6 Pengusaha Bakal Bertarung Perebutkan Kursi Ketua ASITA Bali Periode 2021-2026

I Ketut Jaman. (Ist)

 

Bacaan Lainnya

 

DENPASAR | patrolipost.com – Pasca sengkarut di tubuh ASITA Bali yang akhirnya memaksa Gubernur Bali I Wayan Koster turun tangan mendamaikan kedua kubu yang berseberangan,  kini organisasi perjalanan wisata ini fokus untuk melaksanakan Musyawarah Daerah (Musda) untuk memilih Ketua DPD dan Ketua Depeta ASITA Bali periode 2021-2025 pada Rabu (28/7/2021) mendatang.

Menurut Co Founder PT Melali Bali DMC, I Ketut Jaman salah seorang calon yang bakal bertarung memperebutkan kursi Ketua DPD ASITA Bali, yang dihubungi melalui selulernya, Kamis (22/7/2021) di Denpasar, mengatakan, peran perusahaan perjalanan wisata sangatlah strategis, terutama dalam mendatangkan wisatawan ke Bali, lantaran mereka yang langsung berhubungan dengan para “User”.

Lantas terkait pelaksanaan Musda ASITA mendatang yang diramaikan enam calon ketua termasuk dirinya, hal itu menurutnya bagian dari demokrasi.

“Kalau calonnya satu atau dua kan kurang ramai, tapi kalau sampai ada enam kan demokrasinya jalan,” sebut Ketut Jaman yang oleh beberapa kalangan digadang-gadang bakal menduduki kursi Ketua ASITA Bali periode 2021-2026, lantaran dianggap netral.

Namun demikian ia juga utarakan, ternyata dengan menyatunya kedua kubu berbeda disinyalir masih ada kelompok-kelompok kecil yang dianggap kurang puas.

“Di atas kertas sih , oke-oke saja, tapi masih ada juga yang kurang puas sepertinya,” ungkap pengusaha yang memiliki keahlian mendatangkan tamu MICE ini. Justru dengan masuknya kandidat lain di luar kedua kubu, diharapkan ada semacam “pemecah ombak”, sambungnya.

“Jadi siapapun yang berhasil menjadi ketua nantinya mestinya bisa menjembatani kepentingan ASITA secara keseluruhan, bukan kelompok tertentu,” tukasnya.

Ia berharap ada calon lain yang lebih netral nantinya masuk, tujuannya agar organisasi lebih solid dan partisipasi anggota juga semakin meningkat.

“Dengan adanya soliditas anggota, kita berharap jangan lagi terulang kejadian yang lalu, akibatnya nama ASITA Bali tercoreng dimata nasional,” katanya mewanti-wanti.

Lantas ia juga berkeinginan, kelak ASITA Bali kembali kepada fungsinya sesuai dengan visi misi organisasi, disamping juga bisa kembali menjaga hubungan baik dan bersinergi dengan pemerintah kabupaten/kota, provinsi ataupun pusat dalam menjalankan programnya.

“Kita tidak bisa berjalan sendiri, dengan ego masing-masing, harus tetap menjaga kemitraan dengan stakeholder,” sentilnya.

Disamping menjaga kemitraan dengan pemerintah, tentunya yang tidak bisa diabaikan bagaimana ASITA Bali bisa berkolaborasi dengan asosiasi pariwisata lainnya.

“Meskipun saat ini belum ada wisatawan, Covid-19 momentum untuk melakukan perbaikan organisasi,” cetusnya.

Ketut Jaman juga mengakui masuknya ia di bursa calon Ketua DPD ASITA Bali, tidak lain untuk memberikan pilihan bagi anggota ASITA yang lain, apalagi beberapa kalangan menganggap dirinya dalam posisi netral, tidak pernah berpihak di salah satu kubu yang sempat berseteru.

“Inikan pilihan, kalau temen-temen memberikan dukungan dan percaya lantas memilih ‘tyang’, astungkara. Kalau tidakpun tidak jadi persoalan,” ujarnya, sembari berujar ASITA Bali kedepannya harus bisa mengayomi anggotanya, menjaga hubungan  baik dengan stakeholder, transparansi juga bermitra dengan asosiasi lainnya.

Seperti diketahui, ada 6 nama pengusaha perjalanan wisata yang masuk dalam bursa calon Ketua DPD ASITA Bali periode 2021-2026, diantaranya, I Ketut Jaman (Co Founder PT Melali Bali DMC), Putu Astiti Saraswati (Presiden Direktur Toya Yatra), Komang Takuaki Banuartha (Direktur PT Sari Gumi Bali), I Putu Winastra (Presiden Direktur PT Karang Bali), Komang Nurjaya Maharta (Owner PT Bali Flamboyan Jaya) dan I Ketut Tunggu (Direktur PT Pasca Sari Wisata). (wie)

 

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.