Peran Wisatawan Nusantara Untuk Mendukung Bali Bangkit di Masa Pandemi Covid-19

2021 10 25 20 28 372021 10 25 20 28 37 074
2021 10 25 20 28 372021 10 25 20 28 37 074

Trisno Nugroho.

 

Bacaan Lainnya

 

DENPASAR | patrolipost.com – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho menyampaikan bahwa Bank Indonesia secara rutin melaksanakan survei untuk membantu Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Bali dalam menyediakan data/informasi ekonomi dan keuangan terkini secara tepat waktu dan akurat. Di masa yang penuh dengan ketidakpastian terutama dalam pandemi Covid-19, peran data dan informasi terutama melalui survei menjadi hal yang penting. Data dan informasi tersebut berperan sebagai leading indikator penyusunan perkiraan perkembangan perekonomian ke depan yang pada akhirnya bermuara untuk menentukan arah kebijakan perekonomian nasional. Bank Indonesia saat ini berupaya agar analisis dan asesmen yang disusun selalu forward looking terhadap perekonomian ke depan. Dengan demikian, kebijakan yang diambil dapat bersifat mengantisipasi atau mendahului situasi yang mungkin akan terjadi ke depan.

Trisno Nugroho juga menyampaikan bahwa selain survei rutin, Bank Indonesia juga melaksakan survei insidentil yang kali ini berfokus pada wisatawan nusantara. Survei Pelaku Wisatawan Nusantara di Provinsi Bali selama Covid-19 dilakukan kepada 400 responden pelaku wisatawan nusantara yang berkunjung ke Provinsi Bali. Survei ini diselenggarakan pada akhir September 2021 dan awal Oktober 2021 untuk mengetahui bagaimana preferensi dan besar belanja kunjungan wisatawan nusantara di provinsi Bali.

Sebagaimana diketahui bersama bahwa sejak akhir Maret 2020, pariwisata Bali bergantung sepenuhnya kepada wisatawan nusantara. Perkembangan wisatawan nusantara di Bali diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi Bali.

“Untuk memulihkan industri pariwisata nasional, hal utama yang harus dilakukan adalah penanganan Covid-19 dengan baik,” ucap Trisno Nugroho, Senin (25/10/2021) di Denpasar.

Selanjutnya, adalah kesiapan industri pariwisata dalam menerapkan standar CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability) International. Berikutnya adalah bagaimana mengkomunikasikan dan mempromosikan bahwa Bali Safe dan siap menerima kunjungan. Terakhir, perkembangan pariwisata di Indonesia di masa pandemi COVID-19 perlu didukung stimulus oleh pemerintah.

Di samping itu, hasil Survei Pelaku Wisatawan Nusantara di Provinsi Bali selama Covid-19 menemukan bahwa sebagian besar kunjungan wisawatan nusantara (wisnus) di Bali berdurasi kurang dari 5 (lima) hari per kunjungan dan mayoritas membawa keluarga untuk berwisata bersama. Rata-rata pengeluaran wisnus saat ini sebesar Rp5,5 juta per keluarga yang didominasi oleh biaya akomodasi (Rp1,58 juta), makan dan minum (Rp1,25 juta), serta sovenir (Rp0,91 juta). Dari sisi akomodasi, mayoritas responden memilih hotel bintang 3 (tiga) ke bawah sebagai tempat menginap utama, selanjutnya hotel bintang 4 (empat) ke atas dan villa. Sementara opsi utama untuk lokasi menginap, mayoritas wisnus memilih Kabupaten Badung (Kuta, Seminyak, Jimbaran, Nusa Dua) sebesar 55% dan Denpasar (termasuk Sanur) sebesar 27%.

“Selama pandemi Covid-19, kebersihan dan promosi merupakan alasan terbesar konsumen dalam memesan akomodasi di Bali. Adanya pekan promo atau potongan harga mampu mendorong penjualan hingga mencapai 100 persen,” tutup Trisno Nugroho. (wie)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.