Dokter Ortopedi Palestina Meninggal di Penjara Israel

dokter bedah
Dokter Adnan Al-Bursh berbicara kepada program Gaza Lifeline BBC Arab. (ist)

GAZA | patrolipost.com – Asosiasi Tahanan Palestina mengatakan seorang dokter Palestina dr Adnan Al-Bursh (50) meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan. Dokter yang meninggal tersebut diketahui menjabat sebagai kepala ortopedi di Rumah Sakit al-Shifa.

Layanan penjara Israel mengonfirmasi bahwa pernyataan yang diterbitkan pada 19 April tentang seorang tahanan yang ditahan karena alasan keamanan nasional dan meninggal di penjara Ofer adalah Dr Al-Bursh. Tidak ada rincian yang diberikan mengenai penyebab kematiannya, dan pihak penjara mengatakan insiden tersebut sedang diselidiki.

Namun kelompok advokasi tahanan Palestina mengatakan dalam pernyataan bersama pada hari Kamis (2/5/2024) bahwa kematian Dr Al-Bursh adalah sebuah “pembunuhan” dan tubuhnya masih berada dalam tahanan Israel.

Dr Al-Bursh adalah kepala ortopedi di fasilitas medis terbesar di Gaza, rumah sakit al-Shifa, yang telah beberapa kali digerebek oleh angkatan bersenjata Israel.

Dia untuk sementara bekerja di rumah sakit Al-Awada di Gaza Utara ketika ditahan oleh pasukan Israel. Rekan kerja memberikan penghormatan kepada mendiang ahli bedah tersebut, menggambarkannya sebagai orang yang “berbelas kasih” dan “heroik”.

Direktur Al-Shifa, Dr Marwan Abu Saada mengatakan berita kematiannya sulit ditanggung oleh jiwa manusia.

Rekan lainnya, Dr Suhail Matar, menyebut Dr Al-Bursh sebagai “katup pengaman” untuk setiap departemen ortopedi di semua rumah sakit di Gaza.

“Jarang sekali Anda bertemu orang seperti dia dalam hidup Anda, karena dokter ini bekerja sepanjang hidupnya dengan penuh dedikasi dan melakukan upaya luar biasa dengan mengorbankan dirinya sendiri,” kata Dr Matar kepada program Gaza Lifeline BBC Arab.

Ia menggambarkan mendiang rekannya itu sebagai seseorang yang tak pernah lelah bekerja, dan “dicintai semua orang dan senyumannya tak pernah hilang”.

Francesca Albanese, Pelapor Khusus PBB untuk situasi hak asasi manusia di Tepi Barat dan Gaza, mengatakan dia “sangat khawatir” dengan berita kematian Dr Al-Bursh dan meminta komunitas diplomatik untuk mengambil tindakan nyata untuk melindungi warga Palestina.

Sementara itu juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan Presiden Joe Biden telah berdiskusi dengan Israel tentang pentingnya melindungi pekerja kemanusiaan di Gaza.

“Presiden telah mengatakan dengan sangat jelas bahwa ketika menyangkut orang-orang yang… berada di Gaza yang menyediakan semua layanan penting, bantuan kemanusiaan, layanan kemanusiaan, mereka perlu dilindungi. Mereka harus dilindungi,” katanya.

“Kami yakin bahwa tentu saja… pemerintah Israel telah mengambil upaya untuk melakukan hal tersebut dan telah mempertimbangkan kekhawatiran kami sehingga kami akan terus melakukan pembicaraan tersebut, namun sangat memilukan mendengarnya,” imbuhnya.

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kematian Dr Al-Bursh berarti jumlah total pekerja medis yang dibunuh oleh Israel sejak serangan 7 Oktober kini mencapai 496 orang. Ditambahkannya, 1.500 orang lainnya terluka dan 309 orang ditangkap.

Fasilitas medis dilindungi berdasarkan hukum internasional, namun Israel mengatakan Hamas menggunakannya sebagai kedok untuk operasi militer, sesuatu yang dibantah oleh Hamas. (pp04)

Pos terkait