BOPLBF Latih Pelaku UMKM di 24 Desa Penyangga Danau Kelimutu

Pelatihan Kerajinan dan Home Decor Resin di Kabupaten Ende – Flores. (ist)

ENDE | patrolipost.com –  Sesuai dengan misi Presiden Jokowi dalam upaya menjadikan pariwisata Labuan Bajo – Flores yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat, Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) kembali menggelar pelatihan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di berbagai daerah se – daratan Pulau Flores, salah satunya di Kabupaten Ende.

Salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Ende yakni Taman Nasional Kelimutu yang diapiti oleh 24 desa penyangga. Desa ini terletak di 5 kecamatan, yakni Kecamatan Kelimutu, Wolojita, Ndona Timur, Ndona, dan Destusoko. Desa inilah yang menjadi target BOPLBF menggelar pelatihan dalam rangka meningkatan mutu, nilai serta variasi dari model souvenir dalam rangka mendukung geliat industri kreatif daratan Flores.

Bacaan Lainnya

Melalui Pelatihan Kerajinan dan Home Decor Resin di Kabupaten Ende, BOPLBF berharap memberi  ide baru dan positif bagi para perajin produk kreatif di Kabupaten Ende, khususnya pelaku UMKM di 24 desa penyangga tersebut.

Pelatihan Kerajinan dan Home Dekor Resin ini merupakan yang kedua kalinya dilaksanakan oleh BOPLBF setelah sebelumnya dilaksanakan di Labuan Bajo.

Bertempat di Visitor Center Balai Taman Nasional Kelimutu dan diikuti 30 peserta pelaku ekraf Kota Ende dan desa penyangga di sekitar Taman Nasional Kelimutu, pelatihan ini adalah bentuk upaya memberi alternatif kerajinan baru bagi para peserta di Ende dan desa penyangga sekitar Kelimutu.

Pelatihan kerajinan berbahan dasar resin ini adalah salah satu bentuk pembekalan yang diharapkan dapat menjadi awal, sekaligus memperkuat skill para pelaku industri kreatif di Kabupaten Ende agar lebih baik dan detail lagi dalam berkarya.

“Pelatihan ini hanyalah dasar, pembekalan bagi teman-teman peserta yang kami harapkan setelah ini tidak berhenti sampai di sini saja, tetapi terus mengeksplorasi berbagai bentuk kerajinan yang dapat dibuat melalui bahan dasar resin,” terang Shana, Direktur BOPLBF.

“Saya berharap teman-teman yang mengikuti kegiatan pelatihan ini bisa makin terampil, kreatif, dan inovatif, dan ke depannya selain mampu berdaya saing, juga mampu memenuhi kebutuhan industri pariwisata daerah sendiri dan mendukung Labuan Bajo sebagai destinasi super premium,” ujarnya.

Shana menegaskan, dengan diitetapkannya pariwisata sebagai sektor unggulan bangsa oleh Presiden Joko Widodo tahun 2016 lalu, menjadikan Flores tak luput menjadi salah satu fokus target pembangunan nasional oleh pemerintah pusat. Pariwisata kemudian menjadi pintu masuk bagi pertumbuhan pariwisata berbagai sektor lain, seperti pertanian, perkebunan, dan peternakan, melalui aktivitas berbagai industri kreatif yang di dalamnya perlu melibatkan peran serta masyarakat lokal sebagai komponen utama pembangunan.

Shana juga menekankan, masa pandemi ini merupakan kesempatan baik bagi masyarakat untuk terus meningkatan kapasitas para pelaku industri kreatif dengan terus menambah keterampilan dan keahlian baru, dan membekali diri dengan inovasi guna meningkatkan nilai tambah, mutu  dan keberagaman jenis produk. Memiliki mental berdaya saing menurut Shana sangatlah diperlukan bagi para pelaku UMKM untuk terus berpacu meningkatkan kapasitas, kualitas dan kekayaan jenis produk souvenir.

“Kami percaya dengan eksplorasi secara terus menerus, teman-teman akan mampu menghasilkan banyak karya inovatif, yang mampu memenuhi kebutuhan industri kreatif pariwisata Flores dan NTT lebih luas lagi. Menjadi tuan bagi pariwisata kita sendiri dan memperoleh penghidupan yang layak di daerah sendiri,” ujarnya.

Beragam aktifitas di desa-desa penyangga sekitar Kelimutu dilakukan dalam rangka mendukung pariwisata berbasis masyarakat yang diwujudkan melalui pengelolaan eco-homestay, aktifitas keseharian masyarakat seperti bertani dan berkebun, sanggar budaya, tenun, menganyam, dan berbagai aktifitas kreatif lainnya.

Kegiatan diikuti 30 peserta pelaku ekraf Kota Ende dan desa penyangga di sekitar Taman Nasional Kelimutu, serta beberapa peserta dari Organisasi Pelaku Pariwisata Moni Kelimutu (P3MK).

Ketua P3MK, Handrianus Bata Samsaman yang turut dalam kegiatan menyambut antusias. Menurut Hendrianus dan peserta pelatihan lainnya, resin merupakan hal baru bagi masyarakat Ende.

“Terimakasih kepada BOPLBF yang telah berinisiatif melaksanakan kegiatan pelatihan resin ini. Resin sendiri bagi kami adalah hal yang baru, tapi ternyata mudah untuk dipelajari dan diaplikasikan. Ini tentunya sangat membantu untuk teman – teman pelaku wisata maupun pelaku industri kreatif di sekitar kawasan Taman Nasional Kelimutu ini,” ujar Hendrianus.

Para peserta berharap kegiatan yang sangat bermanfaat ini tidak hanya berhenti sampai di sini, khususnya bagi komunitas yang sudah lama dibentuk, mereka mengharapkan ada pendampingan lebih lanjut dari BOPLBF. (334)

Pos terkait