Bangunan Sekolah Direhab, Siswa Belajar di Tempat Parkir

NEGARA | patrolipost.com – Belasan siswa di SD Negeri 2 Tegalbadeng Timur, Desa Tegalbadeng Timur, Kecamatan Negara kini harus belajar secara darurat. Lantaran gedung sekolah dibongkar dan rehab total ruang kelas, pihak sekolah kini terpaksa menyulap tempat parkir untuk dijadikan bilik ruang kelas darurat.

Para siswa ini akan belajar di kelas darurat ini hingga pengerjaan proyek selesai. Siswa yang mengikuti proses belajar mengajar (PBM) di bangunan terbuka di tempat parkir tersebut merupakan siswa kelas V. Terdapat 17 siswa SD Negeri 2 Tegalbadeng Timur yang kini belajar di ruang kelas darurat ini.
Bangunan kelas mereka memang sebelumnya dibongkar dan kini tengah dilaksanakan proyek rehabilitasi total gedung ruang kelas I, II, dan V. Bangunan tempat parkir yang digunakan kelas darurat ini berada di depan gedung ruang guru dan TU.  Bangunan semi permanen tempat parkir yang menggunakan atap asbes itu juga tampak sudah agak lapuk.

Lantaran bangunan ini tanpa dinding, pihak sekolah berinisiatif memasang penyekat menggunakan kain gorden. Sekadar menghalau debu yang bertebaran dari aktivitas proyek di areal sekolah sehingga siswa bisa belajar di luar ruangan dengan nyaman. Salah seorang siswa yang belajar di kelas darurat ini, Ridho Febriano Habib (11) mengatakan suasana belajar di luar ruangan yang lebih disenangi siswa karena merasa sejuk dibanding dalam ruangan, justru kerap terganggu apabila sedang dilaksanakan aktifitas pengerjaan proyek di areal sekolahnya tersebut.

“Kadang merasa terganggu kalau pas orang kerja,” ujarnya didampingi salah seorang guru.
Sementara itu Kepala SD Negeri 2 Tegalbadeng Timur Ni Gusti Ketut Suratini mengatakan, pihaknya sengaja mengatur tempat belajar agar PBM tetap dapat berjalan selama berlangsunganya pengerjaan proyek rehabilitasi total atau pembangunan baru gedung di sekolahnya. Ia menyebut ada dua ruangan yang harus disekat yakni ruang kelas III dan IV untuk siswa kelas I dan II agar dapat belajar di dalam ruangan. Sedangkan untuk ruang kelas V, terpaksa ditempatkan di luar ruangan. 

Pertimbangannya, siswa kelas VI yang akan mengikuti ujian akhir dan tidak ada lagi ruang lainnya yang bisa dimanfaatkan. “Ruang kelas VI tidak kami bagi, biar anak-anak kelas VI fokus menghadapi ujian akhir nanti,” ujarnya.

Kendati diakuinya belum ada kendala berarti selama belasan siswa kelas V tersebut belajar di luar ruangan, namun pihaknya mengaku harus meningkatkan pengawasan terhadap siswanya. Begitupula dengan rekanan yang juga setiap hari sudah melakukan pengerjaan mulai pagi hari, agar aktiftas proyek di areal sekolah tidak begitu mengganggu PBM.

Begitupula dengan debu yang ditimbulkan dari aktiftas proyek, pihaknya terkadang terpaksa mengajak siswanya untuk menyiram halaman sekolah, sehingga debu yang bertebaran tidak mengganggu kenyamanan.
“Anak-anak perlu lebih kami awasi. Terkadang karena debu masuk ke ruang kelas, di sela-sela jam istirahat sebelum masuk kelas, kami juga kadang ajak anak-anak untuk menyiram halaman biar tidak begitu terganggu,” tandasnya. Proyek rehabilitasi total gedung ruang kelas I, II, dan V, yang ditarget baru akan rampung hingga bulan Desember nanti. (571)

Pos terkait