Dilema Alutsista, Begini Arahan Jokowi ke Prabowo

Presiden Jokowi didampingi Menhan Prabowo saat menghadiri Rapim Kemenhan 2020. (ist/dok)

BANDUNG | patrolipost.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah memberikan arahan khusus kepada Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto. Arahan itu diberikan Presiden Jokowi kepada Menhan Prabowo satu tahun yang lalu. Apa arahannya?
Prabowo mengungkapkan arahan dimaksud saat konferensi pers sore tadi perihal kapal selam TNI AL, KRI Nanggala-402, hilang kontak di perairan Bali. Prabowo awalnya mengungkap kondisi perihal alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang membuat pemimpin negeri dilema.

“Kemudian juga bahwa alutsista di bidang pertahanan memang cukup mahal. Bahkan bisa saya katakan ya sangat mahal, sangat mahal, dan karena itu pimpinan negara selalu dihadapkan dengan dilema, harus mengutamakan pembangunan kesejahteraan, tapi menjaga kemampuan pertahanan supaya kedaulatan kita tidak terganggu. Nah ini selalu,” kata Prabowo dalam jumpa pers di Lanud Ngurah Rai, Bali, Kamis (22/4/2021).

Baru kemudian Prabowo membeberkan arahan Presiden Jokowi yang disampaikan kepadanya satu tahun lalu. Presiden Jokowi memerintahkan Menhan Prabowo membuat masterplan kemampuan pertahanan negara.

“Karena itu, Presiden pernah memerintahkan saya satu tahun yang lalu untuk bersama-sama pimpinan TNI menyusun suatu masterplan, rencana induk, dan beliau (Presiden) mengkehendaki betul rencana induk 25 tahun yang memberi kepada kita suatu totalitas kemampuan pertahanan,” ungkap Prabowo.

Kemenhan bersama TNI kini sedang berupaya merampungkan masterplan kemampuan pertahanan dimaksud. Prediksinya, masterplan kemampuan pertahanan negara itu rampung 2-3 minggu ke depan.

“Ini sedang kita rampungkan, kita sedang menyusun, kita sedang perbaiki. Insyaallah 2-3 minggu ini kita akan bersama dengan Panglima TNI akan kita rampungkan dan kita sampaikan kepada Bapak Presiden,” sebut Prabowo.

Rencana memperkuat kemampuan pertahanan negara ini salah satu prioritas. Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menyatakan bakal melakukan investasi alutsista.

Investasi alutsista yang dicanangkan Kemenhan dipastikan tidak akan mempengaruhi usaha pembangunan kesejahteraan. “Kita akan investasi lebih besar tanpa mempengaruhi usaha pembangunan kesejahteraan,” ucap Prabowo.

Tidak dipungkiri bahwa alutsista TNI banyak yang belum modern. Karena itu, pemerintah berencana melakukan modernisasi alutsista.

“Kita perlu meremajakan alutsista kita. Banyak alutsista kita adalah memang karena keterpaksaan dan karena kita utamakan pembangunan kesejahteraan, banyak yang belum modernisasi. Tapi sekarang ini mendesak. Kita harus modernisasi alutsista kita lebih cepat lagi,” ujar Prabowo.

Peremajaan alutsista ini tidak hanya dilakukan pada satu matra TNI. Modernisasi akan dilakukan pada ketiga matra TNI.

“Tapi saya yakin, dalam waktu dekat perlengkapan alutsista bisa kita modernisasi untuk tiga matra. Udara, laut, dan darat,” kata Prabowo.

Jika merujuk kasus KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan Bali, alutsista kapal selam TNI bisa disebut jadul. KRI Nanggala merupakan kapal selam buatan Jerman yang diproduksi pada 1977.

Berdasarkan pernyataan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, kapal selam tersebut diserahkan ke TNI AL pada 1981. Kapal selam ini dalam kondisi siap tempur.

“Kapal ini riwayatnya sudah menembak torpedo kepala latihan 15 kali dan menembak torpedo kepala perang dua kali, dan sasarannya dua kapal eks KRI, dan dua-duanya tenggelam. Jadi KRI Nanggala ini dalam kondisi siap tempur sehingga kita libatkan dalam latihan penembakan kepala torpedo maupun kepala perang,” papa Laksamana Yudo, dalam jumpa per di Lanud Ngurah Rai. (305/dtc)

 

Pos terkait