PKB 2021 Ditutup, Wayan Koster: Tema 2022 Danu Kerthi Huluning Amerta

Gubernur Bali, Wayan Koster menutup secara resmi Pesta Kesenian Bali, Sabtu (10/7/2021). (ist)

DENPASAR | patrolipost.com – Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIII yang telah digelar selama sebulan penuh dari tanggal 12 Juni-10 Juli 2021, secara resmi ditutup Gubernur Bali Wayan Koster secara daring di Jayasabha, Kediaman Gubernur Bali, Denpasar, Sabtu (10/7/2021).

Dalam penutupan itu, Gubernur Koster juga meluncurkan Tema PKB ke 44 tahun 2022, yakni Danu Kerthi Huluning Amerta, Memuliakan Air sebagai Sumber Kehidupan.

Bacaan Lainnya

Dengan tema tersebut, Gubernur Koster berharap para seniman yang ada di Bali dapat mempersiapkan karya-karya yang apik dan berkualiatas dan dapat memahami esensi dari tema tersebut.

“Sebagai pesta tahunan yang telah mendapat pengakuan dunia, PKB menjadi ajang pertemuan insan-insan kreatif untuk berkreasi, berkolaborasi, dan bersilaturahmi dalam rangka penguatan dan pemajuan Kebudayaan Bali,” kata Koster.

Dikatakan, aktualisasi PKB yang kini telah memasuki tahun ke-43 didukung penuh oleh seluruh lapisan dan elemen masyarakat Bali tanpa terkecuali.

“Karakteristik masyarakat Bali yang artistik, jujur, terbuka, pekerja keras, dan memiliki semangat gotong-royong merupakan modal utama dalam menyukseskan PKB,” ungkapnya.

Gubernur juga mengatakan, kendati penyelenggaraan PKB masih berada dalam suasana pandemi Covid-19, kreativitas seniman Bali tidak pernah pudar sehingga PKB dapat digelar dengan format baru, yaitu gabungan antara luring dan daring.

“Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menjadikan kebudayaan sebagai hulu pembangunan Bali, sebab dengan membangun kebudayaan akan menimbulkan dampak sistemik terhadap pembangunan bidang lainnya,” katanya.

Dia menambahkan, selama ini Kebudayaan Bali dipelihara dengan baik oleh masyarakat melalui desa adat dan berbagai organisasi profesi (sekaa). Kini masyarakat Bali sedang dalam perubahan cara dan sikap hidup akibat globalisasi dan persentuhan dengan dunia luar, dikhawatirkan hal ini akan mengubah paradigma mereka dalam memandang kebudayaan.

“Untuk itulah pemerintah hadir melakukan penguatan dan pemajuan kebudayaan dengan berbagai strategi mulai dari regulasi, edukasi, infrastruktur, institusi, kerjasama, pendanaan, hingga insentif dan penghargaan,” tutup Koster. (pp03)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.