BI Gandeng TNI AL Gelorakan Cinta Rupiah di Masa Pandemi Covid-19

2021 10 24 07 14 572021 10 24 07 14 57 530
2021 10 24 07 14 572021 10 24 07 14 57 530

“Tim Ekspedisi Singa Nusantara 2021” di Nusa Penida, Klungkung.

 

Bacaan Lainnya

 

KLUNGKUNG | patrolipost.com – Dalam rangka menjalankan salah satu tugas utama Bank Indonesia yaitu menyediakan kebutuhan uang tunai dalam jumlah yang cukup, pecahan yang sesuai, layak edar dan tepat waktu, Bank Indonesia bekerjasama dengan TNI AL, melalui “Tim Ekspedisi Singa Nusantara 2021” menyisir pulau terluar untuk menggelorakan gerakan Cinta Rupiah.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho  saat ”Penyambutan Tim Ekspedisi Singa Nusantara 2021” di Nusa Penida, Klungkung (22/10/2021), menyampaikan terima kasih kepada TNI AL karena tanpa bantuan dan kerjasamanya kegiatan ekspedisi ini tidak dapat terselenggara dengan baik.

Kegiatan ini dihadiri, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, Komandan Pangkalan TNI AL Denpasar, Kolonel Laut I Komang Teguh Ardana, Direktur Operasional BPD Bali, Ida Bagus Gede Setia Yasa, Muspika setempat serta masyarakat.

Ekspedisi Singa Nusantara 2021 sendiri adalah kegiatan yang digagas oleh Bank Indonesia bekerjasama dengan TNI AL untuk mengunjungi wilayah Terpencil, Terdepan dan Terluar (3T).

Pulau Nusa Penida dipilih menjadi titik akhir karena Nusa Penida merupakan salah satu icon destinasi wisata populer di Bali seperti Pantai Kelingking, Crystal Bay, dan Angle Bilabong yang mengundang minat wisatawan domestik maupun mancanegara yang pastinya membutuhkan ketersediaan uang Rupiah.

“Kegiatan kami disini selain terkait dengan distrbusi uang rupiah seperti penukaran uang lusuh dan uang rusak kepada masyarakat, kami juga menyalurkan bantuan kepada 3 pura, 1 masjid dan 1 sekolah sebagai bentuk kepedulian Bank Indonesia,” katanya.

Seperti diketahui Ekspedisi Singa Nusantara 2021 dilepas pada 18 Oktober 2021 di Pangkalan Komando Armada II TNI AL Surabaya. Titik-titik lokasi yang dikunjungi oleh tim Ekspedisi meliputi Pulau Masalembo, Kangean, dan Sapeken yang berada di wilayah Jawa Timur dan berakhir di Pulau Nusa Penida yang berada di Provinsi Bali.

Saat ini dijelaskan Trisno Nugroho, Bank Indonesia sedang mendorong Gerakan Cinta Bangga dan Paham Rupiah. Rupiah sebagai simbol kedaulatan negara harus dicintai dan dipahami penggunaannya. Untuk itu, ia berharap masyarakat mampu menjaga uang Rupiah dalam kondisi baik dengan cara tidak dirobek, diremas, dicoret, distapler, dan dibasahi.

“Hal tersebut penting karena kondisi uang Rupiah, sebagai simbol kedaulatan Indonesia, dapat mempengaruhi citra Indonesia,” tukasnya.

Dijelaskan, secara keseluruhan, peredaran uang di Bali sebagai episentrum pariwisata Indonesia cukup besar, dengan nilai permintaan uang atau outflow tercatat sebesar Rp 1,75 Triliun dan jumlah uang yang disetorkan masyarakat ke Bank Indonesia atau Inflow tercatat sebesar Rp 4 Triliun pada Triwulan I 2021. Meskipun besar, ternyata nilai tersebut turun apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, menggambarkan ekonomi Bali yang terkontraksi cukup dalam karena pengaruh Covid-19. Salah satu penyebab adalah adanya pembatasan mobilitas masyarakat sehingga jumlah turis baik domestik maupun mancanegara berkurang secara signifikan.

Kendati sempat terkontraksi cukup dalam, momentum pemulihan ekonomi Bali telah mulai terlihat sejak triwulan II tahun 2021 dengan mulai terkendalinya penanganan pandemi Covid-19 baik dari aspek kesehatan melalui vaksinasi hingga aspek ekonomi melalui digitalisasi. Oleh karena itu selain memastikan ketersediaan Rupiah, Bank Indonesia juga mendorong transformasi digital khususnya dalam hal sistem pembayaran sebagai salah satu upaya menekan penyebaran Covid-19.

Salah satu kebijakan Bank Indonesia yang mendukung akselerasi transformasi digital adalah Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS. QRIS yang merupakan kebijakan menstandarisasi QR Code Pembayaran di Indonesia, menjadi solusi bertransaksi aman dan sehat karena dilakukan hanya dengan handphone tanpa perlu adanya kontak fisik (contactless) bahkan QRIS juga dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun tanpa tatap muka seiring penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) Covid-19.

“Astungkara sebagai opsi pembayaran yang CeMuMuAH (Cepat, Mudah, Murah, Aman dan Handal), implementasi QRIS di wilayah Bali masuk ke dalam peringkat 8 besar Nasional dengan jumlah merchant sebanyak 342.603 merchant di Bali, di mana 2 persen diantaranya atau sebanyak 6.303 merchant berada di Kabupaten Klungkung,” ungkapnya.

Kemudian dengan pembentukan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi di Daerah (TP2DD) Kab. Klungkung pada 16 Maret 2021 lalu dan dukungan BPD Bali, QRIS telah diimplementasikan di hampir seluruh ekosistem kawasan Nusa Penida mulai dari tiket penyeberangan, hotel, kuliner, puskesmas hingga pura.

“Digitalisasi berbasis QRIS juga telah digunakan di 18 jenis pajak dan retribusi. Saya meyakini, dengan support Bapak Bupati beserta jajaran dan juga dibantu oleh BPD Bali, implementasi digitalisasi ini dapat semakin diperluas ke seluruh sektor sosial ekonomi di Nusa Penida,” imbuh Trisno Nugroho.

Selanjutnya dalam kegiatan kali ini agar komitmen dan semangat Bupati dapat didengar dan ditularkan ke seluruh lapisan masyarakat di Nusa Penida dan bahkan hingga daerah lainnya, juga dideklarasikan dukungan Cinta Bangga Paham Rupiah serta melakukan Launching Digitalisasi Pembayaran di Kawasan Nusa Penida.

“Saya meyakini dengan kerjasama dari semua pihak mulai dari pemerintah, perbankan, pelaku usaha, dan masyarakat, Bali akan mampu pulih dan bangkit kembali,” tutupnya. (wie)

 

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.