Dunia Sepakbola Berduka! Oficial PS Tira Persikabo Meninggal Dunia di Gunung Batur

persikabo.baru
Proses evakuasi jenazah di puncak Gunung Batur. (ist)

BANGLI | patrolipost.com – Kabut duka menyelimuti keluarga besar PS Tira Persikabo, setelah salah satu official, Ihya Nurudin Zain (43)  meninggal dunia saat mendaki Gunung Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli, Selasa (15/3/2022) sekira pukul 07.20 Wita. Diduga pria yang tinggal di Bogor, Jawa Barat ini mengalami gagal jantung.

Jenazah Ihya Nuruddin dievakuasi dari pucak Gunung Batur menuju RSU Bangli menggunakan ambulance.

Bacaan Lainnya

Kasi Humas Polres Bangli Iptu I Wayan Sarta mengatakan kronologis kejadian berawal  korban bersama rombongan yang terdiri dari Sahrul Trisna (pemain), Gustur Cahyo (pemain) Didik Wahyu (pemain Ahmad Mundir (official),  Frank Suya Nugroho (official), Muhamad Iksan (tim medis) dan Brahmadi Jiwandana (foto grafer), pada Senin (14/3/2022) sekira pukul 22.00 Wita meninggalkan hotel Taman Suci tempat menginap dan berangkat menuju Gunung Batur Kintamani. Akhirnya rombongan sampai di pos pendakian pada Selasa (15/3/2022)  sekitar pukul 01.00 Wita.

Dari areal parkir rombongan menuju pos 1 pendakian Gunung Batur. Saat itu salah satu anggota rombongan menganjurkan agar Ihya Nurudin untuk tidak ikut mendaki karena terlihat capek.

”Salah satu anggota rombongan adalah seorang dokter yang nota bene tim medis PS Tira Persikabo, korban sempat disarankan agar tidak memaksa diri lakukan pendakian,” ujar Iptu Wayan Sarta.

Namun korban tetap bersikukuh ikut lakukan pendakian. Hanya saja korban naik menggunakan sepeda motor trail, sedangkan anggota rombongan lain jalan kaki.

Sebut Iptu Wayan Sarta, rombongan pendaki ini melewati tiga pos, dan pada pos ketiga sempat istirahat sebelum sampai di puncak gunung. Seluruh rombongan termasuk Ihya Nuruddin ini akhirnya tiba di puncak Gunung Batur.

“Saat di puncak mereka sempat foto-foto. Kemudian tiba-tiba korban ini kondisi lemas. Dokter yang ada di sana mencoba melakukan resusitasi jantung paru (RJP),” jelasnya.

Berbagai cara telah dilakukan namun, Ihya Nuruddin dinyatakan meninggal dunia. Kejadian tersebut akhirnya dilaporkan ke pihak Kepolisian.  Mendapat laporan petugas dari  Polsek Kintamani dan Polres Bangli mendatangi lokasi kejadian. Saat petugas sampai, posisi jenazah masih di puncak gunung. Selanjutnya jenazah dievakuasi menuju RSU Bangli.

Berdasarkan hasil pemeriksaan luar yang dilakukan tim medis, kata Iptu Wayan Sarta tidak ditemukan luka pada tubuh korban. Diduga korban mengalami gagal jantung. “Pada bagian dada kondisinya sudah membiru. Selain itu keluar sprema dari kemaluan korban,” ungkap Iptu Wayan Sarta.

Di sisi lain, dokter dari Official PS Tira Persikabo yakni Muhammad Iksan menjelaskan pendakian di Gunung Batur merupakan recovery dan untuk refeshing. Yang ikut mendaki ada 3 orang pemain dan 5 orang official. Dalam pendakian ada beberapa pos yang harus dilalui. Perjalan dimulai pukul 01.00 wita.

Ketika akan lakukan pendakian, Iksan Muhammad melihat jika Ihya Nuruddin kondisi kurang fit. Sehingga direkomendasikan untuk tidak ikut mendaki. “Pak jangan dipaksa, perjalanan kita panjang. Apalagi kondisi dingin, semakin di atas oksigen makin menipis,” ujarnya.

Namun Ihya Nurrudin ngotot ikut mendaki. Karena itu rombongan mencari solusi dengan menyewa trail. Almarhum ini ingin sekali melihat sunrise. Dengan menggunakan trail dari pos satu hingga pos tiga. Diputuskan Ihya Nurrudin naik trail dari pos 1 sementara yang lainnya melanjutkan pendakian dengan jalan kaki.

Rombongan berjalan kaki hingga pos kedua, namun saat itu rekan-rekan merasa kasihan jika almarhum menunggu sendiri di pos ketiga. Akhirnya satu orang dari rombongan sewa trail untuk menyusul ke pos ketiga.

“Satu rekan sewa trail untuk naik ke pos ketiga. Kami koordinasi dan saat itu almarhum kondisi baik,” sebutnya.

Sampai akhirnya seluruh rombongan tiba di pos ketiga dan semua beristirahat karena masih ada waktu sampai muncul sunrise. Dari pos ketiga menuju puncak perjalanan sekitar 15 menit.

Karena merasa khawatir dengan kondisi kesehatan, Iksan Muhammad mengaku menanyakan kondisi almarhum,  apakah masih merasa nyeri di dada, namun almarhum  menjawab tidak ada rasa nyeri. Karena melihat masih mengantuk almarhum dibiarkan tidur dan ditemani satu rekan lainnya. Enam orang lain naik ke puncak,” tuturnya.

Tidak berselang lama Ihya Nuruddin tiba juga di puncak. Seluruh rombongan sempat mengabadikan momen saat muncul sunrise dengan foto-foto. Karena kondisi lemas, Ihya Nurruddin duduk. Tidak lama posisi tergeletak dengan kondisi sadar.

Iksan Muhammad melakukan observasi dan dilakukan RJP. Kondisi mulai tidak sadarkan diri. “Saya lakukan RJP karena mulai tanda-tanda tidak sadarkan diri. Pada akhirnya menit ke 70 tepat pukul 07.20 almarhum dinyatakan meninggal,” terangnya.

Pihaknya langsung berkoordinasi dengan pihak terkait untuk meminta bantuan evakuasi.

Disinggung apakah almarhum memilki riwayat sakit jantung,  selama diajak kerjasama selama 3 tahun almarhum tidak pernah mengeluhkan sakit jatung, darah tinggi atau stroke. Bahkan saat pandemi Covid -19 hanya almarhum saja  tidak terpapar Covid-19 dan justru beberapa orang di lingkungan kita yang terkontaminasi Covid-19.

Sebelum dikafani jenazah akan dimandikan dan disholatkan di ruang jenazah RSU Bangli. Selanjutnya jenazah akan diterbangkan ke Jakarta. ”Untuk lokasi peristirahatan terakhir alamarhum diserahkan kepada pihak keluarga,” tegasnya. (750)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.