Trisno Nugroho: Hadapi Covid-19, Digitalisasi Sebagai “Key Factor” Pariwisata

Kepala KPw Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho (Kanan) bersama Gubernur Bali I Wayan Koster serta stakeholder pariwisata di acara Konvensi III GIPI Bali.

 

Bacaan Lainnya

 

DENPASAR | patrolipost.com – Tahun 2021 bisa dikatakan momentum pemulihan ekonomi nasional, karena mulai terkendalinya penanganan pandemi melalui vaksinasi dan digitalisasi yang terakselerasi. Hal ini ditunjukkan dengan mulai dilaksanakannya vaksinasi bagi 900 ribu orang dari 3 juta orang yang menjadi target vaksin di Bali. Sedangkan digitalisasi beradaptasi dengan pola kebiasaan baru yang sesuai dengan prinsip CHSE melalui digitalisasi sektor pariwisata. Tercatat 910 usaha pariwisata telah mengantongi sertifikat CHSE.

“Terkontraksinya wisatawan yang datang ke Bali akibat Covid-19 mempengaruhi pangsa terhadap PDRB Bali sebesar 17,39 persen. Hal ini dikarenakan terganggunya kinerja Akmamin akibat pandemi Covid-19 yang melanda seantero jagat,” sebut Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Bali, Trisno Nugroho usai menghadiri Konvensi III  Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali di Gedung Bali Tourism Board (BTB) Denpasar, Kamis (20/5/2021).

Diuraikan, menghadapi Covid-19, digitalisasi yang dilakukan oleh para pelaku pariwisata menjadi sebuah kunci (Key Factors) dalam meyakinkan para wisatawan agar merasa aman sehingga dapat meningkatkan volume kunjungan dan lama berkunjung.

“Ketiga faktor kunci itu antara lain, higienis, protokol kesehatan dan digitalisasi. Higienitas dan penetapan protokol kesehatan termasuk digitalisasi menjadi kunci utama untuk membangun kepercayaan dan kenyamanan wisatawan dalam berwisata,” sambungnya.

Digitalisasi yang dilakukan oleh para pelaku pariwisata menjadi sebuah kunci dalam meyakinkan para wisatawan merasa aman sehingga dapat meningkatkan volume kunjungan dan lama berkunjung, sebut Trisno Nugroho.

Digitalisasi menjadi salah satu kunci utama untuk membangun kepercayaan dan kenyamanan wisatawan dalam berwisata. BI mendorong transaksi non tunai berbasis digital terutama yang bersifat contactless yang lebih Cepat, Mudah, Murah, Aman, Handal seperti QRIS. Penerapan ‘contactless payment’ dapat dipakai semua lini, termasuk sektor pariwisata, seperti hotel, restoran, moda tranportasi, pusat oleh -oleh, jasa pariwasata hingga ke pedagang pasar tradisional.

“Diperlukan komitmen digitalisasi di sektor Pariwisata Bali sebagai tatanan kehidupan era baru menuju pemulihan ekonomi Bali,” pungkasnya.

Nampak hadir dalam Konvensi GIPI III antara lain, Gubernur Bali I Wayan Koster, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), Kadis Pariwisata Provinsi Bali, I Putu Astawa, Ketua GIPI Bali, IB Agung Partha Adnyana serta stakeholder pariwisata lainnya. (wie)

 

 

 

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.