Anomali Cuaca Picu Peningkatan Kasus Demam Berdarah di Bangli

dbd bangli1
Ilustrasi kasus demam berdarah akibat gigitan nyamuk Ades Aegypti. (ist)

BANGLI | patrolipost.com – Anomali cuaca atau perubahan cuaca yang tidak menentu belakangan ini bisa memicu peningkatan serangan berbagai penyakit. Salah satunya adalah meningkatnya kasus Demam Berdarah Dangue (DBD). Untuk itu masyarakat diminta menjaga kebersihan lingkungan.

Kadis Kesehatan Bangli dr I Nyoman Arsana, dihubungi Kamis (16/3/2023) menjelaskan, mengacu data jumlah kasus DBD dari bulan Januari ke Februari tahun 2023, terjadi peningkatan sebanyak 5 kasus.

Bacaan Lainnya

“Kita waspada penuh kasus demam berdarah. Pemantauan terus kita lakukan. Dari Januari ke Februari terjadi peningkatan dari 17 menjadi 22 kasus. Walaupun secara statistik peningkatannya tidak terlalu banyak, namun kami tetap waspada,” ujarnya.

Dalam upaya pencegahan penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti itu, kata Arsana,  adalah dengan menggencarkan edukasi kepada masyarakat, terutama masyarakat dengan mobilitas yang tinggi. “Dalam upaya pemberantasan, kita juga libatkan generasi muda, dari pelajar hingga para Yowana dalam pembangunan kesehatan,” sebutnya.

Disampaikan pula, dalam pemberantasan sarang nyamuk, saat ini di Denpasar sudah dilakukan sterilisasi DBD yang disebut walbakiah yang diharapkan akan berimbas kepada masyarakat Bangli dari penularan penyakit yang ada di sekitar kita. Meski demikian, pihaknya tetap mengimbau masyarakat agar tetap mengedepankan kebersihan lingkungan.

“Apalagi dengan adanya perubahan-perubahan musim saat ini. Sarang-sarang nyamuk bisa di plafon, kamar dan kamar mandi. Nyamuk DBD ini berkembang biak di air yang jernih,” jelasnya.

Sementara untuk  pemberantasan sarang nyamuk bisa dilakukan melalui 5 M. Yakni, menguras tempat penampungan air, menaburkan Abate, melakukan penggantian air, menutup wadah air minum rapat-rapat dan menimbun barang-barang bekas.

“Kemudian jika masyarakat mengeluhkan demam, sebaiknya segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan atau dokter terdekat, sehingga akan bisa ditentukan jenis penyakit dan pertolongan bisa segera dilakukan. Tapi yang terpenting adalah pencegahan harus tetap diutamakan,” ujarnya. (750)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.