan hujan abu yang paling lebat, mengingat kolom abu pada saat terjadinya erupsi mengarah ke Timur Laut dan Timur.

Desa yang paling parah terpapar hujan abu yakni Desa Butus, Bebandem dan Desa Datah, Abang. Di Desa Butus warga bahkan sempat tidak berani keluar rumah untuk beraktifitas, karena paparan abu vulkanik yang cukup tebal sehingga ditakutkan mengganggu kesehatan utamanya pernafasan. Setelah PMI dan BPBD Karangasem membagikan masker, baru warga berani beraktifitas diluar rumah. (ags)

Pos terkait