Inilah Pesan Mengharukan Pande untuk Ayahnya Sebelum Gantung Diri

SEMARAPURA | patrolipost.com – Pesan mengharukan ditulis Kadek Pande Susila (15) untuk ayahnya sebelum mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. “Bapak gak perlu nelpon-nelpon lagi supaya tidak rugi (karena percuma-red),” tulisnya.

Kalimat lain dalam pesan berbahasa Bali itu pelajar SMAN 2 Semarapura Klungkung ini juga menulis yang artinya kita-kira: “Bapak tidak perlu ngajak Pande jalan-jalan lagi. Langsung saja ajak Pande ke surga.”

Remaja yang dikenal pendiam ini nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, Rabu (17/7). Korban ditemukan tergantung di kanopi garase rumahnya yang terletak di Banjar Sangkanbuana, Semarapura Kauh sekira pukul 08.00 Wita.

“Ya, ada pesan korban untuk ayahnya di WhatsApp. Dia minta dijemput ayahnya, tapi jangan menyertakan ibunya. Cukup datang dengan karyawan ayahnya saja,” ujar Ketut Ali Mawa (35), paman korban yang ditemui di lokasi.

Setelah keluarga datang sekitar pukul 08.00 Wita, korban ditemukan tergantung kaku di kanopi garase rumahnya. Ayah korban, Wayan Putra (39) begitu shock menerima kenyataan tersebut. Dia masih berusaha membawa anaknya ke UGD RSU Klungkung, namun nyawanya tidak tertolong lagi karena sudah meninggal saat ditemukan. Kematian korban karena bunuh diri dipastikan oleh dr Made Aridana, dokter UGD RSU Klungkung yang menangani mayat korban.

Sementara itu Kapolsek Klungkung Kompol Wayan Sarjana SH membenarkan ada seorang siswa yang meninggal karena diduga  gantung diri, namun motifnya belum diketahui. Menurutnya, saat ditemukan korban memakai baju kaos warna putih lengan panjang serta celana panjang warna hitam. Korban memiliki tinggi badan 165 cm dengan berat 59 kg.

Paman korban Ketut Alit Mawa menjelaskan, Kadek Pande Susila memiliki adik bernama Komang Pande yang masih duduk di bangku kelas 5 SD di Sebudi, Karangasem. Sedangkan korban sendiri baru naik kelas XI di SMA 2 Semarapura, Klungkung. Kakaknya Luh Purnami Santhi (19), masih kuliah di Fak Ekonomi di salah satu Universitas di Denpasar.
Ali Mawa yang mengaku bekerja di koperasi milik keluarga korban menambahkan, rumah tempat Pande Susila gantung diri adalah rumah tempat mengungsi saat bencana Gunung Agung meletus beberapa tahun lalu. Setelah pengungsi kembali ke rumah masing-masing, rumah tersebut langsung dibeli ayah korban. Selanjutnya korban menempati rumah itu sendirian.
Korban yang berasal dari Banjar Dinas Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem ini sehari-hari sifatnya pendiam. Dia tinggal sendiri Sangkanbuana, sedangkan bapaknya I Wayan Putra (39) adalah Ketua LPD Sogra sejak tahun 1996, ibunya bernama Kadek Ariati (37).
Sementara itu tetangga korban, Putu Lilik asal Desa Tegak menuturkan sempat mendapatkan mimpi buruk. Dimana neneknya sempat medadaan dengan anak seorang cowok. “Saya punya firasat tidak baik dengan Pande Susila ini. Dan ternyata benar, ketika saya datang ke rumahnya saya menemukan korban telah meninggal dunia dengan cara bunuh diri,” ujar Putu Lilik sedih.
Berikut terjemahan isi pesan WA almarhum:

Pak cari Pande ke Klungkung, tapi jangan sendirian bapak datang. Ajak karyawan Bapak yang cowok, biar ada yang nyetir. Bapak jangan bicara apa-apa di rumah dulu. Pokoknya bapak ke sini aja. Pande sekarang di rumah yang di Klungkung. Jangan ngajak ibu ke sini. Sebentar jangan ngajak Pande ke mana-mana lagi. Langsung ajak Pande ke sorga. Makanya bapak harus ngajak karyawan yang cowok, supaya ada yang nyetir.

Bapak ngak perlu nelpon-nelpon lagi. supaya tidak rugi (karena percuma). Pokoknya Bapak cari aja Pande di rumah yang di Klungkung. (sug)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.