Varian Delta Menyebar di Bali, Ketut Suarjaya: Masyarakat Tetap Disiplin Prokes

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya. (ist)

DENPASAR | patrolipost.com – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya membenarkan varian Delta telah menyebar di Bali. Hal itu juga terlihat dari peningkatan angka kasus Corona selama PPKM Darurat. Sekalipun diimbangi vaksinasi yang cukup masif.

“Ya, varian Delta sudah masuk Bali, agar semua waspada,” ujar Suarjaya melalui Whatsapp, Kamis (15/7/2021).

Bacaan Lainnya

Dari informasi yang dikumpulkan, varian Delta menginvasi Bali di awal bulan Juli 2021. Disebutkan, ada dugaan virus itu terbawa awak logistik, yang sempat bolak-balik Jawa-Bali.

Dengan adanya varian baru yang menyebar di Bali, Ketut Suarjaya mengatakan, masyarakat yang telah tuntas mengikuti vaksinasi wajib disiplin menjalankan Protokol Kesehatan.

“Vaksinasi memberi kekebalan, tapi virus tetap bisa masuk kalau tidak disiplin,” ujarnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melabeli varian ini sebagai varian Delta bukan untuk menggantikan nama ilmiah, melainkan sebagai nama yang dipakai secara umum di ruang publik. WHO menganggapnya sebagai varian yang butuh perhatian atau variant of concern.

Gejala umum yang dilaporkan adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, atau demam. Di Britania Raya, tempat yang 91 persen kasus barunya adalah varian Delta, salah satu penelitian menemukan bahwa gejala paling sering adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek.

Terpisah, Kasatpol PP Provinsi Bali Dewa Nyoman Rai Dharmadi mengatakan, pemicu pertambahan Covid-19 juga disebabkan sejumlah oknum masyarakat abai Protokol Kesehatan. Namun, Dharmadi mengakui, personel yang sangat terbatas tidak mampu menjangkau seluruh sasaran untuk mengawasi dan mendisiplinkan masyarakat. Sehingga dibutuhkan kerjasama Satgas Gotong Royong untuk mengawasi, dan bahkan menindak masyarakat yang abai Protokol Kesehatan.

“Pendekatan juga dilakukan secara humanis dalam penegakan Protokol Kesehatan kepada masyarakat. Namun, jika berkali kali tidak mengindahkan teguran, maka terpaksa kami kenakan denda,” jelasnya.

Pihaknya berharap, seluruh masyarakat Bali mematuhi patuhi Protokol Kesehatan, menghindari informasi yang menyesatkan atau berita hoaks, dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan pemerintah.

“Karena yang sehat lebih banyak dari pada yang terpapar. Untuk itu, mari bersama sama jaga diri, jaga keluarga, dan jaga negara,” ujarnya. (pp03)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.