Diduga Ada Agenda Terselubung,  Konferwil PW NU Bali Diundur

Rico Ardika Panjaitan, S.H., salah satu generasi milenial Nahdatul Ulama (NU) di Bali.

 

Bacaan Lainnya

 

DENPASAR | patrolipost.com – Desakan tetap digelarnya Konferensi Wilayah (Konferwil) NU Bali di bulan Agustus rupanya mulai santer digaungkan generasi milenial Nahdatul Ulama (NU) Bali. Padahal sesuai dengan agenda awal mestinya Konferwil rencananya bakal digelar pada tanggal 8 Agustus 2020 namun diundur ke tanggal 23 Agustus 2020 dan kabar terakhir diundur lagi ke tanggal 6 September 2020. Bahkan berembus kabar jika ada agenda besar terselubung dengan diundurnya jadwal Konferwil untuk mengakomodir kepentingan kelompok tertentu.

“Kami mempertayakan alasan diundurnya Konferwil ini. Sebab bulan Agustus adalah bulan yang tepat untuk momentum ini,” kata Rico Ardika Panjaitan, S.H., salah satu generasi milenial Nahdatul Ulama (NU) Bali saat ditemui di Denpasar, Selasa (11/8/2020).

Selaku Warga Nahdliyin yang tinggal di Bali, Rico membeberkan sejumlah alasan kenapa Konferensi Wilayah PW NU Bali wajib segera dilaksanakan di bulan Agustus 2020 ini

Petama, Gubernur Bali Wayan Koster dalam pernyataanya di media massa telah membukakan pintu selebar-lebarnya untuk PW NU Bali melaksanakan agenda tersebut pada Agustus tahun ini.

Dukungan ini disampaikan Gubernur Bali saat menerima audiensi Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PW NU) Provinsi Bali di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jayasabha, Denpasar pada Sabtu (18/7/2020). Dalam kesempatan itu KH Abdul Aziz selaku Ketua PWNU Provinsi Bali menyampaikan rencana Konferwil PW NU Bali pada Agustus 2020.

Lantas, Generasi milenial NU Bali pun mempertanyakan kenapa sampai kembali diundur agenda tersebut ke bulan September “Karena adanya penundaan ini, kami sedikitnya telah mendengar suara-suara sumbang yang harapkan tidak berkepanjangan atas momentum Konferwil sebagai helatan demokrasi di internal PW NU Bali,”kata Rico.

Alasan kedua, bulan Agustus adalah momentum yang sangat sakral dan menentukan arah negara ke depannya, terlebih lagi peran dari Warga Nahdliyin itu sendiri. Rico mengajak menengok sejarah ketika Jendral Besar Sudirman memberikan saran kepada Proklamator RI Ir. Soekarno untuk meminta kepada Roisul akbar Nadhatul Ulama KH. Hasyim Ashari di Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang untuk meminta fatwa jihad membela negara yang notabene bukan negara Islam.

KH. Hasyim Ashari lantas memanggil KH. Wahab hasbullah, KH. Wahab diminta untuk mengumpulkan Ketua-Ketua NU se-Jawa dan Madura untuk membahas persoalan ini. KH. Hasyim juga meminta seluruh kiyai utama NU untuk melakukan sholat istiqhoroh.

Kemudian lahirlah apa yang dinamakan “Resolusi Jihad NU” yang disebarkan melalui media cetak dan bahkan oleh Bung Tomo setelah sowan kepada KH. Hasyim Ashari, Bung Tomo menggelegarkan Resolusi Jihad kedalam radio yang rekamannya selalu didengarkan khususnya pula kepada Warga Nahdiyin.

“Bercermin dari sejarah inilah, seharusnya momentum bulan Agustus ini harus disakralkan dengan pesta demokrasi NU di Bali melalui Konferwil PW NU Bali yang guyub, kondusif, teduh dan sesuai protokol kesehatan sebagaimana instruksi pemerintah di masa New Normal ini,” tukasnya.

Ketiga, papar Rico, Konferwil PW NU Bali ini diharapkan memiliki sumbangsih yang cukup penting dan berguna untuk perputaran roda perekonomian di Bali. Kegiatan ini juga penting untuk mendeklarasikan bahwa Bali mendukung era New Normal dengan segala protokol kesehatan yang ada dan harus dipatuhi yang nantinya akan mendorong wisatawan lokal maupun manca negara untuk datang dan berkunjung di Bali.

“Sumbangsih inilah yang selayaknya NU lakukan sebagai bentuk loyatitas dan keberpihakan NU kepada masyarakat tanpa memandang suku dan agama melainkan keutuhan dan kekuatan NKRI, baik dari sektor apapun,” ujar Rico.

Karenanya generasi muda atau generasi milenial NU, pihaknya berharap Ketua PW NU Bali agar segera melaksanakan Konferwil PW NU Bali pada Agustus ini, jangan ditunda lagi.

“Kalau alasannya pandemi tidak tepat, karena Bali sudah dibuka. Jadi kami minta Konferwil tetap dilaksanakan Agustus ini,” tandasnya.

Ia mengingatkan jangan sampai pengunduran ini jadi pembicaraan, jadi isu tidak sedap di internal PW NU Bali dan Warga Nahdliyin.

“Jangan ada dusta dan agenda tertentu, pengunduran jadwal Konferwil jangan disusupi kepentingan lain,” pungkas Rico.

Dikonfirmasi terpisah, H. Mahfud selaku Sekretaris NU Wilayah Bali membenarkan adanya pengunduran jadwal pelaksanaan Konferwil PW NU Bali. Menurutnya salah satu alasannya adalah persoalan anggaran, bukan alasan pandemi Covid-19.

“Memang diundur karena anggarannya sedang disiapkan,” katanya saat menjawab pertanyaan wartawan via sambungan telepon, sembari mengisyaratkan ada dua calon yang akan tarung dalam Konferwil untuk memperebutkan kursi Ketua Wilayah NU Bali, yaitu KH Abdul Aziz (incumbent) dan H. Masrur. (Red)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.