RSUP Sanglah Olah Sampah Organik Jadi Eco Enzim

Eco Enzim hasil olahan sampah organik di RSUP Sanglah. (ist)

DENPASAR | patrolipost.com – Rata-rata per hari sampah organik yang dihasilkan RSUP Sanglah sebanyak 130 kg. Sehingga untuk mengurangi sampah organik yang ada, pihak RSUP Sanglah Denpasar mengolah limbah-limbah organik tersebut menjadi eco enzim. Hal ini disampaikan Kepala K3RS dan Kesehatan Lingkungan RSUP Sanglah Ni Putu Resiki, Selasa (8/6/2021).

Menurutnya pengelolaan sampah harus dilakukan secara komprehensif dan penanganan sampah harus dilakukan seluruh elemen sebagai sumber daya yang memiliki nilai manfaat.

Bacaan Lainnya

“Sampah organik yang ada di instalasi gizi apabila dibiarkan kapasitasnya akan menumpuk di TPA. Dengan membuat eco enzim kita berusaha mengolah sampah tersebut menjadi bermanfaat. Eco enzim ini adalah wujud nyata partisipasi RSUP Sanglah menyelamatkan Bumi dari pemanasan global,” ujarnya.

Resiki menuturkan eco enzim merupakan hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran.  Eco enzim ini, selain dimanfaatkan untuk pemeliharaan ipal, juga bisa digunakan sebagai pupuk tanaman di areal RSUP Sanglah.

Lebih lanjut, pihaknya menerangkan jika produk eco enzim merupakan produk ramah lingkungan yang mudah digunakan dan mudah dibuat.

“Pembuatan eco enzim hanya membutuhkan bahan-bahan yang cukup sederhana seperti air, gula sebagai sumber karbon, dan sampah organik sayur dan buah,” jelasnya.

Sedangkan pemanfaatan eco enzim dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah rumah tangga terutama sampah organik yang komposisinya masih tinggi.

Dalam pembuatan eco enzim, Resiki memaparkan bahwa tidak membutuhkan lahan yang luas untuk proses fermentasi.

“Jenis sampah organik yang diolah menjadi eco enzim hanya sisa sayur atau buah,” imbuhnya.

Sedangkan fermentasi yang menghasilkan alkohol dan asam asetat yang bersifat disinfektan hanya dapat diaplikasikan pada produk tanaman karena kandungan karbohidrat di dalamnya.

Sementara proses pembusukan dan fermentasi daging berbeda dengan tanaman. Daging akan cepat membusuk dan menghasilkan patogen pada suhu yang tidak teregulasi.

“Jika ingin membuat eco enzim, atau ingin sampah organik diolah oleh agen sampah, pastikan sampah sisa sayur dan buah terpisah dari sampah organik atau non-organik lainnya. Proses fermentasi akan berlangsung beberapa bulan,” terangnya.

Selain itu, Pihaknya mengungkapkan bahwa eco enzim sangat berguna untuk menyuburkan tanah dan tanaman, menghilangkan hama, dan meningkatkan kualitas dan rasa buah dan sayuran yang ditanam.

“Larutan pembersih komersial yang ada sekarang sering kali mengandung berbagai jenis senyawa kimia yang berpotensi mencemari udara, tanah, air tanah, sungai dan laut,” tutupnya.

Sehingga penggunaan eco enzim sebagai larutan pembersih alami berkontribusi menjaga lingkungan. (cr02)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.