HUT ke-61 SOKSI: Gus Adhi, Gerakan Soksi Membangun Semangat Baru Hadapi Covid-19

Ketua Depidar SOKSI Provinsi Bali AA Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra).

 

Bacaan Lainnya

 

BADUNG | patrolipost.com – Menyambut HUT ke-61 SOKSI,di tengah pandemi Covid-19,  Dewan Pimpinan Daerah (Depidar) SOKSI Provinsi Bali, terus menggulirkan program “Gerakan SOKSI Membangun” dengan fokus pada berbagai bidang utamanya untuk membangun pertanian, ketahanan pangan, pemberdayaan UMKM, peningkatan kualitas SDM serta membantu pemerintah mempercepat penanganan pandemi Covid-19.

“Di awal tahun 2021 kami sudah luncurkan delapan aksi Gerakan SOKSI Membangun” dan program ini terus kami lanjutkan dalam rangka memperingati HUT ke-61 SOKSI,” kata Ketua Depidar SOKSI Provinsi Bali AA Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) atau kerap disapa Gus Adhi ketika ditemui usai rapat membahas agenda program kerja peringatan HUT ke-61 SOKSI, Rabu (19/5/2021).

Seperti diketahui, HUT SOKSI ke-61 kali ini  jatuh pada 20 Mei 2021 bertepatan dengan 113 tahun Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), Ormas SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) memperingati HUT ke-61.

Gus Adhi yang juga Anggota Komisi II DPR RI Dapil Bali ini mengungkapkan Ormas SOKSI adalah salah satu Ormas yang mendirikan Partai Golkar, atau dengan sebutan Tri Karya, selain Kosgoro dan MKGR. SOKSI akan terus hadir di tengah-tengah masyarakat dengan karya nyata dan inovasi.

“Semoga SOKSI sebagai salah salah pendiri Partai Golkar dapat terus berkiprah dengan karya nyata dan inovasi dalam membesarkan Partai Golkar dalam pemenangan Pileg dan Pilpres tahun 2024,” ujar Anggota Fraksi Golkar DPR RI ini didamping pengurus Baladhika Karya Provinsi Bali.

Sekilas tentang SOKSI

SOKSI lahir tepatnya pada 20 Mei 1960 sebagai panggilan sejarah untuk membela Pancasila, UUD 1945, dan keutuhan NKRI. Saat didirikan nama SOKSI memiliki kepanjangan dari Sentral Organisasi Karyawan Sosialis Indonesia.

Pada awalnya nama dan embrio SOKSI adalah Badan Pusat Koordinasi Perusahaan-perusahaan Negara (BPKPN). Saat itu pendiri SOKSI, Suhardiman menjabat sebagai Sekertaras BANAS (Badan Nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan Belanda) dan ditugaskan oleh negara untuk menasionalisasi perusahaan-perusahaan asing.

Nama SOKSI kemudian muncul pada pertemuan BPKPN di Palembang yang akhirnya moment tersebut menjadi tanggal kelahiran SOKSI. Waktu itu, Suhardiman menugaskan Adolf Rahman dan Suwignyo untuk mencari nama yang tepat untuk pergerakan mereka.

Tetapi, keduanya belum juga menemukan nama yang tepat sampai larut malam, hingga Suhardiman akhirnya menyampaikan nama SOKSI sebagai singkatan Sentral Organisasi Karyawan Sosialis Indonesia.

Maju Terus, Pantang Mundur, ‘Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe

Dalam peringatan HUT ke-61 SOKSI ini, Amatra mengajak seluruh keluarga besar SOKSI Bali selalu dekat dengan masyarakat, menginspirasi dan memotivasi masyarakat sehingga terus ada semangat baru dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang masih melanda Indonesia. Serangkaian HUT ke-61 SOKSI ini, keluarga besar SOKSI Bali juga akan melakukan kunjungan ke panti asuhan dan berbagai bakti sosial lainnya.

“Kita selain kuatkan konsolidasi organisasi hingga terbentuk kepengurusan di tingkat desa, juga matangkan program di masing-masing kabupaten/kota di Bali utamanya dalam membantu penanganan pandemi Covid-19 dan mempercepat pemulihan ekonomi,” ungkap Amatra, Anggota Komisi II DPR RI dengan lingkup tugas di bidang dalam negeri, sekretariat negara, dan pemilu ini.

Kepada kader SOKSI, Amatra yang juga Ketua Harian Depinas SOKSI ini mengingatkan agar tetap berpegang teguh terhadap spirit perjuangan SOKSI bahwa sebagai insan karyawanisme (bukan karyawan yang dapat gaji bulanan) adalah manusia yang penuh karya berbasiskan karya kekaryaan.

“Sesuai pesan pendiri SOKSI almarhum Prof Suhardiman, kader SOKSI dalam melakukan karya kekaryaan haruslah ‘Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe.’ Artinya tanpa pamrih tapi banyak berkarya. Itu selalu kita tanamkan kepada kader SOKSI untuk meningkatkan karya nyata di masyarakat, membangun pertanian, UMKM dan sektor lainnnya,” tegas Amatra yang sebelumnya bertugas di Komisi IV DPR RI membidangi pertanian, lingkungan hidup, kehutanan, kelautan dan perikanan ini.

Politisi Golkar asal Kerobokan, Badung ini juga mengingatkan kader SOKSI harus terus turun berada di tengah masyarakat untuk membumikan perjuangan SOKSI dan begitu pentingnya kehadiran Golkar di masyarakat. “Bumikan dan sosialisasikan juga keberhasilan Ketua Umum Partai Golkar Pak Airlangga Hartarto sebagai Menko Perekonomian dalam menjaga dan memulihkan perekonomian Indonesia di masa pandemi dan kita yakini beliau presiden di 2024,” pungkas Amatra lantas ditutup dengan yel-yel SOKSI “Maju Terus, Pantang Mundur!!”

Inovasi dan Karya Nyata Gerakan SOKSI Membangun

Untuk diketahui SOKSI Bali tak kenal lelah menunjukkan karya nyata dan inovasi di tengah situasi pandemi Covid-19. Kali ini lewat “Gerakan SOKSI Membangun” berbagai program pemberdayaan masyarakat diluncurkan menguatkan DNA dan identitas SOKSI dengan prinsip “Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe” atau tanpa pamrih banyak berkarya.

Sebelumnya Amatra menggeber delapan aksi “Gerakan SOKSI Membangun” sebagai bentuk inovasi dan karya nyata SOKSI Bali, apalagi di tengah situasi pandemi Covid-19 yang belum berakhir.

“Gerakan SOKSI Membangun atau GSM ini  adalah inovasi dan karya nyata SOKSI untuk selalu hadir di tengah-tengah penderitaan rakyat,” tegas Amatra.

Delapan aksi “Gerakan SOKSI Membangun” ini yang meliputi berbagai aspek atau bidang kehidupan. Pertama di aspek kesehatan, diluncurkan program asuransi SOKSI melalui program KTA (Kartu Tanda Anggota) SOKSI Berasuransi  untuk lima kelompok yakni bagi pengurus dan kader SOKSI Bali, simpatisan SOKSI, SOKSI Z (tunas muda SOKSI yang beranggotakan generasi Z mulai dari dari siswa kelas 1 SMA/SMK sederajat hingga mahasiswa perguruan tinggi semester 3) serta petani binaan SOKSI.

Program Gerakan SOKSI Membangun yang kedua menyentuh aspek ekonomi. Salah satu karya nyata yang sudah dilakukan dengan melepas ekspor perdana buah manggis ke Tiongkok sebanyak 2 ton pada Sabtu (30/1/2021). Buah manggis yang diekspor hasil panen dari bantuan bibit manggis yang diberikan SOKSI lima tahun lalu kepada petani binaan SOKSI.

Ketiga, program Gerakan SOKSI Membangun di sektor pelestarian lingkungan seperti mewujudkan pertanian yang selaras dengan alam. Amatra bersama SOKSI Bali pun terus membantu para petani subak melakukan rekayasa ekologi untuk membasmi hama tikus dengan melepas burung hantu.

Keempat, Gerakan SOKSI Membangun juga menguatkan nilai-nilai kebangsaan melalui sosialisasi Empat Pilar yakni NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika untuk meningkatkan wawasan kebangsaan masyarakat khususnya generasi muda penerus bangsa.

Kelima, Amatra menyiapkan regenerasi kepengurusan SOKSI melalui pembentukan dan deklarasi SOKSI Z (tunas muda SOKSI yang beranggotakan generasi Z mulai dari dari siswa kelas 1 SMA/SMK sederajat hingga mahasiswa perguruan tinggi semester 3).

Menariknya anggota SOKSI Z ini juga langsung dibekali proteksi asuransi SOKSI selain mereka diberikan berbagai program pembentukan karakter dan pemberdayaan hingga diajak melakukan pengabdian di tengah-tengah masyarakat.

Keenam, pada aspek sosial, SOKSI Bali bersama SOKSI Kabupaten/Kota se-Bali gencar menyerahkan bantuan pemberdayaan masyarakat melalui berbagai bantuan. Diantaranya, bantuan 20.000 bibit unggul, bantuan dua unit perahu SOKSI kepada dua kelompok nelayan budidaya rumput laut di Nusa Lembongan, Kabupaten Klungkung.  Kemudian penyerahan bantuan lima unit motor roda tiga serta bantuan  Rp 250 juta berupa bantuan ekonomi produktif kepada lima kelompok penyangga hutan.

Ketujuh, Gerakan SOKSI Membangun juga fokus membangun sektor pertanian khususnya juga menggelorakan pertanian organik. Amatra bersama SOKSI menyerahkan bantuan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) bagi sejumlah kelompok tani (Poktan)

Kedelapan, Gerakan SOKSI Membangun juga menyentuh peningkatan kualitas SDM khususnya pula SDM pertanian. Upaya ini dilakukan salah satunya dengan mendorong terbentuknya  bengkel alsintan (alat mesin pertanian).

Para kelompok  tani yang mendapatkan bantuan alsintan diedukasi dan dilatih agar mampu mendirikan bengkel alsintan sebagai salah satu bentuk unit bisnis dari UPJA  (Usaha Pelayanan Jasa Alsintan) untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Dengan adanya bengkel alsintan diharapkan dapat menarik minat anak-anak muda untuk ikut mengambil peranan di bidang pertanian, khususnya pengelolaan jasa alsintan. (wie)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.