Alat Berat Keruk Pasir di Pantai Dusun Marga Garuda, Warga Tercengang-cengang

Alat berat terlihat sedang melakukan aktivitas pengerukan di pantai berpasir putih dan mengancam keberlangsungan tanaman mangrove yang ada di sekitar tempat tersebut. (cha)

SINGARAJA | patrolipost.com – Warga Dusun Marga Garuda, Desa Pejarakan Kecamatan Gerokgak, Buleleng Bali kaget dan geram karena mendadak sejumlah alat berat mengeruk pasir di pantai yang ditumbuhi mangrove. Warga setempat menyesalkan karena kegiatan tersebut tanpa berkoordniasi dengan pihak desa adat maupun dinas terkait.

Salah satu warga bernama Kadek Yasa mengatakan, alat berat tersebut merusak pantai tanpa mengindahkan kelestarian lingkungan. Yasa juga mengaku belum mengetahui perusahaan dari mana yang melakukan aktivitas pengerukan pasir tersebut.

Bacaan Lainnya

“Kami  miris melihat pantai yang  dimanfaatkan untuk bermain atau mencari ikan dikeruk oknum perusahaan. Adanya kegiatan itu, kami berkordinasi dengan kepala desa/perbekel yang ternyata dilakukan tanpa sepengetahuan pejabat berwenang di desa itu,” kata Yasa, Senin (30/11/2020).

Dia menyayangkan cara-cara pihak pengembang melakukan kegiatan di area pantai yang tengah ditata oleh kelompok penanam bakau. Padahal wilayah pantai berpasir putih itu sangat dilarang untuk melakukan kegiatan yang merusak terutama mengambil pasir.

“Ini sangat terang benderang ada perusakan lingkungan. Bahkan kegiatan itu menutup akses warga yang hendak ke pantai. Jika memang kegiatan itu dimaksud untuk membangkitkan kegiatan ekonomi, paling tidak dilakukan koordinasi agar tidak melanggar peraturan atau menghambat kegiatan masyarakat kami,” imbuhnya.

Kadek Yasa melanjutkan, lahan yang dikeruk pihak perusahaan diduga mengantongi sertifikat HGU No. 8/7 Desa Pejarakan. Namun, selaku Kelian Banjar Adat setempat, Yasa menyayangkan pihak pengelola tidak menjelaskan untuk apa dilakukan kegiatan pengerukan pantai berpasir putih tersebut.

“Untuk menghindari polemik dan pro kontra lebih lanjut, sebaiknya pihak yang melakukan kegiatan di tempat itu untuk menghentikan dahulu aktivitasnya. Sebagian warga kami sudah mengancam akan melakukan demonstrasi agar aktivitas perusakan dihentikan,” tegasnya.

Warga lain bernama Ketut Nasa yang merupakan aktivis penanam bakau/mangrove mengaku kecewa melihat pantai yang selama ini dijadikan tempat beraktivitas mencari penghidupan warga setempat di bulldozer.

”Kami minta hentikan aktivitas tersebut. Para pekerja menyebut mereka diperintah oleh orang bernama Setyo Irianto. Bahkan mereka mengaku sudah seizin kepala desa melakukan pengerukan,” ujar Nasa.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa/Perbekel Pejarakan Made Astawa mengaku tidak mengetahui adanya kegiatan pengerukan pasir di wilayahnya. Bahkan HGU yang dikantongi oleh pemegang hak telah berakhir masa berlakunya.

“Kok berani mereka melakukan kegiatan itu. Selembar surat pemberitahuan pun tidak kami kantongi dari mereka. Rencananya besok (Selasa 1/12) kami panggil mereka untuk memastikan pekerjaan apa yang mereka sedang lakukan di tempat itu,” tandasnya. (625)

Pos terkait