Disinyalir Lalai Bakar Sampah, Pabrik Sabut Seluas 20 Are Terbakar

NEGARA | patrolipost.com -Diduga berasal dari percikan api pembakaran sampah, sebuah pabrik sabut kelapa seluas 20 are terbakar hebat, Selasa (27/8). Karyawan pabrik dibuat panik karena api cepat menjalar akibat angin kencang.

Informasi yang diperoleh di lapangan, kebakaran terjadi di areal pabrik sabut kelapa milik PT Sumber Makmur Bakti Mulia di Banjar Anyar, Desa Baluk, Kecamatan Negara. Api diketahui muncul di dalam areal pabrik yang penuh dengan bahan sabut kelapa itu sekitar pukul 16.00 Wita.

Salah seorang karyawan pabrik, Putu Pedoman mengaku pertama kali melihat api dari atas tembok. Titik api pertamakali terlihat dari sisi timur gudang. Bara api itu jatuh ke dalam areal pabrik dan membakar serabut kelapa yang ada dalam gudang.

Lantaran angin yang cukup kencang, api semakin besar disertai kepulan asap. Api yang merembet dengan cepat membuat puluhan karyawan yang berada di pabrik panik dengan kondisi tersebut. Mereka beramai-ramai berusaha memadamkan api dengan alat dan air yang ada di lokasi, hingga tak berselang lama, datang tiga unit mobil pemadam kebakaran. Petugas berusaha memadamkan api yang sudah menjalar dan membakar bahan-bahan yang mudah terbakar. Penyebab kebakaran disinyalir adanya percikan api dari semak belukar yang terbakar diluar pabrik.

Kasi Pemadam Kebakaran Bidang Limnas Satpol PP Jembrana, Kade Bagus Darmawan mengatakan sebelum kebakaran terjadi disinyalir adanya aktivitas pembakaran sampah di sekitar areal pabrik. Lantaran di dalam areal pabrik banyak bahan mudah terbakar, api dengan mudah menyala, sehingga pihaknya menghabiskan 12 tangki ari dan 3 tabung APAR (Alat Pemadam Api Ringan) untuk memadamkan api serta menyemprot sejumlah bagian gudang hingga seluruh bagian sudut atau titik pabrik itu dipastikan aman. “Lama penanganannya sekitar 2,5 jam,” ujarnya.

Sebelumnya Kepala Pelaksana BPBD Jembran, I Ketut Eko Susila Arta Permana mengatakan potensi kebakaran terutama lahan di wilayah Jembrana di saat musim kemarau seperti saat ini memang cukup tinggi. Pihaknya mengimbau masyarakat agar waspada dan tidak lalai seperti tidak membuang putung rokok maupun membakar sampah.

“Jangan buang putung rokok masih menyala dan membakar sampah sembarangan,” jelasnya.
Menurutnya beberapa bulan setelah tidak turun hujan maka dipastikan tumbuhan peredu maupun semak belukar akan meranggas dan mengering.

Begitupula saat bersembahyang termasuk di pura, agar memastikan dupa saat ditinggalkan dalam kondisi sudah tidak ada yang menyala. Terlebih wilayah Jembrana yang berbatasan dengan pantai maupun dataran tinggi, kecepatan anginnya kencang. Bahkan pihaknya tidak mengharapkan sampai ada kebakaran yang dipicu faktor kesengajaan. Seperti upaya membersihkan lahan dengan cara membakar.
“Putung rokok saja bisa memicu kebakaran berhektar-hektar, apalagi sengaja membakar untuk membersihkan lahan, jelas sangat rentan kebakaran lahan dan hutan,” jelasnya. (pam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.