LPD Desa Gelgel: Jaga Kepercayaan Nasabah dan Desa Adat

Ketua LPD Desa Adat Gelgel Klungkung, Wayan Tista. (ist)

SEMARAPURA | patrolipost.com – Banyaknya keberadaan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Bali yang tersandung kasus penggelapan oleh pengelolanya menjadikan catatan bagi Pemda Bali dan Pemda Kabupaten /kota se Bali untuk ikut mengatasi persoalan pengelolaan keuangan di LPD belakangan ini. LPD yang merupakan lembaga keuangan milik desa adat ini, nampak begitu rentan terjadi persoalan penyalahgunaan wewenang oleh beberapa oknum pengurusnya. Situasi demikian juga mempengaruhi kepercayaan nasabah LPD lain, meski secara laporan keuangannya sudah sehat.

Namun berbeda dengan LPD Desa Adat Gelgel yang merupakan lembaga keuangan yang sangat luas wilayahnya dan sangat besar keuangan yang dikelolanya menjadi tantangan bagi pengurus LPD tersebut untuk selalu menjaga kepercayan nasabahnya dan Desa Adat Gelgel sebagai ownernya. Menjaga kepercayaan nasabah di tengah situasi yang sulit apalagi dengan kondisi dampak pandemi Covid-19 yang sedang melanda tanah air.

Hal itu diakui Ketua LPD Desa Adat Gelgel, Wayan Tista, Minggu (6/6). Dimana dirinya selaku ketua dan penanggung jawab LPD yang dikelolanya , menjadi salah satu tugas berat bagi pengurus LPD. Kiat-kiat untuk menjaga kepercayaan nasabah ini pun terus dilakukan bersama managemen stafnya. Berbagai upaya dilakukannya untuk menjaga kepercayaan nasabah termasuk menjaga kepercayaan dari Desa Adat Gelgel itu sendiri. Dirinya sebagai pengelola LPD Desa Adat Gelgel yang merupakan salah satu LPD terbesar di Klungkung ini, bahkan mengatur likuiditasnya hingga 20 persen, dari aturan di dalam perda 10 persen.

“Likuiditas kami atur sampai 20 persen. Sehingga dana tetap tersedia, ketika nasabah mendadak memerlukan dana di tengah situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang,” tegas I Wayan Tista, Ketua LPD Desa Adat Gelgel percaya diri.

Yang menjadi acuan sehatnya LPD yang dipimpinnya Wayan Tista memastikan dengan laporan pertanggungjawaban tidak terjadi kekeliruan, LPJ disusun setiap bulan dan selalu dikoreksi langsung oleh Prajuru Desa Adat Gelgel. Sehingga kalau terjadi kekeliruan yang bisa menimbulkan keraguan dikalangan nasabah, bisa segera diatasi dan dipastikan keuangan LPD Gelgel pasti sehat.

“Transparansi itu sangat penting. Guna menjaga kepercayaan nasabah. Nominatif keuangan harus cocok di neraca. Tabungan juga begitu. Jangan sampai ada di tilep. Saya juga selalu sampaikan, kalau ada yang ditanyakan, silahkan ke kantor. Jangan di medsos,” ujar Wayan Tista berapi api .

Dirinya sebagai motor penggerak pucuk pimpinan LPD Desa Adat Gelgel ini, selalu meminta kepada seluruh karyawan harus “ning” dan jujur dalam bekerja mengelola keuangan LPD ini. Artinya, pertanggungjawabannya bukan hanya secara sekala tetapi juga niskala, diajeng seluruh ida batara/sesuhunan di Desa Adat Gelgel ini ,agar siapapun yang berbuat melakukan penyelewengan biar mendapat ganjaran dari karma yang dilakukannya, mengingat LPD adalah lembaga keuangan milik desa adat. Dengan demikian, sejauh ini setiap pengurusnya tidak ada yang sampai bermasalah melakukan penyalahgunaan wewenangnya dalam mengelola dana nasabah.

Lebih jauh Wayan Tista yang merupakan pensiunan karyawan BRI Klungkung ini selama ini LPD Desa Adat Gelgel sudah cukup banyak meningkatkan taraf hidup masyarakat. Keberadaan LPD Gelgel sangat membantu krama dalam membangun usaha, membangun rumah dan membantu warga krama usaha lainnya, dan termasuk pembangunan didesa adat. Salah satu program yang paling dirasakan adalah membantu memberangkatkan warga ke kapal pesiar. Selain itu, juga membantu usaha UMKM desa adat setempat yang mewilayahi tiga desa dinas yaitu Desa Gelgel, Desa Tojan dan Desa Kamasan.

“Dalam situasi pandemi, memang laba menurun. Tetapi, neraca keuangan kami cukup sehat. Kami berharap pandemi ini segera berlalu, dan ekonomi masyarakat bisa pulih kembali,” pungkasnya.

Seperti diketahui Desa Adat Gelgel merupakan desa Adat terluas di Klungkung ,terdiri dari 28 Banjar Adat dengan 4.150 KK atau 12.450 jiwa. Sesuai dengan neraca keuangan LPD ini pada Juni 2021, saldo akhirnya tercatat untuk debet sebesar Rp 104.352.851.747,74. Sementara untuk kredit sebesar Rp 104.478.150.822,41. Untuk total pendapatan Rp 3.380.988.214,60. Total biaya Rp 2.734.570.025,94. Total laba Rp 646.329.188,66. (855)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.