Begini Keluh Kesah Warga Klungkung Kru Diamond Princess yang Dikarantina di Yokohama

Keluarga Ketut Januartika di Desa Tangkas (inzet) dan kondisi awak WNI di kapal pesiar Diamond Princess di Pelabuhan Yokohama.

SEMARAPURA | patrolipost.com – Saat ini ada 78 pekerja WNI di kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Pelabuhan Yokohama, Jepang karena terpapar virus Corona. Dari 78 orang itu ada beberapa orang Bali, salah satunya I Ketut Januartika (28), warga Banjar Meranggen, Desa Tangkas, Klungkung.

Melalui pesan massanger Facebook, Januatika berkeluh kesah kepada keluarganya dihantui ketakutan terpapar virus Corona. Dia minta dijemput pemerintah Indonesia dengan pesawat, bukan dengan kapal laut karena memakan waktu lama.

Ketut Januartika ingin cepat pulang ke Tanah Air karena takut terpapar virus Corona. Padahal dia baru berangkat kerja kapal pesiar pada tanggal 20 Januari 2020 lalu. Di kapal pesiar tersebut dia bekerja di bagian buffee steward. Selain dirinya, ada juga warga Bali yang bekerja di kapal tersebut dengan jumlah WNI sekitar 78 orang.

“Ada warga Bali yang juga bekerja di sini Pak, tapi saya tidak tahu jumlahnya. Yang  positif (suspect virus Corona) dibawa ke RS Tokyo dan yang negatif stay masih dikarantina  di kapal,” kata Januartika kepada keluarganya.

Untuk saat ini, Januartika mengaku hanya melakukan kegiatan bersih-bersih di kapal sambil menunggu jemputan dari pemerintah RI. Tapi dia berharap agar proses penjemputannya jelas.

Saya berharap proses penjemputannya jelas. Jangan hanya bilang segera-segera dan jemputnya pakek pesawat. Karena kalo pakai  kapal memakan waktu hingga dua minggu ke sini terlalu lama,” terangnya melalui pesan chating kepada keluarganya di Banjar Meranggen, Desa Tangkas, Klungkung.

Dikutip dari Kompas.com, Kru kapal pesiar Diamond Princess di Yokohama, Jepang, meminta kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk melakukan evakuasi. Mereka berharap pemerintah menjemput tidak menggunakan kapal laut karena akan memakan waktu dua pekan perjalanan.

“Kepada Pak Presiden Jokowi yang terhormat, kami yang berada di Diamond Princess di Yokohama sudah sangat takut, ibaratnya dibunuh pelan-pelan,” ungkap salah satu kru.

Kamis (20/2/2020) lalu, pemerintah memang sudah mendiskusikan terkait evakuasi lewat jalur laut. Kapal yang akan digunakan adalah kapal medis milik Angkatan Laut RI, yaitu KRI Dr Soeharso. Kapal tersebut kini berada di dermaga Komando Armada Dua (Koarmada II) Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur.

Kepada ABC Indonesia, Sasa, salah satu kru kapal, mengungkapkan bahwa negara lain sudah memberikan kepastian evakuasi. “Kru dari India akan dievakuasi pada Senin (24/2/2020), dan kru dari Filipina akan dievakuasi pada Selasa (25/2/2020),” ujar Sasa.

Sasa juga menerangkan bahwa banyak kru kapal asal Indonesia sudah berputus asa bisa pulang lebih awal. Dia mengungkapkan bahwa para WNI harus bekerja di lingkungan orang-orang yang memiliki potensi terpapar virus Corona. Orang-orang yang terinfeksi di kapal tersebut juga sudah dibawa ke rumah sakit, tetapi tidak ada jaminan bahwa penumpang lain yang belum diperiksa kesehatannya betul-betul sehat.

Pernyataan ini disampaikan sehari sesudah Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa semua kru telah melewati masa observasi dan dinyatakan negatif. Pemeriksaan terhadap kru WNI di kapal pesiar Diamond Princess baru dilakukan setelah tiga kru WNI dinyatakan positif terjangkit virus Corona. Bahkan, salah satu kru mengaku belum pernah menjalani pemeriksaan dan masih bekerja lebih dari 10 jam sehari.

Terkait hal itu, saat ini Pemerintah Indonesia berencana memberi keputusan Selasa (25/2/2020) hari ini. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan adanya rencana pembahasan pada Selasa dan alat transportasi apa yang akan dipakai. Selain itu, pemerintah juga mempertimbangkan evakuasi dengan pesawat terbang. (855)

Pos terkait