Usaha Transportasi Bali Berharap Tumbuh Bersama Pulihkan Perekonomian Pariwisata Bali di Masa Covid-19

(foto/ist)

 

Bacaan Lainnya

 

DENPASAR | patrolipost.com – Perkembangan dunia usaha Angkutan pariwisata di Bali saat ini sangat menurun dan perlu perhatian serius semua pihak yaitu masyarakat, pemangku kepentingan dan pemerintah (pemerintah pusat dan Pemerintah daerah Provinsi Bali) akibat pandemi Covid-19 yang masih berlangsung saat ini sehingga sangat berpengaruh pada semua sendi-sendi kehidupan perekonomian di Bali, disamping perekonomian keluarga serta rumah tangga masyarakat Bali yang makin mundur sehingga banyak permasalahan muncul, baik dalam segi harmonisasi hidup serta kepastian pendapatan untuk mempertahankan kemandirian perekonomian lingkup yang sangat sederhana yaitu rumah tangga dan dunia usaha yang semakin melemah, khususnya perekonomian usaha sektor angkutan pariwisata Bali yang merupakan kendaraan utama  untuk mendapatkan penghasilan agar tetap dapat mempertahakan kelangsungan hidup.  Banyaknya pengusaha pariwisata dan pelaku usaha pariwisata di Bali saat ini tidak dapat lagi mempertahankan kemandirian ekonominya sehingga harus mengalami banyak kesulitan dan hal lainnya, segala macam usaha telah diupayakan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan dasar sebagai pelaku usaha dan berusaha mempertahankan kelangsungan hidup usaha dengan cara seadanya.

Tentunya dunia usaha pariwisata di Bali sangat tidak siap menghadapi pandemi Covid-19 ini karena memang ini adalah bencana kesehatan dunia (Force Majeur) yang berimbas langsung pada dunia  usaha pariwisata dan dengan cara apapun telah berusaha dan tetap mempertahankan usahanya yang merupakan salah satu pilar kekuatan perekonomian pariwisata di Bali.

Pengusaha transportasi yang tergabung dalam Asosiasi Persatuan Pengusaha Angkutan Pariwisata Bali (PAWIBA) yaitu kompenen pelaku usaha bidang Transportasi pariwisata yang konsisten dan senantiasa memberikan kontribusi dan pendapatan ekonomi bali khususnya sektor pariwisata di bidang penyiapan kendaraan angkutan pariwisata di Bali yang berada pada wilayah Kerja Kementerian Pariwisata Kreatif RI dan Kementrian Perhubungan Darat RI di Bali, berharap  kepada pemerintah dan segenap pemangku kepentingan agar keberadaannya di perhatikan, di lindungi akan kelangsungan usaha dan diberikan bantuan agar dapat bersama sama dengan pemerintah terlibat secara aktif untuk menekan laju Covid-19 dan bersama-sama bertumbuh untuk memulihkan perekonomian pariwisata Bali.

Banyaknya peristiwa dan kesulitan yang dihadapi para pengusaha Angkutan pariwisata di Bali sangat membuat mental dan fisik serta cara berfikir makin tidak tenang, terutama banyaknya tekanan dari perusahaan jasa keuangan  baik dengan pressure data keuangan dan pressure tekanan pihak debt kolektor yang makin memberikan suasana hangat cenderung mengarah panas bagi pengusaha angkutan pariwisata yang merupakan mitra usaha  sebelumnya, namun sekarang berbalik menjadi sosok gambaran yang sangat menakutkan dan menyeramkan.

“Banyak hal pressure yang diberikan sekalipun berlindung pada kata “RELAKSASI” sebab yang terjadi sesungguhnya adalah mengelumbungkan biaya dan kewajiban dan bunga serta mengubah perjanjian secara sepihak sehingga kami di arahkan kepada situasi sulit  yang pada ujungnya kami tidak lagi mampu mempertahankan,” sebut Ketua PAWIBA Provinsi Bali, I Nyoman Sudiarta, Selasa (29/6/2021) di Denpasar.

Hal ini menurutnya telah disampaikan tertulis  kepada pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk dapat menjadi perhatian. Sejalan dengan keadaan dan situasi tersebut juga  telah disampaikan dalam rapat-rapat koordinasi dengan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia dalam hal ini dengan Pihak Direktur Strategis Ekonomi Kementerian Pariwisata Republik Indonesia  dan Deputi Kementerian Pariwisata RI dan Juga Pihak Kamar Dagang Indonesia Provinsi Bali serta Pihak Kepolisian Daerah Polda Bali – Reskrimsus Bidang Ekonomi dan Transportasi. Pada setiap pertemuan rapat koordinasi  dengan pihak pihak tersebut di atas masih diperlukan dukungan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Bali dan Gubernur Bali sebagai Pemimpin kebijakan di Provinsi Bali.

Seluruh Pengusaha yang tergabung melalui Asosiasi Persatuan Angkutan Wisata di bali berharap untuk dapat bertumbuh memulihkan perekonomian pariwisata melalui bidang keahlian sebagai penyedia angkutan wisata di Bali bersama-sama dengan pemerintah dan seluruh komponen pariwisata lainnya untuk tetap menjaga dan mampu bersiap diri menghadapi persiapan pembukaan pariwisata Bali namun apa daya, jika masih terjadi aksi istimewa para debt kolektor atas perintah perusahaan jasa keuangan yang secara sepihak dan mengabaikan ketentuan Fiducia.

Miris, saat ini keberadaan Unit Kendaraan Angkutan Pariwisata sudah HILANG, sebagian besar sudah banyak di tarik leasing dan telah di jual atau di lelang di Luar Bali. Baik itu kendaraan Sewa Mobil (Jenis Avanza Hingga Innova atau sejenisnya), Kendaraan Sewa Premium (Jenis Alpard  Sejenisnya),  kendaraan Sewa ELF, Hiace, kendaraan bus pariwisata Medium 20, 30, 35 Seat dan Bahkan kendaraan bus pariwisata 40 – 45 seat.

“Ini adalah kenyataannya bahwa kami sebagai pelaku usaha menilai bahwa kepada siapa lagi bali akan bangkit kalau kami tidak berupaya all out untuk pemulihan perekonomian pariwisata di bali di masa pandemi Covid-19 yang entah kapan berakhir,” tuturnya dengan mimik berharap. (wie)

 

 

 

 

 

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.