Terinspirasi Karya Ismail Marzuki dan Gesang, Pandusukma Rilis “Lepas”

Musisi lokal Bali, Pandusukma.

DENPASAR | patrolipost.com – Terinspirasi karya Ismail Marzuki dan Gesang, sang gitaris muda berbakat Pandusukma asal Denpasar, Selasa (3/8) lalu, merilis single perdana berjudul “Lepas”, yang kini bisa dinikmati di berbagai platform musik digital.
Lagu ‘Lepas’ini mengisahkan tentang ungkapan perasaan pilu seorang insan yang sedang gundah gulana dan merasa hampir putus asa serta kehilangan kepercayaan diri. Ia pun lantas tersadarkan diri untuk segera bangkit dan mulai mencari cara untuk memusnahkan segala kekalutan hati dan pikirannya.
Suasana sudut sunyi di tengah sesak dan padatnya kota metropolitan menjadi tempat pelarian untuk meluapkan segala perasaan hati dan merenungkan mimpi-mimpinya. Seakan seperti ada yang memberinya ilham, dan di sanalah ia melepaskan segala beban pikiran, beratnya masalah, dan rasa bingung yang mendera.
“Lagu “Lepas” ini terinspirasi oleh aliran musik pop sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, di antaranya sejumlah karya monumental komposer Ismail Marzuki dan Gesang. Saya sangat terkesan dengan nuansa lagu dan melodi karya maestro Ismail Marzuki, terutama pada penggunaan nada-nada eksotis, juga komposisi Gesang yang syahdu menggambarkan pahit-manis pengalaman kehidupan,” kata Pandusukma, Kamis (5/8).
Pandusukma mengaku mengerjakan sendiri lagu ini dengan alat rekam sederhana di rumah saat penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Mulai dari pengambilan suara gitar, bass, guitalele, dan vokal dilakukan sendiri oleh Pandusukma, termasuk lirik, lagu, dan aransemennya, begitu pula dengan proses mixing dan mastering dilakukan secara mandiri, sambil mengisi waktu luang di tengah pandemi Covid-19.
Musisi muda yang tinggal bersama orangtuanya di Jalan Nuansa Kori Barat III, Br Tegal Kori, Ubung Kaja, Denpasar Utara ini memulai karir bermusik pada awal 2019. Sebagai gitaris, Pandusukma pernah bergabung dalam beberapa band di antaranya, Wangsa, Nalais, dan Manu, sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi solois.
Gitaris lajang yang memiliki nama lengkap Pandusukma Demokrat ini adalah putra pertama dari pasangan Ema Sukarelawanto dan Andri. Lagu berdurasi 04:48 menit ini dirilis dalam genre pop alternatif dan terilhami musik-musik pop Indonesia dekade 1940-an hingga 2000-an. (jok)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.