“Buku Kuning” Partai Golkar Sumbangsih Pokok Pikiran Pembangunan di Tengah Pandemi Covid-19

Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali Dr. I Nyoman Sugawa Korry, SE., MM.Ak., CA.

 

Bacaan Lainnya

 

DENPASAR | patrolipost.com – DPD Partai Golkar Provinsi Bali bahu-membahu dengan seluruh jajaran kader di Kabupaten dan Kota sampai kader-kader di pelosok desa bergerak bersama membantu pemerintah daerah dan masyarakat mengatasi dampak Covid-19 di wilayah Provinsi Bali melalui karya dan langkah nyata seperti memberikan bantuan seratus ribu masker, sepuluh ribu botol sanitizer, tangki-tangki air untuk mencuci tangan dan seribu kantong darah, sosialisasi penerpan protokol kesehatan (prokes) Covid-19 di masyarakat dan lainnya.

Dalam suatu kesempatan, Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali Dr. I Nyoman Sugawa Korry, SE., MM.Ak., CA., menyebutkan, karya nyata yang dilakukan secara fisik, Partai Golkar berusaha maksimal juga memberikan sumbangan pemikiran secara konvensional dalam rangka menjawab permasalahan pembangunan Provinsi Bali dibidang ekonomi pasca Covid-19.

Melalui berbagai kegiatan virtual focus group discussion (FGD) dan webinar bertajuk “Strategi Operasional Pembangunan Ekonomi Bali Pasca Pandemi Covid 19” DPD Partai Golkar Provinsi Bali telah menyelesaikan suatu rumusan dengan baik “Buku Kuning”.

Bisa dikatakan disusunnya pokok pikiran “Buku Kuning” ini berdasarkan atas rumusan virtual focus group discussion (FGD) dan webinar yang melibatkan narasumber dari tingkat nasional, para guru besar dari berbagai perguruan tinggi di Bali dan tokoh-tokoh masyarakat dan kader-kader Partai Golkar dari seluruh Bali.

“Tersusun buku ini, merupakan sumbangsih dan buah pemikiran dengan harapan semoga bisa dijadikan bahan masukan serta pertimbangan kepada pemerintah baik di pusat dan daerah,” ucap Sugawa Korry yang juga seorang akademisi ini.

Seperti diketahui, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diawal Tahun 2020 menghadapi tantangan yang tidak ringan, berkembangnya Covid-19 yang berdampak terhadap sendi-sendi kehidupan di dalam berbangsa dan bernegara, baik dibidang ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan politik.

“Secara historis Partai Golkar lahir dan pengembangan dalam rangka untuk memberikan jawaban segala bentuk tantangan dan hambatan kehidupan berbangsa dan bernegara, melalui Doktrin “Karya dan Kekaryaan,” ujar Sugawa Korry yang juga sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali ini.

Dalam “Buku Kuning” Partai Golkar ini dijelaskan langkah-langkah strategis pola kebijakan pembangunan yang bisa dijalankan Provinsi Bali serta perkembangan struktur ekonomi Bali di masa pandemi Covid-19 ataupun pasca pandemi Covid-19.

Menariknya dalam “buku kuning”nya Sugawa Korry menyoroti struktur pembangunan perekonomian Bali dari tahun 1970 hingga 2020 yang dibagi menjadi tiga sektor. Pertama, sektor primer; kedua, sekunder dan ketiga tersier, ia beranggapan ketiga sektor ini sangat mempengaruhi distribusi PDRB Provinsi Bali.

Struktur perekonomian Provinsi Bali sangat spesifik dan mempunyai karakteristik tersendiri dibandingkan dengan Provinsi lain di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi nilai tambah sektor perekonomian yang sebagian besar didominasi oleh sektor tersier, terutama sub sektor jasa kepariwisataan yang telah menjadi tulang punggung (back bone) pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh sektor primer dan sektor sekunder.

Dominasi sektor tersier ternyata berpotensi sangat riskan, karena sektor pariwisata sangat rentan terhadap berbagai fenomena seperti misalnya : pengaruh isu kolera, isu perang, terjadinya peristiwa Bom Bali, dan kini pandemi Covid-19. Dampak dari peristiwa-peristiwa tersebut, sangatlah dirasakan dan berpengaruh secara langsung terhadap kondisi perekonomian di daerah Bali.

Namun Sugawa Korry memandang, tidak terlalu sulit diduga bahwa menyusutnya perekonomian Bali kali ini terutama disebabkan oleh merebaknya wabah penyakit akibat virus Corona baru (Covid-19) yang menyebabkan dibatasinya pergerakan masyarakat dalam rangka mencegah atau mengurangi penyebaran pandemi yang dirasa sangat mengancam ini. Sebagai daerah kunjungan wisata, Bali langsung merasakan akibat penurunan pergerakan ini, karena hampir seketika jumlah kunjungan wisatawan, baik mancanegara maupun domestik nusantara, langsung terjun bebas. Padahal biasanya secara simultan, pariwisatalah yang menyumbang tidak kurang dari separuh perekonomian Bali. (*)

 

 

 

 

 

Pos terkait